Perkenalan tokoh
Nafasnya tersenggal-senggal. Keringat yang deras terus mengucur pada dahi. Rambut yang tadinya rapi dan wangi sudah berantakan dan tidak pantas lagi dipandang mata.
Belum lagi pandangan setiap orang yang melintas membuat Anna seperti akan dimakan hidup-hidup. Jadi, benar-benar kondisi yang sangat menyedihkan.
"Laeli, lo keterlaluan ya. Gue kejar lo dari tadi, kenapa coba lo nggak berhenti?"
Laeli hanya menatap Anna dengan jengah lantas ia meringis melihat tampilan Anna yang sangat acak-acakan.
Tidak ingin ambil pusing gadis itu menolehkan kepalanya ke arah lain seraya memejamkan mata untuk menikmati udara yang masih cukup segar.
Melihat Laeli yang terdiam berdiri, Anna mengerutkan keningnya. Apa yang sebenarnya Laeli pikirkan? Sejak tadi gadis itu hanya diam tetapi mukanya sangat wajib untuk dipertanyakan seperti sedang ada sesuatu.
Wajah Laeli yang tadinya nampak tenang berubah mendadak pucat dan ketika melihat—
"Anna, mana buku gue?" Tanpa menunggu balasan, Laeli langsung menyahut salah satu buku yang Anna bawa sejak tadi.
Anna hampir saja terjungkal jika tidak pandai menyeimbangkan diri dari tarikan sahabatnya itu.
Ketika keanehan mulai menyerang lingkungan sekitar, Anna yang paham lantas menelan ludahnya susah payah. Apa yang mereka saat ini lihat sudah menjadi pemandangan sehari-hari yang harus bisa di nikmati dengan senang hati. Nyatanya semua itu hanya pencitraan.
Lalu lalang orang yang tadinya kocar-kocir mulai menepi dengan rapi. Mereka membungkukan badan seraya menyapa dengan senyum hangat mereka. Namun, percayalah semua itu hanya kepalsuan semata.
Ketika seseorang itu melewati hadapan Anna dan Laeli, keduanya juga melakukan hal yang sama dengan orang lain. Akan tetapi semua itu seperti ada yang aneh.
Sorot mata yang tajam dengan wajah penuh keseriusan itu benar-benar ciri khas yang sebenarnya.
Laeli menyadari jika seseorang itu memancarkan rasa tidak suka padanya. Di lihat dari matanya saja sudah benar-benar terbaca. Sorot itu benar-benar tidak seperti yang biasanya.
Tidak mau mendapat masalah, Laeli memilih berjalan lebih dahulu meninggalkan Anna yang masih diam di tempatnya.
"LAELII!!"
Pemuda itu dengan cepat menatap Anna secara sinis, "Mulutmu itu rasanya tidak sopan. Kau tahu bukan aku ini siapa? Jadi jaga perlakuanmu."
Anna terpaku di tempatnya. Ia meruntuki dirinya sendiri yang kelewat bodoh. Sekarang ini dia sedang berhadapan dengan orang terhormat, mana mungkin ia bisa kelepasan seperti tadi.
"Jika kamu tidak bisa memenuhi aturan, sebaiknya kamu segera saja mengundurkan diri."
"Maaf Sultan Candrawasa." Anna memilih mengalah dan kembali membungkukan badannya.
Pemuda itu hanya melemparkan tatapan tajamnya lantas pergi menjauh dengan para pengawal.
Anna yang melihat pergerakan pemuda itu menjauh tersenyum dengan lega. Akhirnya ancaman hidupnya sudah pergi. Tanpa pikir panjang Anna langsung saja tancap gas untuk mencari keberadaan Laeli.
****
"Laeli lo tahu? Tadi gue dimarahin lagi sama Sultan tahu nggak. Semua ini tuh gara-gara lo." Anna berujar dengan nada yang ketus. Matanya terus menatap depan dengan tangan bersiku pada pinggang.
Anna benar-benar sangat kesal, di saat dirinya sedang ditimpuk masalah besar dan hampir memakan sebagian hidupnya, seorang Laeli sahabat tercintanya malah duduk tenang di dalam kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Starla
Short StoryUsai cerita lama yang tak pernah terbuka kembali, kini cerita baru mulai datang dengan tawa yang ikut menyelimuti. Nama yang dulunya kerap mereka junjung tinggi berubah menjadi kehormatan yang pantas dihargai.. "Starla?" "Apa mungkin dia cantik da...