B a g i a n T i g a
***
"Kenapa? Kenapa kamu mau mencalonkan diri?" Widi menenggak habis segelas tehnya yang tidak lagi hangat. Kemudian mengalihkan tatapnya pada si lelaki yang baru bersendawa tanpa ada keren-kerennya. Kadang Widi suka menyayangkan hal ini, padahal wajah Chandra sudah di atas KKM.
"Supaya gampang, enggak perlu buang waktu, buang tenaga, buang kuota, buang uang, buang—buang apa lagi, Diw?"
"Buang gas. Sumpah, Chan. Kamu enggak ada romantis-romatisnya."
"Pas banget 'kan sama kriteria kamu?"
Kan, seperti yang sudah Widi ucap sebelumnya, enam belas tahun mengenal Chandra, Widi tidak pernah tahu jalan pikiran Chandra. "Iya, Chan, iya. Cukup kenalkan aku kalau ada orang yang mirip kamu. Asal bukan kamu, ya?"
Dan Chandra, seperti hakikatnya seorang lelaki, ia harus dibuat pusing pasal problematika paling umum yang barangkali sudah dari dulu kaumnya pusingkan—teka-teki paling rumit, kalimat seorang wanita.
***
Kurang lebih dua minggu setelah pertemuan malam itu, satu notifikasi pesan dari Chandra muncul di layar ponsel Widi, yang sebetulnya perempuan itu tidak pernah duga-duga pula sebelumnya.
"Kemarin ada yang bilang, kalau aku mirip orang ini, dan aku langsung ingat kamu, Diw. Ini kontak dia. Hutangku lunas ya, semoga berhasil."
Dapat pesan masuk sepuluh menit sebelum tengah malam begitu, Widi dibuat menguap sambil mengernyitkan keningnya. Hampir lupa soal pesannya pada Chandra.
"Aku kenal dia enggak, Chan?"
Beruntung Chandra sama-sama online, Widi tidak perlu dibuat bertanya-tanya sebelum tidur. "Enggak, aku ketemu dia di kantor penerbitan. Aku juga sudah kenalkan kamu ke dia. Jangan kaget kalau dia tiba-tiba chat kamu."
Widi cuma bisa terkekeh pelan membaca pesan panjang dari Chandra yang sangat khas Chandra—dibanding menekan enter dan memotong-motong kalimat, dia lebih suka kirim pesan satu paragraf sekaligus.
"Mana yang katanya mau menyalonkan diri sendiri?"
Ah, Widi cuma ucap begitu dalam hati. Ponselnya buru-buru ia matikan, mengabaikan kontak yang baru saja Chandra kirim ke ruang obrolannya, tanpa ada niatan untuk menambahkannya ke dalam kontak di ponselnya. Apalagi menghubungi lelaki asing begitu lebih dulu.
Padahal Widi sendiri yang minta. Sekarang, dia sendiri yang bertanya-tanya, kenapa pula ia minta permintaan konyol begitu pada Chandra.
***
terima kasih sudah singgah, bertahan, dan jadi sumber kekuatan! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
kalau kenal lelaki baik-baik, tolong kenalkan padaku ✓
Teen Fiction❝Aku juga serius, aku betulan enggak boleh mencalonkan diri sendiri?❞ // wenyeol / au / semibaku / short story // ©Da mé, 2020. Start : 23/08/20 Finish : 31/08/20