6.6K+ words.
Happy Reading....
***
Luka jahitan bekas operasi yang dilakukannya beberapa hari lalu memang sudah mulai mengering. Namun kini muncul luka baru yang lebih menganga lebar dan lebih perih ketimbang dengan luka bekas operasi. Luka itu memang tidak memunculkan darah, tapi cairan bening yang keluar dari pelupuk mata lah yang mewakili seberapa dalam dan seberapa perih luka hati yang dialaminya.
Hyukjae, pemuda yang baru saja menerima kabar baik saat penyakitnya dinyatakan telah sembuh karena ada organ baru di tubuhnya, luka jahitan yang mulai mengering, agaknya dua hal itu cukup membuatnya tersenyum lega. Namun, saat ia sudah mulai bisa merekahkan senyuman dari bibir tebalnya, saat itu jugalah ia dihadapkan pada kabar buruk yang tak ingin ia dengar.
Fakta bahwa penyakit sang kembaran semakin parah dan melupakannya sangat memukul telak batin Hyukjae. Rasa sesal hinggap di hatinya, bagaimana sejak awal Donghae terkena alzheimer selama enam bulan ialah yang tak dilupakan olehnya. Tapi sekarang, ia juga termasuk dalam daftar hal yang dilupakan Donghae. Bukan hanya lupa, sikapnya pun berubah. Tak ada lagi Donghae dengan senyum dan wajah cerianya. Kini ia kerap kali marah.
Saat baru terbangun dari tidur pasca operasinya, hal yang pertama Donghae lihat adalah Hyukjae. Ia tak mengingatnya dan saat Hyukjae berusaha mengaku bahwa kembarannya, saat itu jugalah Donghae mengamuk. Ia mengusir Hyukjae dengan kasar. Tak ingin sang adik kenapa-kenapa Hyukjae pun memilih keluar seraya merapalkan doa semoga sang kembaran tak akan benar-benar melupakannya.
Sejak saat itu keadaan Hyukjae semakin membaik dan ia semakin berusaha untuk menjadi saudara yang baik bagi Donghae.
...
Cklek...
Pintu ruangan Donghae terbuka membuatnya yang tengah memakan buah-buahan dari suapan Kyuhyun pun menoleh untuk mengetahui siapa yang datang. Senyumnya tiba-tiba terukir manis saat melihat sosok yang tengah menuju ke arahnya.
"Hyunjae..."
Orang yang menghampirinya tersenyum manis sekaligus haru. Akhirnya Donghae bisa sedikit mengingat meski salah menyebutkan namanya, ya dia adalah Hyukjae.
"Aku Hyukjae, kembaranmu. Kau ingat Hae?" ujar Hyukjae lembut.
"Eumm..." wajah Donghae tampak bingung yang membuat Hyukjae tidak tega melihatnya.
"Kalau kau tak ingat, jangan dipaksakan Hae. Aku tak apa," ujarnya.
"Maaf Hae lupa, Hae hanya ingat sedikit." jawab Donghae dengan raut wajah sedihnya.
"Sudah tak apa. Oiya Hae, punggungmu masih sakit tidak?" tanya Hyukjae mengubah topik pembicaraan. Ia hanya tak ingin kehilangan kesempatan takutnya nanti Donghae kembali melupakannya.
"Sudah agak mending. Hae mau pulang, pulang ke appa eomma.." jawabnya yang entah sadar atau tidak melontarkan kalimat yang agak sensitif.
Hyukjae dan Kyuhyun berpandangan saat mendengar kalimat sensitif itu. Rasa takut menghampiri relung hatinya.
"Eumm Hae hyung. Appa eomma kan sudah meninggal dunia, jadi kita hanya bertiga di rumah," ujarnya perlahan tak ingin salah bicara.
"Ohh iya ya.. Maaf, Hae lupa,"
"Sudah Hae, lebih baik lanjutkan lagi makan buahnya. Sekarang hyung yang suapi ya." Hyukjae yang tak ingin Donghae-nya berkata semakin ngawur pun mencoba untuk mencairkan suasana.
YOU ARE READING
At Least I Still Have You
FanfictionKau adalah keajaiban di dunia ini. Karenamu, aku masih bisa bernapas hingga kini. Maaf dan terima kasih....