Eating Ice Cream on a Hot Day

38 6 0
                                    

Jisung terduduk sendiri di apartemen kecilnya. Menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong dan sebuah cutter di genggaman.

Hari ini langit sedang menangis. Mungkin langit tau bagaimana perasaan Jisung saat ini.

Sedih. Kacau. Keduanya bercampur jadi satu. Mau menangispun rasanya sudah tidak bisa karena terlalu sering. Kadang Jisung berharap jika dirinya adalah langit yang dapat terus menangis tak peduli sudah sebanyak apa air matanya jatuh.

Ponsel Jisung bergetar menampilkan sebuah notifikasi dari nomor yang tidak ia kenal.

'Jangan lupa untuk membuka satu kertas dalam toples yang kamu dapatkan hari ini. Jangan bersedih.'

Ah, toples itu. Hari ini ketika membuka loker, alih-alih tumpukan sampah, Jisung justru menerima sebuah toples mungil berisikan beberapa kertas yang digulung kecil-kecil. Disisi toples itu tertulis,

'your 13 reasons to live. 1 day 1 reason'.

Jisung meraih toples yang berada di sebelah ponselnya dan mengambil satu gulungan kertas bergambar angka satu.

Eating Ice Cream on a hot day.

Bicara tentang es krim, Jisung sangat menyukainya. Bagaimana es krim yang dingin tetap bisa terasa lembut dan bagaimana dinginnya es justru dapat mencairkan moodnya yang kaku.

Es krim itu seperti hadiah dari Tuhan.

Jisung ingat ketika ia kecil ia suka sekali menyisihkan sebagian uang jajannya untuk membeli es krim di perjalanan pulang. Tentu saja tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Jisung itu saking sukanya dengan es krim, dia sampai rela menerobos hujan hanya untuk mendapatkan es krim kesukaannya.

'Bu, es krim ku yang warna-warni itu sudah habis?'

'Sudah habis, sayang. Kemarin itu yang terakhir.'

'Yahh. Padahal hari ini aku belum makan.'

'Besok saja ya ibu belikan. Sekarang hujannya sedang deras dan anginnya cukup kencang. Jisung juga di rumah saja ya, nak.'

'Eungg ....'

Kepala Jisung mengangguk mengiyakan, tapi tidak dengan hatinya. Jisung sudah seperti baterai yang setiap hari harus diisi ulang dengan sebungkus es krim.

Hari berganti sore, tapi hujan tidak juga berhenti. Bedanya, kali ini tidak ada angin kencang yang turut hadir bersamaan dengan hujan itu.

'Bu, hujannya lama sekali. Apa langit ikut sedih ya karena Jisung tidak bisa makan es krim hari ini?'

Ibu terkekeh kecil mendengar penuturan anaknya, ' Tidak, sayang. Itu karena langit sudah lama tidak bersedih. Sehingga hari ini langit menumpahkan segala kesedihan yang sudah ia pendam selama berbulan-bulan.'

'Kalau Jisung sedih, biasanya Jisung memakan es krim. Mungkin langit butuh es krim juga agar berhenti menangis!'

'Biarkan langit menuntaskan kesedihannya, setelah itu kamu boleh memberikan es krim kepada langit. Oke?'

'Oke, bu.'

Jisung kecil tetaplah Jisung. Jisung yang keras kepala dan menyukai es krim.

Saat ibunya menyiapkan makan malam, Jisung diam-diam keluar menuju minimarket terdekat menembus hujan.

Anak kecil di tengah hujan berjalan pulang sambil menikmati sebungkus es krim di tangan, tentu saja yang menanti adalah demam dan celotehan ibunya.

Jisung tersenyum setelah sedikit mengingat masa lalu. Andai saja Jisung bisa mengulang waktu, ia sangat ingin kembali ke masa-masa itu. Dimana dirinya hanyalah seorang anak kecil yang hidupnya berputar disekitaran es krim, permainan, dan kasih sayang ibunya.

Jisung beranjak dari duduknya, meletakkan gulungan kertas kecil tersebut dalam wadah lain agar tidak bercampur dengan yang belum dibuka. Kakinya melangkah mendekati meja belajar, mengambil jaket yang tersampir di kursi serta dompet yang ia letakkan di atas meja. Tujuannya kali ini hanya satu, membeli es krim favoritnya.

Terimakasih untuk toples kecil itu.
Hari ini nyawa Han Jisung tidak ikut larut bersama air hujan.

---------



writer's note: terima kasih sudah membaca bagian pertama dari kisah ini. kalian juga bisa tulis alasan kecil lain yang bikin kalian masih bertahan sampai sekarang untuk dijadikan ide dan dimasukkan dalam cerita!

terima kasih sudah menjadi kuat dan bertahan hingga detik ini.

13 Reasons to Live | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang