Republish!!!
Happy reading....
***
Awan yang biasanya menghiasi langit biru dengan warna putih seputih kapas itu nyatanya tidak secerah hari-hari biasa. Waktu masih begitu pagi tapi rasanya bagaikan sudah hendak menjelang malam hari di kala awan itu berwarna kelabu, sekelabu hati seorang pemuda yang sejak tadi duduk di taman tanpa sedikitpun absen memandangi awan yang siap meneteskan air.Jika ditelisik lebih dalam, ternyata mata pemuda itu pun tengah menahan air yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia sengaja mengadahkan kepalanya ke atas agar cairan berharganya itu tidak terbuang sia-sia hanya untuk menangisi kehidupannya yang penuh dengan drama menyedihkan.
"Apa yang kau lakukan di sini, hyung?"
Sebuah suara akhirnya mampu mengalihkan atensi si pemuda yang sejak tadi menatap awan tanpa berkedip. Ia tatap pemuda yang menghampirinya dengan senyuman.
"Siapa?"
Pemuda berambut ikal itu mengulas senyum miris. Lagi-lagi ia terlupakan oleh sang kakak. Jangan heran kenapa demikian, di usianya yang baru menginjak 23 tahun kakaknya ini sudah divonis mengidap penyakit yang mematikan, Alzheimer. Dimana karena penyakit itulah sang kakak bagaikan seorang bayi baru lahir yang tidak tahu apa-apa. Meski terkadang sang kakak ingat akan siapa dirinya, tetap saja ia harus sabar menghadapi kakaknya ini.
Sekitar enam bulan sudah kakak yang begitu ia sayangi mengidap penyakit yang biasanya menyerang orang tua ini. Pola tidur yang buruk menjadi salah satu faktor mengapa ia bisa mengidap alzheimer. Semakin hari penyakitnya semakin bertambah parah, bukan hanya ingatannya yang rusak, tapi sistem sarafnya pun cukup sering terganggu. Menjadikan ia terkadang kesulitan berjalan, tapi terlepas dari semua itu, ada satu hal yang tidak dilupakan sedikitpun oleh kakaknya. Mungkin sesuatu itu begitu berharga dan seolah menjadi keajaiban dalam dunianya.
Penasaran? Kalian akan tahu sendiri.
"Aku Kyuhyun, hyung. Hae hyung ingat?" ujarnya perlahan.
Sang kakak Lee Donghae menatap adiknya beberapa lama seolah tengah mengingat-ingat siapa dirinya. Hingga akhirnya beberapa detik kemudian ia tersenyum.
"Maaf hyung lupa, tapi sekarang hyung ingat," ujarnya menyesal.
"Tak apa hyung. Oh, hyung sedang apa di sini? Cuaca dingin, lihatlah sebentar lagi pasti hujan"---tunjuk Kyuhyun pada awan yang semakin gelap---"lebih baik kita masuk." Kyuhyun menarik pelan sang kakak agar beranjak dari kursinya, beruntung Donghae tidak menolaknya sedikitpun.
Sesampainya di dalam rumah, mata Donghae terlihat mengedar seolah tengah mencari seseorang. Kyuhyun yang melihat tingkahnya itupun sudah mengerti akan apa yang tengah ia cari.
"Hyukie hyung pergi ke Kafe, dia pulang nanti malam." Kyuhyun memberi tahu sang kakak.
Mendengar perkataan sang adik, Donghae hanya mengangguk mengerti. Ia tak punya pilihan lain selain menunggu Hyukjae pulang malam nanti.
Mereka bertiga adalah anak yatim piatu. Sang ayah meninggal saat Kyuhyun baru lahir beberapa hari, dan sang ibu meninggal sekitar 10 tahun lalu.
...
Di ruangan pribadinya pemuda itu terlihat tengah memijat pelipisnya pelan. Ia pusing, entah karena sakit, entah karena memikirkan kehidupannya. Di tangannya ada selembar kertas berlabelkan Rumah Sakit, lagi, ia kembali membacanya dengan wajah yang sulit diartikan. Terlihat jika ia marah, sedih, dan terluka di waktu yang bersamaan.
YOU ARE READING
At Least I Still Have You
FanfictionKau adalah keajaiban di dunia ini. Karenamu, aku masih bisa bernapas hingga kini. Maaf dan terima kasih....