-1-

20 4 1
                                    


Budaya kan vote terlebih dahulu sebelum membaca untuk menghargai author. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membangun cerita yang lebih baik.

.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca🖐️



Hari itu terik matahari sangat amat menyengat, pria dengan seragam SMA-nya sedang menunggu angkutan umum ditempat ia biasa menunggu. Hari ini begitu sial bagi pria bername tag Adipati Dimas diseragamnya. Ini semua disebabkan oleh adik perempuannya yang hanya terpaut 3 tahun darinya. Gara-gara arcella, ia harus melewatkan jam alarmnya dan mengakibatkan terbangun saat 30menit lagi bell sekolah berbunyi.

Biasanya dimas pada jam itu sudah mengurung dirinya didalam kelas tanpa mau repot repot menyapa teman sekelasnya.

Saat mobil yang dimas tunggu datang, tiba-tiba seorang gadis menerobos masuk mendahuluinya, sesaat setelah itu dimas masuk kedalam dan duduk didepan gadis itu.

"Ah maaf, tadi gue tiba-tiba langsung nyerobot aja. Padahal lo juga mau masuk" ucapnya sambil menampilkan beberapa giginya yang masih terdapat remahan roti yang menempel.

Melihat dimas yang diam saja tanpa merespon, gadis itu menulusuri dimas dari atas rambut hingga ujung sepatunya dan ia begitu terkejut ketika melihat seragam yang dikenakan dimas sama persis dengan yang ia pakai.
Merasa risih diperhatikan, dimas pun tak tahan untuk tidak menegur gadis itu

"Maaf nona, tolong diperhatikan bagaimana nona memperhatikan seseorang, tatapan nona kurang sopan"

"Ah maaf maaf" ucapan gadis itu malu

"Tapi kayaknya kita satu sekolah deh, soalnya seragam kita sama" lanjutnya

Sebelum gadis itu melanjutkan bicaranya, dimas terlebih dulu menyelanya

"Kiri bang" ucap dimas pertanda ia sudah sampai pada tujuannya.

Gadis itu tampak tak percaya akan sikap dimas
"Sebenernya yang kurang sopan lo atau gue. Orang nanya kok didiemin" kesal gadis itu

"Mas dimas emang gitu neng kalo sama orang cantik neng, tapi anaknya baik banget" ucap supir angkot yang sudah mengenal dimas lama
"Oh namanya dimas"ucapnya pelan
"Neng cantik gak turun? Bukannya satu sekolah sama mas dimas?"

Mendengar itu, ia langsung terkejut dan keluar dari angkot tanpa lupa membayarnya,
"TUNGGU PAAAAK, SAYA BELUM MASUK" teriaknya dari jauh saat melihat gerbang sekolah akan ditutup.

Sesampai di gerbang, ia mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlari tadi
"Lho abi" ucap seseorang

Merasa namanya dipanggil, ia mendongak dan melihat siapa yang memanggilnya
"Eh kak satria" jawab gadis itu kepada pria bernama satria sang ketua osis di sekolahnya
"Kenapa telat? Tumben banget"
"Gara-gara ban papah bocor dijalan, jadinya naik angkot deh"

"Seorang Abigael suharja naik angkot?" Bukan tak lain Satria terkejut mendengar itu, Abigael suharja gadis yang sedari tadi memperhatikan dimas adalah anak tunggal dari keluarga Raden Suharja salah satu pemilik perusahaan terbesar di negara ini.

"Apaan Sih kak, lebay amat. Daripada gue jalan kaki kan" menurutnya, Satria terlalu lebay. Apa salahnya naik angkutan umum
"Udah ya kak, gue masuk kelas dulu." Pamitnya kepada satria

Disepanjang kelas, abigael masih memikirkan dimas, bagaimana bisa disekolah ini ada pria se menawan itu, dan abi baru mengetahuinya.
"Apa perlu tanya ke nessi ya?" Pikir abi
L
Setelah bell istirahat berbunyi, abi segera menghampiri sahabatnya yang sudah ia kenal sejak di bangku sekolah dasar

"Ness" panggil Abi ketika melihat nessi keluar dari kelasnya

"Lah bi, baru mau gue samperin. Kata anak-anak lo naik angkot ke sekolah? Serius lo?" Tanya nessi
"Gak penting anjir, ada yang lebih penting dari itu. Gue mau nanya tentang cowok tinggi, rambutnya nutupin dahi mukanya cuek tapi manis, suaranya lembut banget. Namanya Dimas"

Dan nessi lebih terkejut lagi saat Abigael berbicara tentang seorang pria, pasalnya Abi tak pernah memperdulikan seseorang apalagi orang yang berbeda jenis kelamin dengannya

"Lo serius nanya tentang cowok? Lo kenapa dah, ke jedot pintu angkot lo?
"Penting anjir, tau kagak?"
"Siapa tadi namanya?"
"Dimas"
"Hmm bentar, gue inget-inget dulu" ucap nessi sambil berjalan menuju kantin diikuti abi disebelahnya
"Yang namanya Dimas yang gue tau cuma ada 5 disekolah kita. Adimas kelas 10 MIPA 3, Dimas Setiawan 11 MIPA 5, Dimas Anugerah 11 IPS 1, Dimasaniaga 12MIPA 2, terakhir Dimas Jo Putra 11 IPS 3. Dan mereka rambutnya gak ada yang nutupin dahi"

"Lo kurang satu kali ness, coba inget-inget lagi" ucap abi kurang puas atas jawaban Nessie
"Bi, gue anak osis yang ngintil-ngintil Pak Budiman ketua kesiswaan kita. Gue tau betul anak-anak SMA Bumi Sakti ini. Bahkan anak baru pun gue tau. Lo salah orang kali"

"Gak, gak mungkin salah orang. Soalnya dia pake seragam sekolah ini" ucap abi yakin
"Dahdah. Kita obrolin si Dimas lain kali aja. Nanti gue tanya sama Pak Budi dah kalo lo penasaran banget. Untuk sekarang, kita isi perut dulu" ucap nessi berjalan lebih dulu ke kantin

Mendengar itu, Abi rasanya sangat senang dan  sudah tidak sabar untuk mengenal lebih jauh seperti apa Dimas itu


***

MasAbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang