❝Katanya, katanya, katanya. Semua kalimat yang bermula dengan 'katanya' hanya akan menimbulkan sebuah kesalah pahaman.❞
• • •
Dua gadis manusia bumi, sedang terduduk di kantin sembari tetawa renyah karena salah satu dari mereka mangeluarkan canda yang mampu menggelitik perut mereka.
"Serius kayak gitu ceritanya?" tanya gadis Clarissa tersebut pada sang sahabat dengan nada tak percaya disela-sela tawanya.
Gadis bernetra coklat tua itu menganggukan kepala. "Iya! Kocak banget, 'kan!?"
Navya menganggukan kepalanya. "Sumpah, itu lucu banget." ucapnya masih dengan nada tak percaya.
"Emang, keluarga gue tuh nggak ada yang bener. Pelawak semua." ujar Gwen dramatis yang berhasil kembali menundang tawa gadis bermata bulat tersebut.
"Parah, lo." Navya menggelengkan kepalanya pelan. Ia lalu memasukan sesuap nasi goreng kedalam mulutnya.
Gwen meresap es teh manisnya. "Eh, Na!"
Navya menaikan sebelah alisnya dengan pandangan bertanya. Mulutnya sedang penuh dengan makanan, makanya ia tidak bisa bicara untuk sementara.
"Katanya..." Gwen sengaja menggantung kalimatnya.
Navya masih menatapnya dengan tatapan bertanya, tangannya pun terulur untuk mengambil air putihnya dan meneguknya karena makanannya terasa serat.
"Katanya, lo sama Arion pacaran diem-diem, emang bener ya?"
Uhuk!
Navya tersedak. Entah karena memang ia minum secara terburu-buru atau terkejut karena penuturan Gwen.
Navya mengelap bibirnya yang basah karena air menggunakan tisu. "Kata siapa lo?" tanya Navya penasaran.
Gwen menutar bola matanya. "Emang lo gatau kalau sekelas lagi panas ngomongin lo sama Arion? Lo juga sering banget dipasangin sama Arion."
Navya menggeleng pelan. Tapi perihal bahwa dirinya sering dipasang-pasangkan oleh Arion (entah karena alasan apa), Navya sudah mengetahuinya. Banyak yang bilang Navya dan Arion itu cocok, entah dari mananya. Sejujurnya Navya tidak mempedulikan itu semua.
Namun, Navya heran mengapa teman-temannya sering sekali memasangkannya dengan Arion, padahal ia tidak terlalu dekat dengan Arion. Mengobrol pun jarang, bahkan hampir tidak pernah. Jadi, dimana letak kecocokan itu berasal?
Dan sekarang muncul rumor baru kalau Navya berpacaran dengan Arion. Ya, semesta! Memangnya mereka tidak berpikir dengan logika? Bagaimana bisa Navya berpacaran dengan Arion, padahal mereka semua tau kalau ia dan Arion tidak dekat?
"Kalau soal gue sering dipasangin sama Arion sih gue tau. Tapi kalau gosip soal pacaran gitu gue gatau." ujar Navya jujur.
Gwen mengendus pelan. Ia sudah hafal kalau sahabatnya ini terpalu apatis tentang masalah sekitar. "Pacaran sama buku mulu sih lo. Mana bukunya novel lagi, bukannya buku pelajaran." cibir Gwen.
"Heh, lo juga, ya!" ucap Navya tak mau kalah.
Gwen terdiam dan mencebik kesal karena merasa kalah. "Eh, lo beneran nggak pacaran sama Arion 'kan?" tanya Gwen curiga.
Navya menganggukan kepalanya dengan yakin. "Lagian lo tau 'kan, kalau gue nggak terlalu deket sama Arion. Gimana ceritanya gua bisa pacaran sama Arion yang bahkan ngobrol sama dia pun gua jarang."
Gwen menanggukan kepala sebelum matanya kembali memicing curinga. "Nah, karena itu! Banyak banget yang curiga gegara kalian jarang interaksi. Katanya, kalian jarang intetaksi di sekolah gara-gara pengen ngerahasiain hubungan kalian."
Navya menepuk dahinya. Mengapa terlalu banyak asumsi curiga? Bahkan jarang interaksi pun salah.
"Nggak mungkin lah! Lagian juga, nggak mungkin Arion suka sama gue." ucap Navya kemudian menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Mungkin aja!" sergah Gwen.
"Lo tuh pinter, cantik, baik lagi. Siapa sih yang nggak suka sama lo? Anak bandel kayak Arion juga bisa aja suka sama lo, Na." ucap Gwen sembari menodongkan garpu siomay dihadapan wajah Navya.
Navya tersenyum tipis, ia lalu menjauhkan todongan garpu siomay Gwen dengan jari telunjuknya dengan hati-hati. "Iyaa," ucap Navya pada akhirnya. Ia tak ingin berdebat lebih jauh lagi dengan sahabatnya.
"Udahlah! Bodo amat gue sama masalah begituan." pasrah Navya dan kembali mengangkat bahunya acuh.
Gwen menghela napas pelan. "Kayaknya lo harus bikin video klarifikasi deh, Na." saran Gwen asal.
Dengan bodohnya Navya menganggukan kepala. "Iya kali, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Segenggam Harapan
Short StoryIni cerita tentang Navya yang menanam segenggam harapan pada seorang pemuda yang ia cinta. Namun, harapan tersebut dipatahkan oleh realita hingga membuatnya kecewa. Bagaimanakah kisahnya?