Aku lihat hari-hari lalu mata ku sembab setelah terbangun dipagi hari, teringat Dia yang beberapa bulan lalu tak sengaja mengakhiri kisah cinta yang dahulu sempat indah.Hari-hari menyakitkan berlalu, dan Aku memikirkan apa sebenarnya mimpiku.
Suatu pagi Aku membuka ponselku dan membuka grup whatsapp terdapat pengumuman lomba berjudul, “Lomba Cipta Essay Ekonomi 2020”. Lomba, kata “Lomba” mengingatkan Aku pada sosok laki-laki tinggi, berkulit sawo matang yang pernah bermukim dihati ku 2 tahun yang lalu.
Kamu, yang sering mengikuti perlombaan Beatbox dan sering juga meraih juara 1. Entah kenapa Lomba Cipta Essay itu seperti memanggil jiwa ku, “Ayoo ikut!” Kata hatiku.
Aku tidak pernah mencoba menulis sebelumnya, tetapi kata “Lomba” menjadikan Aku terinspirasi pada sosok dirimu, semangat mu luas, kerja mu keras, untuk mencapai pribadi yang memiliki karakter khas.
Essay, kata “Essay” membuat ku penasaran seperti apa menulis essay, kata “Ekonomi” membuat Aku semakin tertarik untuk mengikutinya karena saat ini Aku sedang menduduki bangku perkuliahan jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
Akhirnya kucoba daftarkan diriku untuk mengikuti lomba tersebut, Aku coba telusuri seperti apa menulis essay, setelah mendaftarkan diri dan mencari tahu cara menulis essay seperti apa, Aku memiliki ide untuk mencari referensi isi bahan tulisan yang ingin ku buat di perpustakaan nasional.
Keesokan hari waktu libur setelah Aku mengikuti Ujian Tengah Semester, ku kumpulkan niat tadi malam, ku langkahkan diriku untuk siap-siap dan pergi ke Stasiun kereta api.
Sesampainya di Stasiun, Aku menunggu teman ku yang ku ajak tadi malam via whatsapp lalu ia langsung mengatakan “Mau” Ku menunggu sendiri di samping sudut pintu masuk, lalu ada seorang laki-laki terlihat menanti kehadiran seseorang memasuki Stasiun, ia terlihat menunggu ditengah jalan menghalangi beberapa orang yang lalu lalang ditempatnya berdiri, Aku merasakan risih mengapa ia tidak berdiri disamping sepertiku menunggu. Lamanya ia berdiri, beberapa kemudian sosok laki-laki itu seperti sedang memperhatikan ku sedari tadi. Aku melihatnya tajam, mata kita berada diposisi saling menatap “Siapa dia?, sepertinya aku tidak pernah mengenalnya.” Pikirku.
Seseorang datang dari arah kirinya, dan menepuk bahu laki-laki itu. Orang itu Kamu, kita dipertemukan kembali dari 1 hari pertemuan singkat 2 tahun lalu. Ya, ini hari kedua kita bertatap muka, setelah menepuk bahu laki-laki itu yang ternyata temanmu, kamu menyapa ku, kita saling menyebut nama, bertukar kabar sampai menanyakan tujuan hari ini.
Tingkahmu aneh, matamu memandang ku tak biasa, dan mengingatkan ku pada Dia seketika karena cara kalian menatap wajahku sama. Pusaran matamu seperti sedang mengingatkan kisah kita 2 tahun yang lalu.
Selepas itu suara perempuan memanggilku dari arah belakangku, dia temanku yang Aku tunggu. “Duluan ya.” Kataku kepadamu. Aku menaiki kereta bersama temanku dan menceritakan dirimu 2 tahun yang lalu kepadanya, saat sedang tertawa dan kereta pun melaju, ku menoleh pada arah kiriku, terdapat Kamu dan teman-teman mu.
Sesampainya di tempat tujuan sampai kembali ke rumah Aku memikirkan pertemuan kita hari ini, pertemuan yang sering ku pinta 2 tahun yang lalu terkabul pada hari ini. Aku memikirkan bagaimana kabar mu, sudah sangat lama aku tidak mencari tahu tentang diri mu. Ku buka instagram dan melihat story mu terdapat foto Kamu menggenggam kertas besar bertuliskan “Juara 1”.
Wahh Aku harus bisa sepertimu di Lomba Cipta Essay ini, entah bagaimana selain mengagumi sosok dirimu aku juga terinspirasi.
Semenjak saat itu Aku sangat semangat menulis essay, setelah essay itu jadi ku kirimkan kapada panitia lomba dan menunggu kabar selanjutnya, setelah beberapa hari menunggu kabar, panitia lomba itu mengirimkan Pdf pengumuman, dan menyuruhku untuk mengirimkan foto terbaikku, aku masuk nominator 7 terbaik. Hatiku senang dan semakin banyak juga teman-teman ku yang mendukung untuk Aku dapat melanjutkan menulis dan membuat karya-karya terbaik.
Tetapi posisi ku masih sangat baru belajar dan Aku menemukan kata “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” –Pramoedya Ananta Toer.
Lalu ku cetuskan diriku “Dengan menulis aku ada!” untuk terus dapat abadi dan memberi manfaat dimuka bumi melalui tulisan.
Masih belajar yu kasih Krisan ✨