"Jadi gimana Yak? Tetap berangkat?"
"Ya menurutmu? Aku udah kerja rodi 3 bulan bahkan sampai lembur dari pagi ke pagi sampai hampir jatuh dari tangga, masa ga pergi." ucap Lia sambil menyeruput es kopi latte yang berada di tangannya sambil memandang orang-orang yang tengah beristirahat di taman gedung tempat ia bekerja.
"Terus kamu pergi sendirian gitu? Solo travel? "
"Kalau Tyo jadi cuti ya sama doi, kalau engga paling sama koper, atau kamu mau pergi nemenin aku?" Lia menatap kearah lawan bicaranya dengan antusias.
"Kalau pergimu masih 2 bulan lagi aku temanin cantik, sayang temanmu si Cici yang cantik multitalenta ini sudah fullbook sampai 2 bulan." jawab wanita yang bernama Cici sambil berpose cantik dengan ekspesi wajahnya.
"Percuma cantik multitalenta kalau jomblo"
Mendengar balasan Lia, Cici langsung mengeplak kepalanya sambil mendengus kesal.
"Auw,,, ini kepala buat mikir bukan buat samsak Cici!" runtuk Lia sambil merapikan rambutnya kembali.
"Siapa suruh punya mulut ga disekolahin, kan udah dibilangin nunggu abang Johnny."
"Kamu kalau ngehalu jangan kelewatan, serem tau Ci."
"Awas ya jangan kaget nanti lihat undangan nikahanku!" ucap Cici sambil berjalan balik menuju pintu masuk gedung meninggalkan Lia yang menatap kearah Cici dengan bingung.
"Tuh anak makin ekstrem juga ngehalunya, moga cepet tobat." ucap Lia dalam pikirannya.
----------------------------------------------------
Suasana kantor masih ramai walau waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Beberapa orang masih sibuk dengan agenda masing-masing tak terkecuali Lia, ia masih malas untuk merapikan semua berkas yang ada di mejanya, rasanya enggan untuk merapikan berkas-berkas terkutuk ini dan segera pulang kerumah dan tentu saja ia akan bertemu dengan lelaki tersebut. Sudah genap 2 pekan ia dan Tyo dalam kondisi perang dingin, bukan berarti selama 2 pekan Tyo tidak berusaha untuk mencairkan suasana hanya saja Lia masih enggan untuk menanggapi laki-laki tersebut, ia masih kecewa dengan kejadian makan malam terakhir mereka.
Disaat Lia tengah merapikan berkas dimejanya tetiba sebuah pesan masuk kedalam ponselnya.
Melihat pesan tersebut, sekujur tubuh Lia terasa lemas ingin menghindar pun percuma Tyo akan selalu menemukannya dimanapun Lia bersembunyi, kalaupun ia menolak ajak Tyo untuk pulang bersama, Lia sudah kehabisan alasan mau tak mau ia pun mengikuti arahan dari pengirim pesan.
-----------------------------------------------------------
YOU ARE READING
Pertemuan
RomanceJika mencintaimu adalah takdir untukku, maka itu adalah takdir yang sempurna. Bersamamu segala hal terasa mudah. Benar kata orang-orang saat kau sedang dimabuk cinta dunia seakan milik berdua dan yang lainnya hanya numpang. Namun tidak berarti semua...