Hari ini jinyoung dan papanya akan berangkat ke new zealand. Ya mereka akan meninggalkan rumah dimana banyak tersimpan banyak kenangan. Kenangan baik maupun kenangan buruk terekam jelas di ingatan jinyoung.
2 minggu yang lalu tepatnya. Ketika jinyoung harus merelakan mama dan adiknya untuk pergi dari dunia ini. Jinyoung masih ingat betul bagaimana kejadian itu. Jinyoung hanya menangis meraung2 ketika peti mama dan adiknya dibawa ke dalam liang kubur. Papanya hanya menangis terdiam sambil memegangi jinyoung. Dan sampai acara penguburan berakhir jinyoung tak henti2nya menangis meraung2 memanggil mama dan adiknya.
Jinyoung dan papanya masih betah di depan pusara mama dan adiknya tersebut sekalipun hari sudah hampir gelap. Para pelayat dan keluarga sudah mulai berpulangan. Yang tersisa hanya youngjae dan mama papanya, mark dan mama papanya beserta jinyoung dan papanya yang masih belum bisa berhenti menangis.
Jinyoung yang menangis, tiba-tiba terdiam dan tidak mengeluarkan suara tangisannya lagi. Papanya menoleh memeriksa keadaan anaknya. Jinyoung pingsan akibat menangis sejak tadi pagi dan jinyoung belum mengkonsumsi apapun sejak kemarin.
Papanya jinyoung panik dan meminta bantuan agar membawa jinyoung ke rumah sakit. Dengan sigap papanya mark menggendongnya dan membawa ke mobil juga papanya youngjae memapah papanya jinyoung agar ikut bersama dengan jinyoung ke rumah sakit.
Sejak hari itu jinyoung menjadi lebih pendiam. Ia merasa itu kesalahannya karena kurang memperhatikan mamanya. Sang papa sudah menjelaskan bahwa itu bukan kesalahannya dan harus menerima kenyataan. Tetapi jinyoung tidak menanggapi. Ia hanya diam dan jarang makan. Papanya jinyoung benar2 khawatir dengan keadaan anaknya itu. Walaupun ia terpukul atas kepergian istri dan anaknya itu tapi Ia harus berusaha tegar karena Ia sadar harus menjaga anak satu2nya itu. Ia harus mengingat pesan istrinya sewaktu mereka di rumah sakit .
" pa.. tolong jagain jinyoung ya. Jangan salahin dia. Jinyoung selalu menjaga mama dan adiknya selama ini. Papa tau kan mama sayang banget ama papa juga ama jinyoung? Mama harap papa juga sayang sama jinyoung seperti papa sayang sama mama. Mama lemes pa... udah gak kuat lagi "
" mama ngomong apa sih... janji jangan tinggalin papa. Papa juga sayang mama sayang sama jinyoung juga ma "
" makasih pa... mama titip jinyoung. Mama sama adik sayang sama papa juga sayang sama kakak jinyoung "
●
15 year later
Youngjae terbangun karena sapuan halus di pipinya. Matanya berkedip2 menyesuaikan pandangannya lalu pandangannya terarah ke sofa yang ada dekat lemarinya. Disana duduk pria tampan dengan rambut rapinya memakai pakaian rapi dengan setelan jas berwarna biru navy dan kemeja putih. Ia duduk sambil menjawab telepon. Mungkin sedang membahas pekerjaan karena Ia juga memegang beberapa kertas. Entahlah kertas apa itu.
Selesai menelpon Ia mendatangi ranjang youngjae lagi.
' Bangun sayang... gak kuliah ? ' ucap mark.
' aku males kak.. tugasku belum selesaii ' ucap youngjae
Mark mengelus rambut youngjae dan mencium keningnya lalu bibirnya Ia kecup tipis.
' ya udah kalau gitu... istirahat di rumah aja ya ' kata mark lagi.
' bosan kak... pengen nonton, jalan-jalan ke pantai ' ucap youngjae lagi.
' kakak gak bisa nemenin kamu hari ini sayang, kakak ada meeting penting ' ucap mark lagi.
' meeting terus... ' keluh youngjae
Mark menghela nafas. Ia sadar kalau beberapa waktu belakangan ini mark jarang meluangkan waktu untuk kekasihnya itu dikarenakan bisnis yang dikelolanya sedang berkembang pesat saat ini. Mau tidak mau Ia harus mengontrol segala hal yang berurusan dengan bisnisnya itu dan mengorbankan waktu untuk kekasihnya itu. Tapi walaupun begitu mark selalu menyempatkan waktu paginya untuk mengunjunginya, membangunkannya pagi-pagi dan mengajak sarapan bersama. Mark yakin youngjae pasti akan mengerti keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LOVE OR NOT
FantasyDia memilikiku tapi tidak hatiku. Dia menyukaiku karena obsesinya akan wajah ini. Dia mencintaiku namun ia ragu karna statusku. Namun Aku menyayangi mereka. Apakah ini egois ?