"Putri Ana kamu di mana?!"
"Putri Ana!"
"Berharap kamu masih disekitar sini tolong ...!"
Samar-samar dalam terlelapnya dia mendengar beberapa dari mereka lebih tepatnya suara-suara dikenal terus memanggilnya. Rasa sakit di kepala membuatnya kesulitan menggerakkan tubuh, matanya masih terpejam dia hanya merasakan tubuhnya melayang mengikuti ombak laut.
"Putri Ana!"
"Putri Ana kamu di mana?!"
Suara tubuh yang terjatuh memasuki air, melihat manusia untuk pertama kalinya dari jarak dekat, lalu cahaya biru bersinar terang ketika dia mendekatkan bibirnya ke bibir itu, hingga sebuah suara sangat jelas memenuhi pendengarannya,
"Terima kasih telah menolongnya, Putri Oceana Cenora."
Membuka mata lalu mengedarkan pandangan, menyadari dia tidak sadarkan diri di antara bebatuan terumbu karang, Ana segera berenang keluar mencari di mana sumber suara memanggilnya.
"Putri Ana!" Teriak Nancy mengalihkan perhatian semua. Dia duluan melihat keberadaan Ana lalu berenang mendekat memeluk duyung itu.
"Apa kamu baik-baik saja?! Apa kamu terluka?!"
Ana menggeleng mulai menyadari ramainya penjaga kerajaan di sini.
Apa yang terjadi? Pikirnya bingung sendiri.
"Hari sudah semakin malam kamu harus segera pulang, aku janji akan menceritakan semuanya besok tentang kenapa ramai mereka di sini, serta kamu juga harus janji cerita padaku apa yang telah terjadi padamu." Ucap Nancy tersenyum lega, "Jangan khawatir, ramainya mereka di sini tapi kedua orang tuamu sama sekali tidak tahu."
☆☆☆☆☆
Benjie membawa laju mobilnya dengan kecepatan normal. Sesekali pria itu mengalihkan pandangan ke tempat duduk di sampingnya, lebih tepatnya diposisi Alan duduk pemuda itu sudah melakukan pemeriksaan secara penuh tadi. Sekarang Alan sedang tidur tenang dengan kedua tangan dilipat depan dada.
Semua kejadian kacau serta berita besar mengagetkan pihak rumah sakit. Benjie telah mengurus dengan baik bagaimana caranya? Tentu saja dengan uang karena dengan begitu rahasia terjadi di luar logika tidak sampai disebarkan ke publik.
Benjie sama seperti para dokter, perawat, hingga staf bekerja di rumah sakit itu. Merasakan kaget serta tidak percaya atas apa telah terjadi. Benjie bahkan berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa semua ini pasti mimpi tapi ketika menyaksikan dan mendengar semua penjelasan, dia akhirnya harus menerima sebuah fakta bahwa semua bukan mimpi semua nyata.
Tapi bagaimana bisa?
Tiga peluru bersarang di jantung Alan dan dokter menjelaskan kondisi dada itu tidak berbentuk lagi. Alan sudah dinyatakan meninggal bahkan ketika penjaga dermaga menemukannya tapi saat melakukan pemeriksaan, dokter tidak menemukan bekas jahitan di mana tiga peluru dikeluarkan tadi. Tidak ada satu pun bekas luka dan Alan baik-baik saja saat diperiksa. Akibat kejadian langka sekaligus tidak dapat dipercaya itu beberapa perawat wanita jatuh pingsan, sementara beberapa dokter menangani secara langsung hanya diam seribu bahasa sementara Benjie? Dia sama kagetnya bahkan sekarang saja untuk sekedar menelan ludah terasa sulit.
Belum lagi dia harus menerima sebuah fakta bahwa Alan sama sekali tidak mengenal dirinya. Mungkin saat ini Alan hanya perlu untuk kembali istirahat sebelum dia membawanya bertemu Jose. Karena kejadian ini Alan juga harus menerima fakta bahwa Kakek satu-satunya dia miliki sekarang sedang berjuang antara hidup dan mati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oceana Cenora [END-BOOK VERSION]
FantasyThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== [ SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK BUKU ] SYNOPSIS INSIDE ================...