Lareina Nareswari adalah seseorang yang periang dan pemimpi yang tinggi.Dia tidak akan menyerah dengan semua kekurangannya dan terus bermimpi hal hal yang mustahil ia gapai.
Sebuah cahaya fajar menyinari kamar gadis itu,ia bahkan sudah terbangun dari tadi.Karena dia harus bersiap untuk pergi,jika ingin mewujudkan mimpinya.
Gadis itu menatap ke kaca,mengusap mahkota plastik pemberian neneknya,kini dia hidup sendiri.Sulit memang tinggal sebatang kara dan harus menghidupi kehidupannya sendiri.Kalau kalian bertanya dimana ayah dan ibunya,maka jawabannya adalah mereka sudah bahagia di tempat yang lebih baik.Iya,orangtuanya telah tiada,karena tragedi yang mengerikan itu.
Gadis itu pergi menuju ke sebuah rumah mewah,kemudian dia pergi menuju ke dalam rumah tersebut.Dia memang harus bekerja sebagai pembantu untuk meneruskan kehidupannya.Tangan kasarnya kini kembali memegang pakaian pakaian kotor itu,dia kemudian harus memenuhi permintaan para majikannya.Mulai dari memasak,menyapu,mengajari anak mereka bahkan tak jarang memperbaiki barang mereka.Itupun bukan pekerjaan tetapnya.Keluarga kaya itu terlalu pelit untuk sedikit memberi makan pembantunya.
Sudah pukul setengah tujuh,seseorang dengan rambut sepunggung itu melangkahkan kai ke sekolah.Itupun ia juga dibantu oleh beasiswa yang diberikan pamannya.
Pamannya pun juga tidak mau menanggung hidupnya,pamannya sudah membantu gadis itu hanya lewat beasiswa di sekolah yang terkenal itu.Walaupun untuk membayar beasiswa nya terkadang dia harus memberikan upah hariannya kepada pamannya.
"Reina!" terdengar suara bernada riang yang memanggilnya.
"Hai,Darice.apa kabar" sapa Reina riang.
"Aku baik kok,gimana lo, gak pergi ke rumah itu lagi kan hari ini?"tanya Darice.
" Emm,gak kok Dar"Bohong Reina.
"Lo bohong,Reinaa kan gw udah bilang jangan kesana lagi.Mereka itu gak menghargai lo sama sekali,jadi buat apa lo disana?" Darice langsung memberikan banyak omelan kepada Reina.
"Iya,iya maaf.Jadi udah ya jangan bahas itu lagi.Mendingan kita ke kelas" Reina berusaha menghindar
"Yaudah deh iya" jawab Darice pasrah.
Darice adalah salah satu orang terbaik yang pernah ditemui oleh Reina.Dia sama sekali tidak pernah memandang hina Reina,dan tulus berteman dengannya.Walaupun orang tua Darice tidak menyukai Reina.Memang Reina dan Darice berbeda kasta,Tapi persahabatan mereka tetap indah.
Pelajaran di kelas telah selesai.Akhirnya istirahat pun telah tiba.
"Parah sih tadi pelajarannya,
Susah banget parah"Darice mengeluh" Kok bisa sih lo tadi selesai duluan?"tanyanya lagi
"Ya kan tinggal kamu tambahin aja tadi yang-" Ucapan Reina terpotong
"Eittttt,udah ya Reina gw udah paham jangan diterusin,pusing gw.masa dari tadi bahas pelajaran mulu sih" gerutu Darice
"Lah bukannya tadi dia yang nanya ya" batin Reina.
Ponsel Darice tiba tiba berdering.
"Eh bentar ya Na,gw mau ngangkat telfon dulu.Ntar gw nyusul dehh" Darice pergi kembali ke kelas.
Dengan badan yang lemas Reina pergi ke kantin.Sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Za,kamu jahat ya!" Seseorang berteriak.
"Yaudah,emang kenapa" Sahut lawan bicaranya.
Tiba tiba terlihat seorang pria pergi menjauh dari tempat itu,Reina yang dari tadi mengintip dari balik tembok hanya diam.
"Dasar lo ya!"teriak seorang gadis.
" Ini semua gara gara lo tau gak!"bentak gadis itu kepada Reina.
"Sa,kamu kenapa ngebentak aku" jawab Reina.
Plakk!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Reina. Reina mengusap pipinya yang memerah.
"Sa,lo apa apaan sih"bentak Darice yang tiba tiba sudah berada di sana.
" kalo lo gak pergi sekarang juga,lo bakalan hidup menderita"ancam Darice, matanya terlihat menyeramkan.Kali ini Darice benar benar murka.
Akhirnya gadis itu pergi meninggalkan Darice dan Reina.
"Lo gapapa" tanya Darice.
"Reina gak papa kok" Jawab Reina.
Darice memeluka sahabatnya itu.Dia berbisik
"Harusnya tadi gw gak ninggalin lo"
Reina kembali harus bekerja,saat siang hari dia bekerja di sebuah cafe sebagai pelayan.Satu demi satu pelanggan masuk dan keluar dari cafe tersebut.Akhirnya Reina pergi pulang ke rumah.
Saat Reina berjalan pulang dia menyempatkan untuk duduk di bangku taman,Dia juga menemui anak anak yang mengamen di jalanan.Sekedar menyisihkan beberapa rupiah untuk mereka,sudah membuat Reina merasa tenang.Senyumnya mengembang.Terkadang saat cafe libur dia juga mengajari anak anak tersebut,bermain berasama mereka.
"Ka Reina gak pulang" seorang anak duduk di dekat Reina.
"Nanti aja,kan kaka mau temenin Angel dulu" jawab Reina lembut.
Angel adalah salah satu dari mereka yang dekat dengan Reina.Dia juga hidup sendiri dan harus mengamen untuk diberi makan oleh preman jalanan.
Akhirnya langit mulai mendung,Reina memutuskan untuk pergi dari sana dan pulang.Namun ditengah perjalanan dia dikejutkan oleh seorang preman yang mengambil tasnya.
"Tolong!,tas saya dicuri"Reina berteriak sambil mengejar pencuri itu.
" Tolong,Tolong"Reina terus berlari sambil berteriak.
Mungkin pengaruh lemas,karena belum makan dari tadi.Reina tidak bisa berlari lebih jauh dan tetjatuh.
Kini dia hanya bisa meratapi nasibnya.Memikirkan apa yang dia bisa berikan kepada pamannya hari ini.Pasti dia akan dibentak dan dimaki oleh pamannya.
Sekarang dia menangis tersedu,di tengah jalan.Dia tidak peduli apa yang dipikirkan oarang,saat melihat seorang gadis sedang menangis di tengah jalan.
Reina larut dalam tangisannya sampai ada sebuah suara.
"Hey" seseorang menepuk bahu Reina.
Mata Reina,melihat sebuah tangan terulur.Mengajaknya berdiri dan berhenti menangis.Orang itu mengusap air mata Reina.Dan memberikan Tasnya.
"Darimana kamu dapat tasku?" tanya Reina ragu,mungkinkah orang ini yang mencuri tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not a perfect princess
Teen Fiction"Aku ini manusia biasa,aku bukan orang yang sempurna seperti yang kamu harapkan" Kata gadis itu berapi-api "Kalau kamu ingin aku untuk sekedar menganggapmuu ada.Maka jadilah sempurna" Jawab seseorang dengan jaket hitam itu dengan angkuh. Yang kemudi...