#1. Awal

26 4 0
                                    

Gadis dengan rambut indah yang bergelombang itu, nampak asyik menyusun buku-buku dalam etalase yang berada di sudut kamarnya. Sesekali terdengar ia bersenandung dengan suara yang begitu merdu. Beralih dari buku bukunya ia langkahkan kaki jenjangnya ke arah balkon untuk menghirup udara segar di pagi hari yang menurutnya memberikan energi positif untuk memulai aktifitas. Dirasa cukup, gadis itu segera beranjak dari kamar yang bertuliskan 'I am Nala' pada papan kecil yang menggantung di pintu kamar itu. Yah, Gadis itu Kyasha Nala Megantara, gadis cantik dan manis yang kerap disapa Nala oleh orang-orang.

" NALA!! " Teriak seseorang menghentikan langkahnya yang berada di ujung tangga. Tanpa menunggu lagi, segera ia menghampiri sumber teriakan itu.

" Ada ap-- " belum sempat menyelesaikan perkataannya, ia dibuat terkejut dengan benda melayang di hadapannya.

PRANG

" Ada apa Nala? " Tanya seseorang yang baru saja datang karena mendengar suara barang pecah.

" Diamlah kau, jangan ikut campur. " ucap papaku, orang yang melemparkan benda itu.

" Tapi Pa-- " ucapannya terhenti karena cekalan tanganku di pergelangannya. Aku berniat membuatnya tidak bicara lagi, karena aku tahu ini akan berakhir seperti apa.

" Kubilang diam. Apa kau tahu apa yang dilakukannya? jawab? " ucap papa dengan nada tinggi.

Papaku tersenyum sinis seraya menatapku tajam " Biar ku beritahu. Pertama, dia melewatkan les renang nya. Kedua dia melewatkan dua kali berturut-turut les beladirinya. Lalu, apa kau tahu dia selama ini tak tahu menahu masalah bela diri, sedangkan ia sudah hampir sebulan mengikuti les nya. apa kau tahu dia membuang uang ku sia-sia. Tak tahu diri. " jelas papaku yang membuat aku semakin tertunduk seraya menahan tangis.

" Pah, sudah kukatakan Nala tak ingin mengikuti apa yang tidak dia inginkan. Aku mohon sama papa, berhenti paksa Nala melakukannya.  " bela seseorang di sampingku.

" Jika begitu, biar kau yang melakukannya Nathan. " suruh Papa dengan wajah menunjukkan seringaian.

" Ti-- tidak, B-- bang Nathan tidak boleh melakukannya. " cegahku segera dengan terbata bata. Aku tak ingin kakakku, orang yang berdiri sambil menggenggam erat tanganku ini melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Dia Kyasha Nathan Megantara, kakakku yang paling mengerti aku. Dia yang selalu ada disampingku, dia orang yang selalu memberikan kasih sayang yang seharusnya orang tua berikan, jika Bukan dia siapa lagi yang peduli padaku. Dan aku pun tak mau Ia melakukan apa yang sudah Seharusnya aku lakukan untuk membalas segala yang kakak ku berikan untukku.

***
Setelah drama pagi yang terjadi, disinilah sekarang aku berada. Tempat yang selalu aku jadikan tempat pelarian saat keaadaanku tidak baik baik saja. Semilir angin yang menerpa wajahku, membuat helaian anak rambut dikening ku terhempas tak menentu kesegala arah. Hamparan air yang begitu luas akan memanjakan indra penglihatan siapapun yang melihatnya. Danau yang berada tak jauh dari rumah ku inilah yang menjadi tempat aku menenangkan diri.

Asyik dengan dunia khayalku, membuatku tak menyadari kedatangan seseorang yang kini tengah memperhatikanku yang menatap ke arah danau dengan tatapan kosong. Hingga suara deheman membuatku tersadar.

" Khem " dehem seseorang membuat ku menoleh terkejut.

" Abang, abang ngapain disini? " tanya ku menyadari jika kakak ku lah -Nathan- yang duduk disampingku.

" Gabaik La, melamun disini. " ucap dia menghiraukan pertanyaanku.

" Nala ga melamun kok bang, Nala cuman lagi mikir. " elak ku.

" Mikir apa sih La, sampe abang perhatiin kamu ga sadar sadar. " tanya Nathan kembali.

" Nala cuman lagi mikir. Apa yah hadiah yang cocok buat abang nala yang paling tampan ini, heum " ucapku dengan nada menggoda nya.

Nathan terkekeh geli mendengarnya " Ada ada saja kau ini. Abang ga mau hadiah dari Nala, jika itu membuat nala kebingungan memikirkannya. "

Kuhiraukan perkataannya, yang kulakukan adalah mendekat padanya dan segera memeluk erat tubuh tegap yang berada di depanku ini. Kusembunyikan wajahku di dada bidang milik abangku, saat kurasa usapan lembut di pucuk kepalaku.

" La " panggil Nathan.

" hmm "

" Abang minta maaf ya " ucap Nathan membuatku mendongakan wajah keatas, menatap mata Nathan yang memang sedang menatapku kembali.

" Nala gasuka abang minta maaf. Abang ga buat kesalahan apapun, jadi jangan meminta maaf. " ucapku seraya memalingkan wajah kearah lain.

" Tapi La, ini semua terjadi karena abang. Coba saja abang tak perlu terlahir kedunia, mungkin kam--- "

" Nala pun tak akan terlahir. Ia kan? Abang kita ini kembar, kalo abang ga lahir mana mungkin nala pun lahir. " ucapku diiringi dengan tawa renyah.

" Kamu ini, abang serius La. " ucap Nathan sesekali dengan mencium puncak kepalaku dengan sayang.

" Nala juga serius, udahlah bang, nala gasuka kita bahas ini terus. Sekarang mending kita bahas nasi goreng mang mono yang di depan komplek. " ucapku dengan cengiran khas seorang Nala megantara.

Hanya kekehan sang abang yang ku dengar. Untuk alasan apapun itu, aku tak akan pernah suka jika ada yang memaksakan hal tak seharusnya kepada abangku ini. Saat seorang gadis kebanyakan seharusnya dapat merasakan kasih sayang utuh dari orangtuanya, aku salah satu orang yang tidak beruntung dapat merasakannya. Namun, karena abangku ini lah aku merasakannya. Aku, gadis manja yang begitu feminim, dituntut tuk jadi gadis pemberani yang kuat dan tak pernah lemah. Hanya memiliki seorang lelaki tampan nan perhatian yang menjelma menjadi sesosok abang, bahkan ayah dan ibu dalam sekaligus.

***

Hallo gais, gimana ceritaku ini? Ini memang pengalaman baru aku menulis. Untuk itu jika kalian suka bahkan menarik, boleh kalian vote dan komen cerita ini untuk bentuk dukungan kalian buat aku yang baru mulai nulis. 😅😊
Thanks.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang