Chap 1

317 43 91
                                    

"Hm? Apa ini yang terselip?" Sesosok pemuda menarik secarik kertas yang ternyata berisi sebuah foto lama.

"Kayaknya, aku ingat foto ini ... " Sang pemuda tersenyum memandangi foto tersebut.

.

.

"Hey ..." Sepasang iris biru langit menyapa sang pemilik manik caramel yang bermain ayunan di taman sore itu.

"Hmm?"

"Boleh main sama kamu nggak?"

"Hm? Anak baru ya?" Sang pemilik manik karamel menatap anak lelaki itu kebingungan.

"Yups! Aku baru pindah hari ini. Bunda sama Ayah lagi sibuk pindahan, jadi aku ke taman deh."

"Oh gitu ..." Suara anak beriris caramel lirih namun masih dapat terdengar.

"Kalau gitu ... Ayo main!" Sang anak beriris secerah langit menarik pergelangan tangan sang pemilik manik karamel menjauh dari ayunan yang dinaikinya.

"Eh!? Tunggu!"

"Ahahahahaha ... "

Mereka bermain bersama, saling canda tawa bersama tanpa mengetahui nama masing-masing. Di hari ketiga pertemuan mereka, kedua bocah 5 tahun itu baru menanyakan nama masing-masing.

"Oh iya! Nama kamu siapa sih?" Sang anak beriris biru pun bertanya.

"Eh? Kita belum kenalan ya?" Netra karamel kaget.

"Belum tau. Masa dari kemarin aku manggilnya 'Hey kamu' terus sih!?"

"Ahahahahahaha ..." Gelak tawa mereka begitu renyah seperti anak-anak pada umumnya.

"Namaku Ryuu. Kamu?"

"Andi! Hehehehe ..."

"Nama yang bagus."

"Oh iya! Ryuu punya adik nggak?"

"Enggak,"

"Andi punya, namanya Alia. Masih kecil, kalau ngomong lucu banget. Ryuu udah liat kan kemaren?" Andi memulai kisahnya penuh semangat.

"Jadi namanya Alia?"

"Iya!"

Ryuu ber-oh pendek. Lalu melayangkan sebuah pertanyaan. "Andi sekolah?"

"Kata Bunda sekolahnya mulai besok . Aku kan baru pindah," cengir Andi lebar.

"Oh iya, ya,"

"Ryuu sekolah ya?"

"Iya. Kelas A besar di TK," cerita Ryuu.

"Gurunya baik nggak? Disekolah yang lama, aku punya guru yang suka marah-marah," gerutu Andi. "Nggak suka!"

Ryuu berfikir sejenak. "Nggak. Disana gurunya baik kok. Ada Bu Mawar yang selalu bagi cokelat, Bu Ayu lucu.. terus temen-temennya juga baik kok!"

"Waah,"

"Pokoknya Andi harus sekolah di TK-ku ya." Senyum Ryuu.

"Hum!" Andi mengangguk. "Ryuu tiap hari main kesini?"

Ryuu mengiyakan. "Soalnya bosan dirumah nggak ada teman. Nanti juga dijemput mama kayak kemaren,"

"Hooo,"

"Besok main lagi ya!"

"Iya!"

.

.

Bila teringat masa lalu sejak kepindahan Andi, hari-hari damai itu dimulai. Aku tak pernah ingat merasa kesepian waktu itu.

Dan, satu hal yang paling kuingat diantara semua kenangan yang pernah kita buat. Janji itu.

Light for The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang