2. Gara-gara kecoa

6 3 5
                                    

"Oh lo yang namanya Frisilla, cewek bar-bar aja bangga."

"Cowok datar aja kok dibangga- banggain!"

*****

Frisilla terus melangkahkan kakinya meninggalkan Ardha, namun detik berikutnya ia kembali membalikan badannya.

“DASAR KETOS SOMBONG!!” teriak Frisilla disertai tawa nya yang berbahak-bahak.

Seluruh siswa SMA Bumantara yang ada di tempat itu sudah menatap Frisilla dengan tatapan yang beraneka ragam. Namun, Frisilla tidak peduli akan hal itu. Ia melangkahkan kakinya mundur, hingga ia tak sadar bahwa ada seseorang berdiri di belakangnya, dan mampu menghentikan langkahnya.

Frisilla membalikan badannya, terlihat sosok pria bernama Angga Mahesya yang tersenyum miring ke arahnya. Dia adalah salah satu pria yang sangat menyukai Frisilla di SMA Bumantara.

“Ngehalangin jalan gue aja lo!” ucap Frisilla dengan wajah kesalnya. Tentu saja, tawanya sudah reda dari awal mula ia menghentikan langkah mundurnya.

"CILUK... BAA." Angga menutup wajahnya dengan telapak tangan, dan kemudian membukanya.

Frisilla mengerutkan dahinya.

“HAI NENG SILLA!! APA KABAR? NENG SILLA BAIK-BAIK AJA KAN?” kata Angga dengan teriakan andalannya.

“Gue baik baik aja, apa lo nanya nanya? Naksir ya?” Frisilla terkekeh pelan. Huek.. huek

“IYA DONG!! ABANG ANGGA GITU LHOH!!”

Frisilla melangkahkan kakinya seraya berucap, “ya... secara 'kan gue itu cantik, imut, manis, lucu, ba—.“

BUGH...

Frissila terjatuh karena ia tidak sadar bahwa di hadapannya terdapat sebongkah kayu.

“Auh...,” ringgisnya.

Suara gelak tawa siswa meramaikan suasana lapangan saat itu.

“NENG SILLA GAPAPA 'KAN? BIAR ABANG ANGGA AJA YANG NOLONGIN.” Angga beraih tangan Frisilla, membatunya untuk berdiri.

Frisilla berdiri dari duduk nya, membersihkan bajunya yang sedikit kotor, “untung gue nggak malu,” gumannya.

“ADA YANG SAKIT NGGAK?” tanya Anggga heboh.

“Ada,” jawab Frissila.

“MANA?”

“Ini,” Frissila mengarahkan jari telunjuknya ke kepalanya. Seraya memperlihatkan giginya.

Angga menatap Frissila, “OTAK NYA SENGKLEK?”

“Kualat kan lo? Jadi cewek jangan narsis makanya!” kata Ardha tiba-tiba dengan senyum smrik-nya.

Friisilla diam, tidak menjawab ucapan mereka.

“OMG!!! SILLA? KAMU  KENAPA? ABIS MAIN TANAH? ATAU EMANG JATOH?” pekik seorang gadis seraya berlari ke arah Frisilla.

Namanya, Veoni Dinastia si cewek knalpot SMA Bumantara.

“Gue abis rebahan barusan, jadi baju gue kotor! Ish,” jawab Frisilla malas.

“KAMU GILA? ATAU EMANG NGAK WARAS?! MASA IYA KAMU REBAHAN DI LAPANGAN?”

“HEH?!! LO NGATAIN ENENG SILLA GILA DAN NGGAK WARAS?! HEH, YANG GILA ITU LO!! ONI,” Angga menjawab ucapan Veoni dengan teriakan ala-ala Angga.

“BELAIN AJA TERUS TUH SI SILLA!! AKU ENGGAK!! KURANG APA SIH AKU? CANTIK UDAH, BAIK UDAH, MAN—.“ 

“CEWEK KNALPOT!! LO NGAPAIN SIH IKUT-IKUTAN?! INI ITU URUSAN GUE!! GUE LAGI KONSER NIH DI LAPANGAN! 'KAN KALI AJA GUE DI PANGGIL PAK KASEP LAGI! HAHAHA,” potong Frisilla dengan tawa yang berbahak-bahak. Kemudian, ia melangkahkan kakinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When You TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang