Un

3.4K 259 4
                                    

Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto

Warning : Bahasa tidak baku, EYD ancur, karakter OOC, AU, Gaje, rate macem-macem, dan banyak kerumitan lainnya.

Genre : Gak jelas.

Cast :
Hinata x Sasuke

The Truth Untold by BTS

"Sasuke... jika kau terbangun dan teringat padaku, cukup tertidurlah kembali!"

Suara lembut dari gadis yang masih berada di pelukanku, sukses membuatku untuk melepaskan dirinya dari kungkunganku. Menatap bahunya yang terbuka dari posisi membelakangiku, saat ini aku tahu gadis kecilku ini masih dalam mode merajuknya.

"Apa kau masih marah padaku, hm?"

"Tentu saja." Suara gadis itu masih terdengar lirih. Kubiarkan saja posisinya yang masih membelakangiku, atau jika aku mengusiknya pasti jatah morning sex-ku akan diberikannya tahun depan.

"Kali ini kau marah karena apa, Hinata?" tanyaku sembari memainkan rambut panjang keunguannya yang terasa lembut di tanganku. Jujur, aku suka warna rambutnya tapi aku tidak menyukai suara serak gadis ini yang terdengar seolah sedang menahan tangis.

Tanpa sadar aku mengepalkan tangan. Menebak dari suara lirihnya, aku tahu kalimat apa yang akan dilontarkan gadisku ini padaku.

"Aku marah karena kau tidak melepaskanku, Kak."

***

"Uchiha-san... semua yang bersangkutan sudah dibereskan sesuai perintah!" lapor seorang pria dengan pakaian serba hitam di depanku sekarang.

"Benarkah?" Aku mencoba memastikan. Jujur saja, aku tidak menyukai pekerjaan yang meninggalkan bukti dan tidak bersih.

"Iya..." Hisobu memperlihatkan sebuah video dari ponselnya. Video yang berisi tentang mansion megah yang dilalap oleh api, membuatku senang. Walau selama ini aku selalu merasa mansion itu indah di mataku itu, tapi... tidak lagi semenjak mereka mencoba mempengaruhi gadisku.

Hinata-ku.

Setelah aku menyuruh Hisobu keluar dari ruangan, dengan senyum lebar aku menatap sebuah potret di atas mejaku. Potret seorang gadis yang tersenyum begitu manis.

"Dengan begini para mulut sialan itu tidak akan lagi mengompori Hinata-ku. Kau aman, sayang!"

***

Malam ini aku merasa begitu penat. Pekerjaan yang menumpuk, dan dering dari panggilan Hinata yang mencoba untuk terus meneleponku sedari tadi, malah membuat kepalaku sangat pusing.

Bahkan saat aku membuka pintu apartemenku di waktu yang sudah lewat dini hari, gadis itu masih terlihat duduk di sofa. Seperti kebiasaannya dulu yang selalu menunggu kepulanganku.

Melihatku yang melepas sepatu dan melonggarkan dasi, Hinata segera berjalan menghampiriku dengan langkah terburunya.

"Nii-san, sudah makan?" Hinata bertanya dengan nada khawatir.

Mendengar gadis ini yang masih bertingkah sok peduli padaku walau aku sering membentaknya bahkan sempat menamparnya, ternyata tidak membuat Hinata jera untuk menjaga jarak denganku. Dan pertanyaan gadis ini selalu membuatku muak.

BUCINABLE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang