Langit pandai sekali menipu kita. Pandai membuat kita takjub akan pesonanya, semakin lama kita menatap, kita terhanyut. Pelan namun pasti. Semakin jauh hingga ke alam bawah sadar kita kemudian mengungkit memori terpendam. Beberapa orang tersenyum, ada juga yang tak sadar air matanya mengalir.
Namun disudut sana seorang pria tidak tersenyum ataupun menangis. Dia hanya menatap, seolah tak punya memori terpendam. Terus saja menatap hingga orang sekitarnya mulai berpergian, hingga dia sendirian sembari menatap langit yang kini menjadi gelap. Kemudian pria itu beranjak pergi.
Pria itu mengendarai motornya menembus suasana maghrib yang mulai redup dan dingin. Kemudian memarkirkan motornya dihalaman sebuah masjid dan hendak shalat berjamaah.
Selepas sholat, dia berdoa kepada sang pencipta. Dia menutup matanya dan mengucapkan doa setulus hati seperti biasa. Hingga ketika membuka mata, dia menatap sejenak kearah para jama'ah sholat kemudian menutup matanya lagi.
"Khusyuk sekali San" Ujar Radit"Sttt..." Desis pria itu.
"Sekalipun do'a, ustadz tetep aja masuk. Gak bakal beliau gak masuk"
"Iya, Dit. Ustadz paling rajin beliau" sambut Mustofa
"Hahah... " Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
"Gak ada salahnya berusaha" ujar Hasan sambil mengusap wajahnya.
"Emang do'a buat apa San?" Sambut Dhiya'
"Yak, dia do'a biar ustadz Yusuf gak masuk hari ini. Belum jadi PR dia" Jawab Mustofa
"Hmm... Mampus kena hukum kau sekarang, San" ejek Dhiya'
"Makanya bro jangan jadi pelupa. Baru aja MA otak udah kayak lansia" ejek Radit
"Hahaha... " Mustofa dan Radit tertawa terbahak-bahak.
"UDAH BISA DIEM GAK" ucap Hasan setengah teriak, membuat sebagian santri melihat kearahnya.
"HEY KALIAN BERDIRI! BAPAK PERHATIIN KALIAN NGOBROL DARITADI" Ustadz BK kemudian menghampiri mereka.
"MAJU KE DEPAN, IKUT BARIS SAMA TEMANMU YANG TELAT SANA!"
Hasan, Mustofa, dan Radit berjalan menuju lapangan.
"Kau sih tadi ngajak ngobrol mulu" ucap Radit kepada Mustofa.
"Udh kalian gak usah saling menyalahkan. Dibalik segala peristiwa pasti ada hikmahnya" Ujar Hasan.
"Peristiwa ini hikmahnya apa? Kena hukum sih iya" Jawab Radit
"Hikmahnya aku selamat dari ustadz Yusuf" Senyum bahagia terpancar di wajah Hasan.
"BAPAK KAU PNS!" Umpat Mustofa.
"Kan emang PNS bapaknya" Ucap Radit.
"Aku begadang ngerjain tugas Bahasa Arab semalem. Gara-gara kau ni, sia-sia perjuanganku" Ujar Mustofa.
"Iya deh, sebagai permintaan maaf ku. Aku teraktir es kelapa nanti jam istirahat" Ucap Hasan sambil merangkul kedua tangannya ke pundak sahabatnya itu.
"Es kelapa aja gak sebanding untuk perjuangan keras kami" Cibir Radit.
"Emangnya berjuang memerdekakan Indonesia emang" Ucap Hasan dalam hati.
"Terus mau kalian apa?"
"Nasi, gorengan sama es kelapa baru sebanding, tapi karena aku tahu kamu anak kosan gorengan sama es kelapa aja deh" Ucap Mustofa.
"Sipp deh"
"Eh kau tahu tidak, OSIS tetangga cantik-cantik semua" Ucap Mustofa.
"Yang bener, besok-besok aku sekolah lewat belakang deh biar bisa curi-curi pandang" Ucap Radit.
"Sekalian refresh mata, madrasah isinya cowok semua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemerah-merahan
RomanceSebuah cerita tentang pasangan yang saling mencintai. Namun dengan cinta yang berbeda.