47. Comeback Home

2.3K 225 70
                                    

⚠️ untuk anak di bawah umur sekip aja ya, pokonya udah aku ingetin! Ga terlalu parah sih, cuman ya gitu tetep aja🌚

_____

Devano sangat senang pagi ini, lengkungan kurva tercetak jelas di bibirnya tidak luntur sedikitpun. Pria itu berhasil menemukan tunangan dari Raka. Ya, sebuah fakta baru bahwa Raka sudah mempunyai seorang tunangan. Devano tentu sangat senang mengetahui fakta itu. Cepat-cepat ia mengajak tunangan Raka yang diketahuinya bernama Elsa itu untuk bertemu dengan Raka, dan otomatis Arina akan kembali pulang bersamanya.

Sambil melirik jam di pergelangan tangannya, Devano melihat ke kanan dan ke kiri menunggu kedatangan Elsa. Ia sudah membuat janji jika mereka akan bertemu di cafe tepat sebelah rumah sakit tempat Raka di rawat. Tak lama kemudian seorang wanita berambut sebahu datang dengan tergesa-gesa menghampiri dirinya.

"Permisi, apa anda benar Tuan Devano?" Devano langsung mengangguk dan mempersilahkan wanita itu untuk duduk berhadapan dengannya.

"Jadi, anda tau di mana Raka sekarang?" dapat Devano lihat dari sorot matanya jika perempuan itu tampak begitu khawatir dan tidak sabar ingin segera mendengar penjelasan Devano.

"Begini nona, Raka beberapa hari yang lalu mengalami kecelakaan. Dan sekarang dia amnesia." Elsa membulatkan matanya terkejut. Tunangan macam apa dia yang tidak ada di sisi Raka saat prianya sedang sakit, mata Elsa bahkan sudah berkaca-kaca.

"Astaga, lalu di mana dia di rawat? Tolong antarkan saya ke sana." ucapnya sambil berdiri membuat Devano juga ikut berdiri.

"Tenanglah nona, Raka baik-baik saja–"

"Baik-baik saja kau bilang!! Dia amnesia dan kau bilang dia masih baik-baik saja?!" Devano sedikit tersentak melihat Elsa yang membentaknya. Tidak sedikit para pengunjung yang sontak melihat ke arah mereka berdua.

"Ekhem, aku tau nona. Baiklah saya antar anda menemui Raka." Elsa pun mengangguk sambil memijat keningnya yang entah kenapa tiba-tiba merasa pusing. Mungkin dia terlalu banyak pikiran mengenai hilangnya Raka tanpa kabar.

Melihat wanita itu tidak mengikuti langkahnya, Devano berbalik dan melihat Elsa tengah memegang kepalanya. Devano mendekat untuk memeriksa keadaan wanita itu.

"Nona anda tidak apa?" Devano memegang kedua bahu Elsa tatkala wanita itu sedikit terhuyung, jika Devano lengah mungkin dia akan tersungkur.

"Terimakasih, aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing."

"Mari saya bantu." Devano merangkul bahu Elsa untuk membantunya berjalan menuju mobilnya. Setelah itu Devano langsung menancapkan gas ke rumah sakit sebelah. Hatinya semakin berdebar melihat reaksi Arina nantinya. Diam-diam Devano sudah menyiapkan sesuatu untuk istrinya saat tiba di rumah.

"Sudah sampai." Devano keluar membukakan pintu mobil untuk Elsa, saat ia akan membantunya lagi. Dengan lembut Elsa menolak.

"Saya tidak apa, anda jalan duluan saja." Devano mengangguk dan berjalan menuju ruangan Raka dengan semangat empat lima.

Saat di depan pintu, Devano mempersilahkan Elsa sendiri untuk membukanya. Perempuan itupun menurut dan membuka pintu kamar Raka. Raut wajah keduanya lantas berubah sangat kontras. Devano mengepalkan tangannya melihat Arina menangis dengan memeluk Raka di atas ranjang, tidak tahan lagi dengan pemandangan yang menyesakkan dada, Devano segera pergi untuk menetralkan emosi yang membuncah. Berbeda dengan Devano, Elsa justru langsung berteriak masuk ke dalam ruangan untuk memisahkan Arina dari Raka.

"YAA!! APA YANG KAU LAKUKAN PADA TUNANGANKU!!!" nafas Elsa memburu sambil menatap tajam Arina yang masih menghapus sisa air mata. Sedetik kemudian dahinya mengernyit.

Mr. CoraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang