🌻: Chapter 2

1.8K 132 125
                                    

🌻🌻🌻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌻🌻🌻

"AZICA!"

Azica menghentikan langkah kakinya, kala melihat dari kejauhan seorang gadis berlari mendekat. "Lo darimana aja? Gue nyariin tau. Kirain, hari ini lo yang gak masuk," ocehnya.

Azica hanya mengerutkan wajahnya. "Lo siapa ya?"

"HAH?!"

"Ihh, Zica, jangan bercanda apa."

"Nggak, seriusan gue lupa. Gue gak ingat wajah lo. Kita pernah ketemu?"

Gadis cantik itu memegang kening Azica, seperti ingin merasakan gadis dihadapannya ini kenapa? "Ah gak panas, gak demam kok."

"Apaan sih?"

"Zi, gak mungkin kan tiba-tiba amnesia? Lo ke bentur apa gimana?" tanya nya lagi.

Azica hanya menggeleng, menganggap seseorang di depannya ini aneh. Jadi ya, Azica memutuskan untuk pergi saja, berjalan mendahului nya. Tapi tidak lama, Azica kembali mendengar teriakan yang diarahkan untuknya.

"Gue Muthe, temen sebangku lo. Masa lo beneran lupa sama gue?" teriak gadis tadi dari belakang Azica. Azica akhirnya terdiam, menoleh kearah gadis tadi berada. Ternyata dia Muthesha Joanara, gadis cantik, dengan perawakannya yang centil itu. Muthe adalah teman sebangku Azica di kelas. Orang pertama yang Azica kenal di SMA Singgasana.

Muthe, gadis itu berlari mendekati Azica. "Iya maaf, kemarin gue gak masuk sekolah. Tapi kan pas hari pertama lo masuk kesini kita udah ketemu, udah kenalan, udah sempat ke kantin bareng kan? At least, kita udah kenalan Zica. Ini hari ketiga loh lo di sini, masa udah lupa sama gue?"

"Jangan marah dong, masa gara-gara kemarin gue ga masuk sehari aja langsung pura-pura lupa, Zi," ucap Muthe memelas.

"Muthe?"

"Iya, Zica. Gue Muthe. Muthesha Joanara yang paling cantik dan imut."

Azica masih dengan wajah bingung nya. Kenapa bisa dia lupa dengan wajah gadis ini? Jika di ingat-ingat Azica memang memiliki seorang teman baru di sekolah ini, ingat juga dengan orang yang pertama kali memperkenalkan sekolah ini padanya. Namun, kenapa wajahnya terlihat asing?

"Zi, ayo lah jangan bikin panik," rengek Muthe yang mulai panik.

Azica tersenyum tipis. "Bercanda aja, Mu. Gak usah di bawa serius. Gue inget kok, Muthe yang pertama kali ngenalin sekolah ini ke gue," ucap Azica, membuat suasana seakan tetap baik-baik saja.

"Aaaaa lo mah, bikin gue takut."

"Hehehe maaf."

Muthe meraih tangan Azica dan membawanya pergi dari tempat ini. "Mau kemana?" tanya Azica.

"Sebentar lagi bel, ya kita masuk kelas lah, Zi," ucap Muthe santai.

🌻🌻🌻

365.Where stories live. Discover now