b

19 3 0
                                    

knock knock..

"Eh pagi nak Gerald, masuk dulu. Udah sarapan nak?" sapa Alana kepada Gerald, pacar anaknya.

"Pagi tante. Udah kok tan, Cianya belum selesai tan?"
tanya Gerald sembari mengikuti Alana berjalan.

"Tadi sih baru pakai sepatu, sabar ya. Biasa, perempuan" senyum Alana mengembang.

"Hehehe iya tan, siap" balas Gerald.

"MAMAAAAA MAKAANNN" teriakan Dion yang baru menuruni tangga begitu memekakkan telinga.

"Dion suaranya bisa dikecilin nggak?" protes Barga, karena aktivitasnya membaca korannya terganggu oleh suara si bungsu.

"Hehehehe peace papa" jawab Dion cengengesan.

"Makan tinggal makan, udah besar masih mau disuapin? Malu sama pacarnya kakak" jawab Alana.

"Eh loh ini bang Gerald? Salaman dulu bang, gue yang kemaren chat lo hehehe" Dion dengan gaya sok akrabnya, mengamit tangan Gerald.

"Hahahah iyaa. Mau berangkat bareng gue sama Cia?" tanya Gerald.

"Oh, no thanks. Mau pake motor biar kaya Dilan" jawab Dion.

Pagi yang hangat, di tengah keluarga Dinantama.

"Pagiiiii, dih pipinya bulet bener" Cia datang lalu memberi serangan berupa cubitan di pipi sang adik yang sedang mengunyah roti sarapannya.

"Apwaa sihh" protes Dion.

"Maaf lama ya, yuk berangkat. Mama, sarapannya Cia makan di jalan aja ya. Cia buru-buru hehehe. Bye byee" Cia menuju Barga dan Alana untuk berpamitan. Diikuti oleh Gerald tentunya. Lalu berakhir pada ciuman manis di pipi sang adik. Gerald? HAHAHHA bukan, Gerald melakukan tos dengan Dion.

"Hati-hati ya nak!" ucap Alana.

Putrinya hanya menjawab dengan memberi simbol okay dengan jarinya.

...

tbc

p e t r i c h o r Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang