Part1 [Anak baru]

0 0 0
                                    

‌#MillanKu
#part1 [Anak baru]

Selamat membaca 🌈

Pagi ini terasa begitu segar karena mentari bersinar dengan indahnya di langit. Aku yg sedari tadi sudah bangun hanya menatap keindahan yang terpampang di depan mataku.

"Begitu indahnya ciptaan Tuhan ini," gumamku dalam hati.

Setelah puas menikmati indahnya mentari, akupun bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai melakukan ritual mandiku, dengan cepat aku mengenakkan pakaian seragam SMA BINA KARYA. Itulah tulisan yang terdapat pada logo di lengan bagian kiri, sedangkan lengan kanan terdapat tulisan sebelas dengan menggunakan angka romawi.

Hari ini adalah hari Kamis. Seperti biasa pelajaran jam pertama yaitu matematika.

"Oh my God," teriakku setelah mencari buku PR mtk dan ternyata tidak ada.

"Buku loh ketinggalan lagi? tanya vije dengan nada biasa aja.

"Iya ni Vi,"kataku sambil kembali memeriksa tasku lagi.

"Yaudah, biarin aja... makanya jangan ngebucin Mulu, akibatnya suka lupa bawa buku kan," sindir Vije padaku.

"Jahat banget sih loh, gue lagi bingung Lo malah ngatain gue,"balasku dengan manja sambil cemberut.

"Yaudah nih, tulis aja punya gue cepat sebelum ibu Mey datang," pintanya sambil menyodorkan buku.

"Siap bos," ucapku bersemangat.

Ibu Mey adalah guru matematika kami. Yapss, vije adalah sahabat yg sudah ku anggap saudara. Kita sudah bersahabat sejak kecil, jadi tak heran kalau dia tau kebiasaanku. Nama lengkapnya Vije Raina Louis, keren kan namanya wkwkwk. Dia itu orangnya baik, cantik, dan ramah pada siapapun dan satu lagi dia itu pintar. Dia bukan hanya sahabat dan saudaraku, tetapi dia juga sainganku di kelas. Ya, saingan dalam pelajaran loh bukan perbucinan.

"Selamat pagi anak-anak," sapa ibu Mey ketika masuk ke dalam kelas dan diikuti oleh seseorang yang berjalan mengikutinya.

"Pagi bu," jawab kami serempak.

"Anak-anak ini adalah teman baru kalian, silahkan perkenalkan dirimu," kata ibu Mey sambil menunjuk dan mempersilahkan anak baru itu untuk memperkenalkan dirinya.

"Halo gaes, perkenalkan nama gue Millan. Gue pindahan dari SMA SASTRAKARTA BANDUNG. Alasan gue pindah kesini yaitu karena ayah gue yg dipindahtugaskan ke Jakarta makanya mau tidak mau, suka tidak suka gue harus ikut pindah. Gue anak tunggal dan umur gue tujuh belas tahun, sekian perkenalan dari gue terimakasih," Tutupnya sambil menundukkan kepalanya.

"Baik terimakasih kembali, sekarang kamu boleh duduk," balas ibu Mey sambil mempersilahkan Millan untuk duduk.

"Iya Bu, by the way saya duduknya dimana bu?" tanya Millan.

"Itu disampingnya si vhelsea, kosong kan," balas Bu Mey sambil menunjuk aku.

"Iya bu, bangkunya kosong kok," balasku.

***

Ting... Ting... Ting...
Bel berbunyi tanda pelajaran telah usai, yg artinya saatnya istirahat.

"Baik anak-anak silahkan kumpulkan PR sekarang," pinta Bu Mey sebelum meninggalkan kelas, yaps kelas XI IPA satu itulah kelas kami.

"Baik Bu," ucap kami serempak.

Setelah semua buku terkumpul dan ibu Mey telah keluar, aku pun segera mengajak Vije untuk ke kantin bareng.

"Vi... kantin yukk," kataku.

"Males ah," balasnya singkat.

"Lahh, kok lo gitu sih... gk asik banget sih," gerutuku kesal.

