1.1

111 7 0
                                    

"YaHarin-a! dengarkan aku!" kesal Yuna,

Mereka sedang berada di bilik merah muda milik Harin sambil mengerjakan tugas, ah lebih tepatnya Harin yang mengerjakan tugas, Yuna hanya datang berkunjung untuk bermain dengan Harin

"Aaaa wae?!!" ucap Harin frustasi, ia benar-benar muak dengan kelakuan sahabatnya yang sedari tadi terus mengusiknya "kau jangan menggangguku terus, aku harus belajar dengan giat kalau tidak eomma akan membunuhku" tambahnya dengan dramatis

Ck

Yuna pun terdiam, dia membenarkan apa yang dikatakan sahabatnya barusan, nyonya Ahn memang dikenal sangat disiplin akan pendidikan anak semata wayangnya.

"Harin-a

Ya Tuhan tolong ingatkan Harin yang ada di kamarnya ini adalah sahabatnya jika tidak, mungkin Harin sudah mengusirnya sedari tadi 

"Hm? apa?"

..."

... "

..... "

Ish! Yuna kau- "  racau Harin, emosinya sudah meluap sampai ke ubun-ubun

"Aku melihatnya,

..."

"E-eoh?"

Harin menatap Yuna bingung
"Aku melihatnya.. menghilang" ucap Yuna balik menatap Harin

Harin tambah bingung, siapa? dan apa maksudnya... menghilang?
"Hei apa maksudmu? aku tidak mengerti"

"Aku melihatnya, dia berlari seperti menghindar dari sesuatu, aku hendak memanggilnya tapi- dia tiba-tiba menghilang.. itu jelas sekali aku melihatnya tanpa berkedip.. dan yang paling penting, kau tahu siapa orang itu?" ucap Yuna lagi

Harin menggeleng bagaimana mungkin aku tahu? batinnya acuh
..
...

Yuna menatap sahabatnya itu dengan lekat

"Ya! kenapa kau menatapku seperti itu"
Harin agaknya sedikit ngeri dengan tatapan Yuna yang terlalu mengintimidasinya, Yuna memindahkan netranya lurus ke depan

Huhh..

"Jungwon, dia Yang Jungwon"

...

Harin mengerutkan keningnya
"Tidak mungkin"

"Aku melihatnya Harin.. itu dia Jungwon mu Jungwon yang selama ini kau-

"Tidak Yuna, tidak mungkin" Harin memotong ucapan Yuna dengan cepat, "Jungwon tidak ada, dia pergi mendaki bersama teman-temannya dan tidak pernah kembali.. DAN tidak ada manusia yang bisa menghilang Yuna-ssi" Harin berbalik memunggungi sahabatnya itu mencoba tidak perduli

"Tidak Harin kau salah, aku melihatnya dengan mata kepalaku.. dia ada dan dia tiba-tiba lenyap.. " balas Yuna dia tahu respon Harin akan seperti itu, "Tidak mungkin kau pasti linglung sampai salah melihat orang" Harin tetap pada pendiriannya, ia sebenarnya masih mencoba mencerna setiap kata yang diucap sahabatnya itu, ya tidak masuk akal memang tapi Yuna tidak mungkin berbohong pada dirinya ia tahu itu tapi-  aakh!! molla aku bingung!

────────────

────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saudade » EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang