1. Frisilla Oktaviani

17 4 3
                                    

Seorang gadis berjalan di koridor dengan nafas yang memburu. Dia, Frisilla Oktaviani si gadis pembuat onar di SMA Bumantara.

"Frisilla jangan kabur kamu!" teriak seorang guru laki-laki sambil mengejar Frissila. Namanya, pak Asep. Yaitu, guru piket SMA Bumantara yang parasnya tampan.

"Bapak ngapain ngejar-ngejar saya pak? Pak Kasep naksir saya ya," jawab Frisilla menolehkan kepalanya ke arah guru itu sambil tetap berlari.

"Sembarangan kamu ngomong! Cepat selesaikan hukuman kamu terlebih dahulu!"

"Nanti aja Pak Kasep, yaa. Silla yang cantik." Frisilla tertawa, sambil terus menambah kecepatan larinya.

"Dah sayang ku." Frisilla melambaikan tangannya sambil melakukan fly kiss pada pak Asep dan kemudian kembali berlari kencang.

"Awas kamu!" Pak Asep berhenti lalu mengatur nafasnya.

"Itu anak terbuat dari apa sih?! Nakalnya ga ketulungan!"

Frisilla terus melangkahkan kakinya menuju kelas 11 IPS 3. Dia tak memedulikan tatapan orang-orang yang menyibirnya.

"Pagi Silla," sapa sahabatnya yang sudah ada di kelas mereka.

Namanya Adinda Sri Puspita berwatak kebalikan dengan Frisilla yang bar-bar dan sering membuat onar.

Frisilla tidak menjawab, ia hanya diam. Berusaha mengatur deru nafasnya.

huh huh

"Abis maraton ya?" Adinda menatap Silla dengan tatapan aneh.

"Abis nyuci gue," ujar Frissila sambil duduk di bangkunya.

"Ya iyalah habis maraton, lagian gue dikejar-kejar sama Pak Kasep."

"Gila lo Sill, namanya Pak Asep. Parah lo ngeledekin guru terus."

"Eh, gue bukan ngeledekin. Tapi, ngomong yang sebenernya tau, 'kan secara Pak Asep itu ganteng, yaudah gue namain Pak Kasep," ujar Silla sambil mengambil makanan ringan dari dalam tasnya.

"Mau gak?" tawar Frisilla sambil menyodorkan Chiki piatos nya kepada Adinda.

"Mau dong!" Adinda mengambil beberapa keripik lalu memasukkan nya kedalam mulutnya.

"Eh emang kenapa lo dikejar-kejar Pak Asep?"

"Nwakswir gwue kwalwi," jawab Frisilla sambil mengunyah makanannya, dan nyengir tidak jelas.

"Pede lo hahaha."

"Eh, gue ma--." ucapan Frisilla harus terpotong karena suara bel

Kriing kriiing

Baru saja Frisilla berkata akan bolos lagi di acara Jum'at bersih. Pas sekali dengan suara bel yang berbunyi.

"Eh awas lo bolos mulu, ga bosen apa dapat hukuman terus?"

"Seru tau, makanya sekali-kali cobain Din, ketagihan iya lo, hahah."

Adinda mengerucutkan bibirnya, lalu berdiri membereskan bajunya yang sedikit berantakan.

"Enggak ah. Ngikutin lo, sama aja  ngikutin setan."

Frisilla malah tertawa sambil membereskan chikinya, lalu dia bawa ke dalam kantung roknya.

"Yuk!" Ajak Frisilla yang membuat Adinda ragu untuk mengikutinya keluar.

"Sill, lo beneran ikut JumSih 'kan?" tanya Adinda ragu.

"Hmm, udah diem aja."

"kok firasat gue ga enak ya?" batin Adinda.

"Sill, lo mau ajak gue kemana? Perasaan ke lapangan jalan nya kesana woi!" Adinda mulai curiga kepada Frisilla.

When You TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang