Hallo apa kabar lagi?
Akhirnya setelah sekian lama wkwk, bisa mulai jalanin cerita ini. Soalnya baru kelar ujian hehe.
Sebelumnya ada sedikit perubahan ya bagi yang sebelumnya udah baca. Sebelum baca part ini, bisa baca prolog nya dulu, oke?
Pokoknya kalian semoga suka sama sebelum 365 hari, aku pastiin gabakal nyesel baca sampe akhir!
Selamat membaca kisah milik Galang Reynandika dan Calithea Zevanya Aurora di "Sebelum 365 Hari."
Enjoy 🍭
Sabtu, 1 April 2023.
1. TRAUMA MILIK THEA
🌻🌻🌻
"Thea gak mau naik mobil, bang," ucap Thea pada Ali, Ali Adrian Bimantara, kakak lelaki tertuanya. Padahal Ali sudah siap dengan mobilnya. Baru saja mereka akan masuk ke dalam, namun langkah Thea berhenti dan hanya sampai di depan pintu rumah saja.
"Lho, kenapa?"
Thea hanya menggelengkan kepalanya dan tetap terdiam di tempat tadi.
"Tapi ini kan kita biar sekalian aja, dek. Motor Theo juga masih di bengkel. Abang mau sekalian ke kafe. Kita juga udah mau telat," jelas Ali pada adiknya. Ali tau Thea memiliki trauma dan takut untuk naik mobil lagi.
"Thea naik ojek aja, Abang sama Theo berangkat duluan aja naik mobil," ucap Thea.
Ali menghela nafasnya pelan. Mencoba memberikan pengertian pada Thea lebih dulu. "Kamu baru sekolah di sana, masa udah mau telat? Abang harus antar kalian karena motor Theo juga gak bisa di pake hari ini kan? Tukang bengkel bilang, baru bisa di ambil paling cepat besok. Kita harus bareng. Abang janji akan pelan-pelan bawa mobilnya, ya? Thea gak akan kenapa-kenapa," jelas Ali, mengelus kepala Thea lembut.
"T-tapi, bang," rengek Thea.
"ABANG, THEA, CEPETAN! KITA TELAT NIH." Theodika Elvano, lelaki itu berteriak dari dalam mobil yang sudah menyala mesinnya di halaman rumah besar ini.
"Noh, kembaran kamu udah berisik. Mau ya, sekali ini. Besok Abang antar naik motor. Motor Theo juga udah bisa di pakai besok," kata Ali sekali lagi.
Ali tersenyum manis untuk adiknya, lalu meraih tangan gadis itu dan mengajaknya berjalan menuju mobil. Sesampainya di sebelah mobil, Ali mengetuk kaca depan, tempat dimana Theo berada. "Yo, turun, lo duduk di belakang aja sama adek," kata Ali setelah Theo membuka kaca mobil depan.
"Lah kenapa?"
"Udah turun aja."
Theo keluar dari mobil. "Duduk belakang, temenin Thea," kata Ali.
"Ayo kalian masuk, keburu telat!"
Ali berjalan menuju ke pintu kursi pengemudi. Sedangkan Thea dan Theo masih saling diam di tempatnya tadi. Theo memegang pundak adiknya dan tersenyum kecil. "Lo masih takut?" tanya Theo.
"Iya. Gue gak mau sebenarnya," kata Thea.
"Udah gak apa-apa. Gue temenin lo, sekarang kita masuk, kita harus ke sekolah. Gue sama Abang bakalan jagain lo, gak perlu takut, ya?" Theo meyakinkan Thea dengan menepuk pundak kiri adik perempuan nya itu.
Theo membuka pintu mobil, lalu membiarkan Thea masuk lebih dulu ke dalam. Lalu menutup pintu mobil setelah mereka semua berada di dalam.
Ali mulai menjalankan mobil, keluar dari pagar rumah keluarga Bimantara. Theo tiba-tiba saja meraih tangan Thea, menggenggamnya erat, setelah melihat wajah takut adiknya. Entah apa, dirinya tak tau se trauma apa Thea dengan kejadian itu.
YOU ARE READING
Sebelum 365 Hari | end.
Teen Fiction"Bagaimana bisa aku terus mengingatnya, jika aku saja, tak bisa mengenali diriku sendiri?" - Thea. •••• Shella memberikan 365 hari untuk Galang agar bisa membuat dirinya jatuh cinta. Ternyata, waktu 365 Hari...