Malam itu langit begitu cerah semua bintang yang ada di galaksi nampak ujuk gigi memamerkan kecantikan masing-masing seakan sedang berlangsung kontes kecantikan cahaya yang paling cantik. Sosok bulan yang paling cantikpun tak kalah menarik walau hanya mampu memamerkan siluet berbentuk C, namun ia tetap memukau menghias di langit yang bertaburan bintang. Awan-awan pun enggan untuk lewat, merasa dicemooh oleh bintang dan bulan. Angin malampun berhembus pelan seakan tak mau kalah untuk membuat suasana malam ini menjadi lebih indah.
Dibalik suasana malam yang sempurna, nampak sepasang kekasih tengah menikmati makan malam mereka di teras belakang rumah dengan suasana sedikit suram. Sang wanita yang memakai dress off shoulder satin berwarna biru tua, dengan rambut ikal dibiarkan tergerai nampak menggulung-gulung spaghetti di depannya dengan tidak bersemangat, sesekali ia mendengus kesal mencoba mengatur emosi yang ada didalam dirinya.
"Yang, serius kamu ga bisa pergi?" wanita itu melontarkan kalimat dari mulutnya, tanpa mengalihkan pandangan matanya dari piring di depannya.
"Kita udah rencanain ini dari lama loh, apa ga bisa di pending dulu kerjaanmu"
Mendengar ucapan wanita tersebut, lelaki yang berada di depannya refleks menatap kearah lawan bicaranya.
"Kalau bisa aku undur, aku undur yak, masalahnya ini proyek kerjaan yang udah aku tunggu dari tahun lalu, kalau ga sekarang mungkin kesempatan ini ga datang lagi, kali ini aja aku ingin kamu mengerti"
Mendengar jawaban lawan bicaranya, wanita tersebut menatap balik.
"Iya aku tahu, tapi diundur seminggu masa ga bisa, ayolah aku udah sering ngalah loh buat kamu, masa aku mau kamu ngalah satu ini aja ga bisa, ga usah seminggu 3 hari aja aku ikhas"
"Iyak, kamu minta mundur 1 hari pun ga akan bisa, aku tahu aku egois banget aku tahu itu, tapi please sekali ini aja.. ini proyek yang aku inginkan, ayolah Lia sayang. "
"Ga cuma kamu yang punya keinginan yang ingin diraih, aku juga Tyo, demi rencana kita ini aku rela 3 bulan kemarin ngejar ngerjain kerjaan sampai lembur-lembur, dari pagi pulang pagi capek. Kalau akhirnya cuma kaya gini terus aku dapat apa, pikir!"
Wanita bernama Lia itu mulai sedikit terisak sambil menghapus asal air mata yang keluar dari kedua bola matanya. Melihat wanita yang ia cintai mulai menangis lelaki yang bernama Tyo itupun segera berjalan ke arahnya.
"Maaf, aku benar-benar minta maaf, tapi untuk kali ini aku ga bisa ngalah, aku emang brengsek maafin aku, please jangan nangis"
Merasakan pergerakan Tyo yang mencoba untuk menenangkannya, Lia segera menangkisnya.
"Stop, jangan sentuh aku, aku kecewa sama kamu, bahkan akupun membenci diriku, please don't touch me, I'm not in good mood to having condolences from you"
Mendengar penolakan Lia, Tyo cuma bisa gusar, makan malam yang ia rencanakan sempurna berubah menjadi sebuah perdebatan karena di tengah acara, ia mendapatkan kabar bahwa proposal proyek yang ia ajukan dari taun lalu tiba-tiba di setujui dan sialnya proses pelaksanaannya bertepatan dengan jadwal liburannya dengan Lia yang sudah mereka rancang dari taun lalu, permasalahannya karena sama-sama sibuk dengan kerjaan masing-masing tentu menentukan hari liburan bersama sangatlah sulit dan disaat semua sudah siap hanya dengan sebuah pesan email notifikasi semua hal yang tertata dengan sempurna langsung hancur seketika.
YOU ARE READING
Pertemuan
RomanceJika mencintaimu adalah takdir untukku, maka itu adalah takdir yang sempurna. Bersamamu segala hal terasa mudah. Benar kata orang-orang saat kau sedang dimabuk cinta dunia seakan milik berdua dan yang lainnya hanya numpang. Namun tidak berarti semua...