1.HARSA

48 9 9
                                    


"Sebentar lagi aku berangkat," ujarnya.

"Hati-hati yah, Sayang." Seperti hari kemarin, pagi ini hati Nara senang sekali. Oh, tidak bukan setiap pagi tapi setiap hari. Terhitung sejak setahun yang lalu hingga pagi ini, atau  mungkin selamanya karena Farel orang yang Nara sayang selalu ada disisinya.

"Cepat Nara, Farel udah nungguin di depan tuh!" teriak mamanya dengan lantang, biasalah Nara,  makanan nomor satu.

"Iya ma, bentar!" teriaknya, ia berlari tak peduli makanan yang masih tersisa dipiring dan setengah gelas susu yang tak habis.

"Nasinya tuh, masih ada yang mau di telen?"

"Hah? Mana?" buru-buru dia melihat ke arah spion.

"Hahaha tapi boong, udah ah jangan marah. Kalo kamu marah pasti lama kita bakal telat juga."

"Sialan banget punya pacar untung sayang." Nara naik motor berwarna oranye dan langsung memakai helm penuh semangat

Nara tak tahu apa yang akan terjadi nanti, yang Nara tahu adalah ia sedang bahagia saat ini dan tak mau ada pikiran atau overthingking.  Tentang Farel. Ia hanya ingin Farel orang ia sayang ada disisinya selamanya. Begitulah cinta, akan membutakan setiap manusia bahkan disaat pasangannya akan berubah, tetap saja selalu setia.

Setia dan bodoh itu hanya beda tipis.

"Ra, pulang sekolah anter gue ke toko buku yuk!"ajak Keysa sahabat Nara yang paling disayang.

"Duh Key, sori banget bukannya gue ga mau. Tapi lo tahu kan..,-" 

"Ya! Gue paham pasti Farel ga akan ngebolehinkan?" Nara tercenung mendengar perkataan Keyla, tapi Farel sangat penting melebihi apapun. Nara terlalu takut membantah apa kata Farel, karena dia sangat sayang padanya.

"Iya, gue takut kalo gue ga pulang bareng. Gue bisa habis, lo kayak nggak takut dia kayak gimana?" cicit Nara menundukkan kepalanya. Keyla menghela napas panjang, dia sangat mengerti bagimana hubungan sahabatnya yang 'tidak beres' itu.

"Sip gue paham," kata Keyla tersenyum simpul. "It's oke, Ra. Kapan-kapan lagi," ujarnya.

Nara tak pernah merasa bersalah pada sahabatnya itu. Dia tak peduli bagaimana kecewa sahabatnya itu, yang Nara takut adalah Farel marah kepadanya karena tak pulang bareng dengannya. Kalau itu terjadi sudah dipastikan iya akan tamat begitupun dengan hubungannya.

Bel sudah berbunyi, itu tandanya kegiatan belajar mengajar harus disudahi dan dilanjutkan esok pagi. Murid-murid berhamburan bagai burung yang sudah lama sekali dikurung dalam sangkar. Jika murid lain akan cepat cepat pergi keparkiran untuk membawa motor dan cepat pulang, tidak dengan Farel.

Farel sudah berdiri di depan kelas Nara Bagai satpam yang sedang bertugas.

"Lama ga nungguinnya?"

"engga kok, yuk pulang!" Ajak Nara kepada Farel.

Seperti kewajiban yang tak boleh dilewatkan, tradisi jalan-jalan sore selalu mereka lakukan ketika pulang sekolah. Sekedar mengelilingi kota tapi membuat mereka sangat bahagia, tak peduli perut yang sudah meraung-raung karna cacing sudah keroncongan. Terpenting adalah mereka bahagia.

Sudah dekat maghrib baru mereka akan pulang. Farel mengantarkan Nara pulang terlebih dahulu, setelah pamit cowok itu langsung pergi. Dan cowok itu akan kembali lagi setelah kembali ke rumahnya, Farel memutuskan ke rumah Nara untuk sekedar ngobrol. 

Bagaimana hari ini atau sekedar nonton konser band favorite mereka di Youtube.

"Nara, ada yang nyariin tuh !"

"Siapa mah?"

"Ya siapa lagi kalo bukan pangeranmu itu." Mama Nara tersenyum menggoda anaknya yang kini sudah dewasa. Dengan semangat Nara langsung mempersiapkan diri untuk tampil cantik dengan sedikit memoleskan wajah.


***


"Tara!" Farel datang sembari menyodorkan sebuah paper bag.

"Apa ini?" Nara meraih paper bag pemberian pacarnya itu.

"Kalo mau tau, ya dibuka. Eh tapi nanti aja kalo aku udah pulang." Farel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan menampilakan deretan giginya. Cengengesan seperti orang gila.

"Oh iya besok aku ada acara keluarga, dua hari sih.  Jadi kamu besok berangkat sekolah sendiri yah, pulang sekolah jangan ke mana-mana apalagi main."

"Iya-iya, siap Captain!"

"Aku sekalian mau pamit juga, soalnya sekarang aku harus siap-siap buat besok pagi."

"Hem, ya uda hati-hati kabarin kalo udah nyampe rumah."

Aneh, iya aneh. Perasaan Nara sedang dibuat aneh oleh Farel, pasalnya Farel bukan lah seorang kekasih yang sangat romantis. Bukan juga tipe laki-laki yang suka merayakan hari jadian setiap bulannya. Tapi malam ini Nara dibuat kagum oleh kelakuan Farel, bukan aneh hanya karena diberikan hadiah. Tapi Farel  tiba -tiba saja membawakan hadiah untuknya tanpa kabar, tanpa pula kejelasan.

Tapi Nara menyukainya.


***

TBC

Jangan lupa kasih komentar, boleh kritikannya dan jangan lupa vote.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Broke Me FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang