Prolog

10 0 0
                                    

Malam itu, mobil kami melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Karena jalan yang menanjak membuat Ayah harus menancap gas sedalam mungkin. Ditambah lagi curah hujan yang deras membuat kaca mobil tertutup kabut. Ayah melirik ke arah samping kirinya, disana terlihat Ibu yang tertidur karena kecapean. Kemudian menoleh ke kursi belakang, terdapat seorang gadis kecil meringkuk kedinginan karena lupa tidak memakai jaket yang dia bawa. Gadis kecil itu diriku.

Jalanan sangat licin dan berbelok-belok membuat keadaan menjadi semakin mencekam. Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 malam. Aku melihat jalanan yang sepi, mungkin hanya mobil kami yang melintasi jalan itu. Lampu mobil yang temaram membuat pencahayaan sedikit tidak jelas. Aku menutup mata, meninggalkan Ayah yang menyetir dengan kesunyian. Tak lama aku terbangun kembali dan melihat Ayah yang saat ini sedang menoleh ke samping kanan. Di pinggir jalan ada seorang wanita berdiri menatap kosong mobil kami. Bajunya sudah basah kuyup, bahkan terlihat kotor karena pakaian yang ia gunakan berwarna putih.

Ayah masih melihat perempuan tadi dan tanpa sadar di depannya ada tikungan tajam. Dentuman antara mobil dengan pembatas jalan sangat keras, sehingga mengakibatkan bagian depan mobil penyok. Suara hujan mulai menghilang bersamaan denganku yang tak sadarkan diri. Entah apa yang terjadi dengan kedua orang tuaku. Aku hanya bisa berharap kalau kami masih bisa berkumpul kembali.

▪︎▪︎▪︎

Aku yang dari semalam tak sadarkan diri perlahan membuka mata. Aku memandang ke arah luar jendela mobil, ternyata hari sudah siang. Kemudian pandanganku beralih ke depan ke arah kedua orang tuaku berada, namun tatapanku seketika kosong.

Tes. Air mata mengalir dari kedua mata kecilku. Menatap kedua orang tuaku yang terdiam tanpa nyawa.

"Hiks."

Aku menangis, menelungkupkan kepala di antara lipatan tangan. Tubuhku duduk meringkuk di kursi belakang, berharap akan ada orang yang datang menolong kami. Dan benar, dari arah belakang ada banyak kendaraan yang berhenti. Orang-orang mulai turun dari kendaraan masing-masing dan mencoba membuka pintu mobil kami.

Aku berhasil keluar dari mobil, badanku didekap oleh seorang wanita yang aku kira seumuran Ibuku. Usapan lembut di kepalaku membuat hatiku sedikit tenang. Namun tidak lagi disaat diriku melihat Ayah dan Ibu bersimpah darah, tergletak di atas tandu yang akan dimasukkan ke dalam ambulance.

"Ayah! Ibu!" teriakku sebelum kegelapan merenggut kesadaranku. Namun, aku masih bisa melihat sekilas di dalam mobil kami ada seorang wanita yang tadi malam sempat aku lihat di pinggir jalan. Dia tersenyum, menatapku sendu yang perlahan menutup mata.

👻👻👻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Penjaga Tak KasatmataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang