Di umur yang ke 9 tahun, semuanya terasa berbeda. Termasuk sikap ayah. Ayah yang dulu sering merayakan ulang tahunku bersama keluarga, tapi kali ini dia malah melarangku.
"Ayah? Hari ini kan ulang tahunku, kok ga dirayain lagi sih yah?"
"Ga boleh ngerayain ulang tahun"
"Loh kenapa yah? Tahun-tahun kemarin aja di rayain, masa' hari ini ga dirayain sih"
"Sudah ayah bilang kalo ga boleh ya ga boleh!!" dibentak ayah lalu is menampar pipiku.
Aku menangis. Mengapa sekarang ayahku menjadi kasar seperti ini? Apakah pertanyaanku membuat dirinya tersinggung? Siapa yang salah?
---
"Bundaaaa..." aku menghampiri ibuku sambil menangis
"Loh Rania kenapa nangis? Pipi kamu kenapa sayang?"
"Aku habis ditampar sama ayah bun.. Katanya ga boleh merayakan ulang tahun lagi, tapi aku ga tau alasannya kenapa"
Saking geramnya, ibu yang menghampiri ayah di teras rumah.
"Ayah! Kenapa ayah menampar pipinya Rania? Alasannya apa ga diperbolehkan merayakan ulang tahun? Sejak kapan sikap ayah menjadi berubah seperti ini? Ayah jadi main kasar sekarang ya! Ayah harus bisa mendidik anaknya dengan baik. Kalau Rania salah, dinasehati dengan baik-baik bukannya dengan cara main kasar seperti itu!! Ayo Rania, kita masuk ke dalam kamar saja." ibu langsung membawaku ke dalam kamar.
Merayakan ulang tahun sdh dilarang, lantas apalagi? Mendengarkan musik? Siapa yang melarang?
Aku melihat salah satu program pencarian bakat di televisi. Satu-satunya adalah bernyanyi. Karena suara dari salah satu peserta yang bagus, akhirnya akupun ikut menyanyi dengan riang gembira. Lalu, ayah menghampiri dan mematikan televisinya.
"Ayah.. Kenapa TV nya dimatikan sih? Aku kan lagi asyik bernyanyi" ucapku dengan rasa kesal.
Tak lama kemudian ayah mendorongku sampai aku terjatuh di lantai.
"Kenapa kamu mendengarkan musik? Musik itu ada hukumnya, jadi ga boleh di dengerin lagi. Kalo mau nonton TV cari yang tidak ada musiknya. Nanti semua kaset-kaset DVD kamu yang ada musiknya biar ayah yang buang. Supaya kamu juga tidak mendengarkan lagi. Paham kamu!" lalu ayah meninggalkanku walau aku masih menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman
Teen FictionSeberapa kuatkah kamu menjadi anak sulung perempuan? Menjadi tulang punggung keluarganya, memberi contoh berperilaku yang baik kepada adik-adiknya, menjadi satu-satunya harapan dan masa depan dari kedua orangtuanya. Tapi, ini beda. Apakah mentalmu k...