"Tapi boong," balasannya sambil tertawa menang, karena telah menipuku.

Setelah berbasa-basi panjang lebar, Aku dan Vije kemudian pergi kantin. Namun saat sampai di kantin kami melihat hal yang menurutku begitu menjijikan.
"Ya ampun ganteng batt sih," kata dara anak XII IPA 2.

"Mau dong jadi pacarnya kamu,"

"jadi selingkuhannya kamu juga gpp,"

Begitulah kata-kata yang sempat terdengar di telingaku. Kata-kata yang keluar dari mulut para ciwi-ciwi, saat melihat Millan di kantin. Aku yg merasa jijik pun langsung memutar arah 180 derajat. Aku kemudian berbelok ke perpustakaan sambil mulutku yang gak berhenti mengoceh sendiri, dan diikuti oleh Vije dari belakang yang entah mungkin merasa aneh dengan sikap gue.

"Ya ampun, sumpah... jijik batt gue," kataku sambil mengetuk-ngetuk jidatku.
Lo kenapa sih vhes," tanya Vije bingung.

"Lo gak dengar tadi yang di kantin?" tanyaku balik.

"Oh itu. Ya ampun, biasa aja kale... lagian Lo juga sebelas dua belas sama mereka, kerjanya ngebucin mulu," katanya meledekku.

"Ya ampun, gue akuin gue emang suka ngebucin, tapi itu dulu dan gak sejijik itu kale," balasku sambil mengetuk-ngetuk jidatku lagi.

Ting... Ting... Ting....

" Eh dah bel tuh, Lo mau masuk kelas apa Lo mau disini aja sampe berkarat," tanya Vije.

"Masuk kelas lah, iya kali gue sendirian di sini," balasku.

"Yaudah ayok," ajaknya.

"Gendong..." Pintaku manja sambil mengangkat kedua tanganku.

"Mau digendong," tanya Vije.

"Hm hm," jawabku sambil menganggukkan kepala.

"Bentar ya, Millan... Millan...," Panggil Vije pada Millan yg kebetulan lewat.

"Ya, ada apa," jawabnya dengan raut muka bingung.

"Bisa mintol gk?" tanya Vije.

"Mintol apaan?"tanyanya dengan raut muka bingung.

"Minta tolong, itu aja gak tau" jawab Vije sedikit ngegas.

"Selow dong, jangan ngegas. Ya udah, Lo mau minta tolong apaan?" Tanya Millan.

"Tolongin gue gendongin si vhelsea,"

Seketika mataku membulat, karena kaget dan tidak percaya dengan apa yang Vije lakukan.

"Gila lo yah vi..." Aku angkat bicara.

"Kok gila, tadi Lo sendiri kan yg minta digendong. Dan kebetulan si Millan lewat, jadi apa salahnya kalo gue minta tolong sama dia," tutur Vije panjang lebar.

"Iya sih, tapi gak mesti si Millan kan," balasku kesal.

Aku kemudian secepat mungkin berdiri dan langsung pergi ke kelas tanpa menunggu jawaban dari Vije. Entah mengapa semenjak kejadian di kantin membuatku merasa agak gimana gitu kalo ngeliat Millan.

POV , Millan

Nama gue Millan, hari ini adalah hari pertama gue sekolah di Jakarta. Gue pindah dari Bandung ke Jakarta dikarenakan Ayah gue yg ditugaskan di sana. Gue sebenernya gk mau pindah ke Jakarta, tapi apalah dayaku hanya bisa menurut apa kata ayahku. Ibuku telah meninggal beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat aku baru tamat SD. Ayahku memutuskan untuk tidak menikah lagi dan lebih fokus mencari uang untuk masa depanku, aku bangga memiliki Ayah sepertinya.

Saat ini aku telah berada di salah satu dari sekian banyak sekolah yang ada di Jakarta, ya SMA BINA KARYA namanya.
Saat masuk ke dalam kelas aku langsung terpesona dengan seseorang yang belum kutahu namanya. Dan hal yg paling tidak kuduga adalah aku kini sebangku dengannya, senangnya hati ini.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MillankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang