my dear [1] 🌸

241 38 96
                                    

" Aku tidak akan membiarkan diriku sendiri lupa akan sosok mu, sampai kapan pun, dalam keadaan apapun, bahkan sampai pertemuan ku dengan adam penganti tempat mu "
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

" Aku tidak akan membiarkan diriku sendiri lupa akan sosok mu, sampai kapan pun, dalam keadaan apapun, bahkan sampai pertemuan ku dengan adam penganti tempat mu "ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

"Untuk apa kamu menjadi pintar jika, akhlakmu tidak baik pada ayah dan ibumu, . . .

"Cobalah berfikir tentang kehidupan sebenarnya anakku, kelak jika kamu bertambah pintar kamu akan semakin jauh pada ketaatan"

Begitulah sangahan pria tua gagah yang selama hidupnya belum pernah mengiyakan apa yang menjadi pilihan si putri kesayangannya. Alasannya hanya satu, ia tidak mau melihat putri yang ia sayangi melenceng dari ajarannya.

Tidak ada kata lain yang bisa mendobrak pagar beton sang ayah, bibirnya hanya mampu mengatup rapat seraya menahan isak yang mengiris batin di dadanya. Selain kata "iya yah" bibirnya kelu untuk berucap.

"Hasna mau ke kamar, ayah jangan tidur malam-malam"

Di ambilnya gelas kosong di atas meja kayu rapuh samping ayahnya dan segera membawanya ke dapur untuk dibereskan.

Sepeninggalan sang putri, ayah melamunkan kata demi kata yang sebelumnya ia dengar dari suara lembut si gadis kecil. Terdengar begitu pasrah dengan keputusan dirinya yang benar-benar tidak mengizinkan buah hatinya mendaki ilmu ke perguruan tinggi.

Ia yakin. Sifat si gadis sama dengan dirinya. Anak gadisnya sangatlah ambisius terhadap suatu keinginan, tak mudah bagi mereka berdua menahan untuk menerima kegagalan. Mengingat tekat yang dipunya pada sesuatu sangatlah berbobot, karena itu semua penting.

.

.

.

.

Di elusnya surai hitam sang gadis dengan penuh kasih dan sayang, mengusap jalur basah yang sedikit mengganggu keindahan wajah lembut si putri. Menegelamkan netra coklatnya dengan kepunyaan gadis kecilnya yang legam, memberi sedikit ketenangan untuk batin si gadis.

"Ibu tidak pernah melarangmu atau mempersulit langkahmu nak, ibu akan selalu mendukung apapun yang menjadi tekadmu tapi, tolong maafkan ibu. . ."

Hasna memahami ibunya, dia adalah wanita tangguh yang tidak pernah membuatnya merasa sendirian. Selama ini hanya ada beliau sang malaikat tak bersayap yang mendukung penuh keputusannya. Namun, selalu ada benteng kokoh si pemeran warna hitam dalam hidupnya. Meskipun ibunya mendukung penuh tetapi ayahnya selalu membuatnya runtuh. Hasna merasa bahwa dirinya dan sang ayah tidak pernah bisa sependapat, karena mereka sama-sama punya ambisi kuat tanpa bisa digolerkan.

"Enggak apa-apa buk, Aku yakinㅡ

Hasna berdiam sejenak untuk menelan salivanya yang begitu berat. Membuatnya semakin sulit berucap ketidak pastian dari apa yang ia inginkan.

"Aku yakin aku bisa lewat jalan lain untuk menjadi sosok gadis berwawasan."

Senyum tulus itu terulas kembali.

Menghiasi sayup sembab parasnya yang berbelas kasihan.

Menitihkan air keruh terakhirnya dengan pejaman matanya.

*****

"Sudah siap?"

Gadisnya hanya menganggukan kepala mengiyakan. Firasatnya si gadis sedang dalam perasaan mendung, terlihat dari sudut bibirnya yang belum tergulum.

"Ayo beli es cream?" Pancingnya memastikan Hasna benar-benar murung atau firasatnya saja.

Susuai dugaannya. Gadisnya mendongakan kepalanya antusias dengan senyum mata sipit yang ia tunggu sedari tadi.

"Es cream coklat! Tempat biasa aja" putus si hawa. Mau tidak mau Adam harus menuruti kemauan kekasihnya.

"Yaudah buruan naik" titah si adam diikuti oleh Hasna yang segera menaiki motor bututnya.

"Pegangannya mana?" Niat Adam hanya ingin mengoda sedikit si gadis agar ranumya tidak terus mengatup. Tapi, sepertinya si pujaan memang sedang menutupi malasnya. Terbukti saat dia pura-pura ceria detik berikutnya.

"Haha.. o-okey"

Hasna melingkarkan kedua tangannya pada pinggang sang pujangga, mengeratkannya seakan jika tidak begitu maka dirinya akan lepas dan terbang hilang entah kemana.

Ulasan senyum dari si adam pun terulas.
.

.

.

.

.

.

Besok akan aku ceritakan tentang siapa kekasih Hasnaㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besok akan aku ceritakan tentang siapa kekasih Hasnaㅡ

Hargai penulis ya kak ^^ ☆ -->★

M-DEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang