a.

51 10 0
                                    

"Sempurna."

Dengan satu helaan napas, Yoongi akhirnya selesai mematut diri depan cermin.

Kemeja putih lengan panjang yang di gulung?   Check!

Blue pants jeans sebagai bawahan untuk menambah kesan kasual? Check!

Semua sudah sesuai apa yang Taehyung dan Hoseok sarankan semalam.

"Udah, pake yang simple aja Hyung! Toh kencannya juga di penginapan desa gitu kan? Jangan lupa bawa jaket buat IU! Biar kalo kalian lagi jalan-jalan terus dia kedinginan, lo bisa jadi cowo romantis. Pakein ke bahu dia, jangan lupa!"

Begitulah nasehat kawan-kawan seperjuangannya yang merasakan kencan saja belum pernah.

"Ah, iya. Jaket!"

Buru-buru Yoongi menyambar jaket hitam miliknya yang tergantung dengan rapi di belakang pintu, lantas segera keluar kamar.

Hari ini harus jadi lebih istimewa! Yoongi sudah membulatkan tekad agar kencan kali ini bisa meyakinkan Ji Eun agar mau menerima perasaannya. Kalau bisa, lebih cepat lagi. Agar kencan ketiga mereka nanti jadi yang pertama kalinya mereka lakukan sebagai sepasang kekasih.

Ah, membayangkan bisa bertemu saja sudah membuat Yoongi tak menghilangkan lengkungan indah di bibirnya.

Malam itu cukup mengejutkan ketika tiba-tiba Ji Eun menghubunginya dan mengajak kencan hari ini. Jujur, Yoongi tak mengharapkan Ji Eun akan mengajaknya lebih dulu, tapi jika ia merasa nyaman melakukannya, maka Yoongi tak akan merasa keberatan.

"Oh, Hyung! Udah mau berangkat?" tanya Hoseok yang tak sengaja berpapasan dengan Yoongi di ruang TV.

"Ya, begitulah. Gimana penampilanku?"

Hoseok mengacungkan dua jempolnya ke udara sembari bersorak heboh, "SEMPURNA!"

Tipikal Sunshine.


Yoongi terkekeh pelan dan mulai berjalan keluar menuju garasi mobil.

"JANGAN SAMPAI GAGAL HYUNG!" Seru Hoseok setengah berteriak yang hanya di balas lambaian tangan oleh Yoongi, dan perlahan pria itu tak terlihat lagi.

☘☘☘

"Huft... Tenanglah, Ji Eun. Kau pasti bisa.."

Ji Eun mematut diri depan cermin meja riasnya. Memastikan make-up nya tidak berlebihan, namun mampu menutupi wajah pucatnya.

Tadi pagi serangan kembali menyerangnya. Padahal ia sudah begitu rajin memeriksakan kondisinya terutama beberapa minggu ini, tapi seperti kata dokter yang merawatnya waktu itu,

"Kondisimu memburuk. Bisa makin parah jika tak segera mendapatkan penanganan serius."

Ji Eun bukannya tak mau, hanya saja ... jika ia melakukannya, maka sama saja dengan mengakhiri karirnya di dunia musik ini. Dan ia belum siap untuk itu.

"Bertahanlah sedikit lagi, kumohon. Paling tidak, Yoongi akan tahu segalanya. Kuharap ia bisa menerima diriku yang seperti ini," ujarnya memohon pada bayangannya dalam cermin.

"Pikirkan saja hal-hal indah yang akan kalian lalui nanti. Dan jika kamu udah ngerasa waktunya tepat, yaudah jujur aja ke dia."

Kembali Ji Eun teringat nasehat kecil dari managernya. Sosok wanita hebat yang telah menyokong dirinya dari balik layar. Selamanya, Ji Eun akan berterima kasih untuk semua jasa-jasa beliau untuknya.

Ji Eun baru saja akan meninggalkan kamarnya ketika ponselnya berdering.

From: Yoongi.

Aku di depan. Turunlah.

Setelah mengatur napas dan detak jantungnya yang sejak tadi berdetak tak karuan, Ji Eun kini siap menyambut Yoongi di bawah sana.

"Kuatkan dirimu!"






karanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang