jisung dan saeron berjalan beriringan menuju halte bus yang tidak jauh dari kampus, cukup lama keheningan menyelimuti suasana mereka,
kemana perginya perdebatan yang selalu mereka?, pada dasarnya mereka adalah teman baik, hanya saja mereka lebih sering berbeda pendapat dan selalu ingin menang sendiri, dan untuk saat ini mereka tidak memiliki sesuatu untuk diperdebatkan.
Setibanya mereka dihalte bus saeron segera mendudukkan dirinya dan jisung berdiri disampingnya, "kenapa hanya berdiri?", saeron menatap heran ke arah jisung yang hanya berdiri, kursi di sebelahnya jelas masih kosong dan hanya ada beberapa orang dengan pakaian formal yang duduk sedikit jauh darinya, "hanya ingin" mendengar jawaban singkat jisung ia hanya bisa mengangguk,
"Hey jika hyunjin tetap tidak menginginkanmu aku bisa menerimamu" Ucap jisung santai seraya memberikan ponsel dan headsetnya pada saeron, secara tidak langsung menyuruh temannya itu untuk mendengarkan musik saja,
"tapi aku alergi tupai gadungan sepertimu"
"kucing baik tidak boleh bicara kasar pada majikannya"
"mau ku pecat jadi temanku?"
jisung terkekeh kecil, membiarkan saeron menggunakan ponsel miliknya, lagipula mereka selalu berbagi hal kecil walau terkadang sambil memaki satu sama lain, jisung mengulurkan tangannya ke arah saeron, dan memberi isyarat meminta sesuatu dari gadis itu, ia menunjuk ponsel miliknya yang berada di genggaman saeron, dan seolah mengerti saeron langsung mengeluarkan ponsel dari ranselnya dan memberikannya pada jisung.
"lain kali jangan lupakan powerbank mu"
Jisung segera mengeluarkan powerbank miliknya dan menghubungkannya pada ponsel saeron yang kehabisan daya,
Mereka sangat manis kan?, mereka memang manis saat tidak ada hal yang perlu diperebutkan..
.
.
.
.
.
Tak lama bus yang mereka tunggu datang, jisung membiarkan saeron memasuki bus terlebih dahulu, setelah memastikan saeron mendapat tempat duduk ia segera mengambil tempat disamping gadis tersebut,
kedua maniknya sekilas melirik ke luar jendela kemudian melirik ke arah saeron yang kembali sibuk dengan ponselnya, jisung menghela napas lega, ia memilih berpura-pura tidak tau dengan apa yang dilihatnya sampai bus yang mereka tumpangi mulai melaju.
.
"dia hanya temanmu tapi bisa menjagamu dengan sangat baik"
hyunjin tersenyum kecil sebelum ia menghubungi bangchan meminta untuk dijemput..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
"pagi oppa, pagi jeongin_ah"
"pagi saeron_ah"
"pagi nuna"
"kau akan ke tempat seungmin?"
saeron hanya mengangguk menanggapi pertanyaan changbin, ia menyiapkan makanan untuk kedua sepupunya,
"kenapa tidak menyuruh seungmin hyung kemari saja?" sahut jeongin yang masih fokus pada makanannya,
"dia pasti masih tidur sekarang ini, sekalian aku akan membangunkannya"setelah puas dengan bekal buatannya yang tertata rapi ia langsung meraih tas kecilnya dan berpamitan,
"tunggu, biar aku mengantarmu sekalian mengantar jeongin ke sekolah"
changbin segera menyelesaikan sarapannya begitu juga dengan jeongin..
.
"hari ini kau akan ke kampus dengan seungmin lagi?, tidak mau aku menunggu kalian dan pergi bersama saja?" tawar changbin tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan didepannya
saeron menggeleng, "jeongin harus segera berangkat jika tidak ingin terlambat, lagi pula nanti felix juga akan datang"
setelah sampai didepan sebuah bangunan apartemen mobil yang dikendarai changbin perlahan berhenti, saeron segera berpamitan dan keluar dari mobil,ia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan tersebut, tangan kanannya sibuk dengan memegang kotak bekal sementara tangan kirinya sibuk mengirim pesan pada seungmin berharap pemuda itu terganggu dengan dering ponselnya dan segera bangun dari tidurnya.
.
saat ia hampir sampai di depan apartemen seungmin dilihatnya seseorang yang dikenalnya, kedua kakinya menlangkah perlahan,
.
"hwang hyunjin"seseorang yang sejak tadi berdiri di depan pintu apartemen seungmin itu langsung menolehkan kepalanya dan sedikit terkejut melihat kehadiran saeron, "kenapa kau disini?"
"aku memang selalu kesini"
"untuk apa?"
"memastikan seungmin tidak melewatkan sarapannya"
hyunjin terdiam dan memperhatikan gerak gerik gadis disampingnya, ia terkejut kala melihat saeron dengan mudah menekan beberapa digit angka untuk membuka pintu apartemen seungmin, "kau tau passwordnya?, jisung dan felix bahkan tidak tau"
setelah pintu terbuka saeron langsung masuk ke dalam apartemen tersebut dengan hyunjin yang mengekorinya,
"kau sudah sarapan?" tanya saeron seraya meletakkan bekal yang ia bawa dimeja makan, hyunjin tidak menjawab dan hanya memperhatikan saeron yang sibuk mengambil peralatan makan, "sepertinya kau sangan hapal dengan tata letak tempat ini"
Saeron tersenyum kecil mendengarnya,"setiap hari aku kemari untuk mengantar sarapan dan terkadang memasak disini untuknya"
"hubunganmu terlihat sangat dekat dengannya"
"hubunganku dengan seungmin, bukankah bukan hal yang wajib kau ketahui?"
jawaban saeron kembali membuat hyunjin diam, benar apa yang saeron katakan, bagaimanapun hubungan mereka bukanlah sesuatu yang bisa hyunjin sesuka hati, ia juga sadar tidak bisa berkata tidak suka ataupun tidak terima tentang apapun hubungan saeron dan seungmin,hyunjin tidak berhak, setelah kejadian dimana ia mempermainkan kim saeron, ia tidak boleh tidak suka dengan kedekatan saeron dengan yang lain, hyunjin yang sudah mendorong saeron menjauh darinya, jadi ia tidak boleh menariknya mendekat lagi.
"makanlah terlebih dahulu, seungmin pasti masih tidur aku akan membangunkannya"
saeron membuka bekalnya, memberi hyunjin sumpit dan sendok.
sepeninggal saeron, hyunjin menatap ke arah bekal dihadapannya, menyumpit telur gulung dan memakannya perlahan,"Aku iri, beruntungnya kim seungmin itu"
hyunjin tersenyu miris dan memilih melanjutkan makannya sambil menunggu saeron yang sejak tadi belum keluar dari kamar seungmin."aku akan lebih egois setelah ini"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
maapkan author kalok masih nemu typo, sesungguhnya author human biasa (づ ̄ ³ ̄)づTBC.......