Chapter 13

25 2 0
                                    

Hari yang cerah namun tidak secerah hatinya, siapa lagi jika bukan Putri Vanilla yang masih bingung dengan keadaanya. Menurutnya ini semua masih terasa mimpi bisa berada di kerajaan besar dan mewah itu. Sampai saat ini dirinya masih bingung mengapa ia bisa disini dan kenapa ia tak bisa mengingat dirinya sendiri. Meskipun beberapa orang mencoba mengingatkan namun sekeras apapun ia mencoba tetap saja hanya ada puzzle-puzzle yang hinggap di kepalanya yang butuh disusun rapi agar ia mampu memahaminya.

Sebenarnya siapa aku?

Mengapa aku ada disini?

Lalu siapa mereka?

Kenapa aku tidak bisa mengingat diriku?

Sebenarnya apa yang terjadi?

Tepukan di bahunya menyadarkan Putri Vanilla dari lamunannya itu. Ia pun segera menoleh ke belakang dan ternyata Allium sudah berdiri di belakang dengan seekor kelinci di gendongannya.

"Hei kau sedang apa?" Tanya Aliium setelah mendudukkan dirinya di samping Putri Vanilla.

"Aku hanya melihat-lihat bunga disini," jawab Putri Vanilla sekenanya.

"Apa kau tidak bosan hanya duduk termenung disini?"

Putri Vanilla mengembuskan napasnya kasar. "Sebenarnya aku bosan tapi aku tak tau harus melakukan apa, aku masih canggung berada disini. Semua ini terlalu asing bagiku," jelasnya berusaha mengungkapkan isi hatinya.

"Baiklah kalau begitu ayo ku ajak kau berkeliling ke hutan, disana ada taman tersembunyi yang bagus sekali," Ajak Allium pada Vanilla. Putri Vanilla perlu waktu beberapa detik untuk mengiyakan ajakan Allium.

☆☆☆


Mereka pun berjalan beriringan menuju hutan, sudah biasa untuk Allium pergi kesana karena dulu ia suka sekali ikut ayahnya berburu di hutan. Namun bukannya senang, sepanjang perjalanan Vanilla hanya melamun, tatapannya kosong seperti tak ada arah tujuan.

"Putri kita sudah sampai," ucap Allium memberitahu.

"Sudah berapa kali aku bilang jangan panggil aku Putri, kita seumuran panggil saja namaku."

"Oh iya aku lupa hehe. Ya sudah, ayo kita pergi kesana," Ucap Allium seraya menunjuk sebuah air terjun yang terletak tak jauh dari taman tersebut. Daun-daun berterbangan mengiringi langkah mereka, bunga-bunga pun bermekaran indah di sekitar air terjun sehingga menimbulkan kesan tersendiri bagi siapa saja yang memandangnya. Termasuk Putri Vanilla dan Allium.

Kaki Putri Vanilla melangkah mendekat pada bibir sungai air terjun lalu ia berjongkok untuk melihat airnya yang sebening kristal. Di dalamnya terdapat ikan-ikan cantik beraneka warna. Belum pernah ia  menemui tempat seindah ini, apa boleh ia sebut ini surga di bumi? Ia kemudian duduk di rerumputan, memandang langit di atasnya yang suasananya sejuk berawan. "Apa hutan ini belum ada orang yang tahu?" Tanyanya pada Allium.

"Ada, bahkan musuh kerajaan ayahmu pun tahu tempat ini," jawab Allium lalu mendekati Putri Vanilla dan duduk di sampingnya.

Vanilla langsung menoleh kepada Allium begitu mendengar kata musuh. "Musuh? Siapa itu?"

"Kerajaan Orchidales."

"Kupikir kita harus segera kembali!" Seru Putri Vanilla khawatir akan sesuatu hingga ia berdiri tegang.

"Kenapa?" Tanya Allium bingung.

"Aku takut jika tiba-tiba ada tentara musuh yang menemukan kita di sini, nanti kita akan bisa ditangkap dan dijadikan tawanan."

"Tapi seumur hidup belum pernah aku bertemu dengan mereka."

Brukkk

Vanilla dan Allium sama-sama terkejut. Keduanya takut sekaligus penasaran suara apa itu. "Itu seperti suara hewan yang terpanah," ujar Allium pelan. Beberapa kali ia ikut ayahnya berburu hewan, dan saat hewan buruannya terpanah pasti akan jatuh dengan kasar dan  menimbulkan bunyi gedebuk. Kek apaan gitu yak - author said.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang