First meet

529 20 7
                                    


Suasana malam itu sangat tenang, taman tampak lenggang, karena waktu yang sudah menunjukan waktu tengah malam, Juyeon sedang menikmati pemandangan gemerlap bintang dari taman itu seorang diri, Dia tersenyum melihat bintang-bintang yang begitu indah. Namun, tanpa ia sadari, ia tak sendirian, sayup-sayup ia mendengar sebuah tangis. Awalnya ia ingin mengabaikan itu, siapa juga yang menangis tengah malam begini di taman, pikirnya. Entah, semakin dia mengabaikan, semakin pula hatinya merasa tersayat oleh tangis itu. Juyeon menghela nafas, lalu ia mencari asal suara itu.

Juyeon menemukannya! Ah, laki-laki, kenapa dia menangis seperti itu? Awalnya dia pikir dia bertemu hantu, lelaki itu, ia berkulit sangat putih, seputih susu. Entah dia tak dapat melihat wajahnya, ia menunduk dan terisak. Satu hal yang membuat Juyeon yakin laki-laki itu manusia adalah kakinya menapak pada tanah. Ayolah Juyeon, mana ada kuntilanak bergender laki-laki? Walau ini sangat aneh melihat seseorang menangis tengah malam di tengah taman yang sunyi ini, Juyeon yakin hanya mereka berdua yang berada di taman itu.

Perlahan kakinya melangkah mendekati lelaki itu, Juyeon berjongkok didepan lelaki tersebut,

"Hey, kau tak apa? Kenapa menangis, hm?" tanyanya pelan. Perlahan lelaki yang sedang menangis tersebut menoleh, melihat kearah Juyeon.

Seakan waktu berhenti bagi Juyeon, entahlah, saat pertama kali melihat paras lelaki tersebut, dia terpesona, walau matanya sembab dan hidungnya memerah karena kebanyakan menangis, bagi Juyeon, lelaki tersebut masihlah sangat indah. Juyeon tersadar ketika lelaki tersebut mengucapkan sesuatu.

"Kau siapa?" Tanya lelaki tersebut sambil sesekali masih terisak pelan.

"Ah, maaf, aku Juyeon, aku tidak sengaja melihatmu menangis, lalu ya, aku datang kemari, mungkin kamu butuh bantuan?" Jawab Juyeon seraya berdiri dari sikap jongkoknya.

Lelaki itu mendongak dan melihat Juyeon, ah, pipinya memerah, entah merasa malu ketahuan menangis oleh orang asing atau terpukau dengan ketampanan Juyeon, walau lampu taman temaram, tapi ia bisa melihat jika lelaki bernama Juyeon di depannya ini sangat tampan.

"Ah, maaf, pasti aku mengganggumu, aku Hyunjae." Si lelaki manis itu kembali berkata sambil menunduk. Juyeon mengulum senyum gemasnya melihat lelaki yang baru saja mengenalkan diri sebagai Hyunjae.

"Bolehkah aku duduk disini?" Tanya Juyeon yang dibalas dengan anggukan oleh Hyunjae. Juyeon pun duduk disamping Hyunjae, menatapnya lekat, tanpa sadar tangannya mengusap pelan pipi halus Hyunjae, menghapus air mata yang terjatuh dipipi Hyunjae. Hyunjae tertegun, dia terdiam walau air mata tetap mengalir dari kedua matanya.

"Butuh pelukan, Hyunjae?" Kata Juyeon sambil merentangkan tangannya dan tersenyum menatap mata Hyunjae. Hyunjae menggeleng perlahan, dengan pelan dia dia berkata sambil tetap menangis.

"Tidak, aku sedang berantakan, aku tidak mau mengotori bajumu dengan air mata atau ingusku. Huks."

"Hey, tak apa, aku tak masalah, kemarilah, luapkan apa yang kamu rasakan kepadaku." Balas Juyeon.

"T-tapi aku. . ." Belum selesai Hyunjae selesai berucap, tubuhnya telah berada dalam rengkuhan Juyeon, menenggelamkan kepalanya di dada Juyeon, tangis Hyunjae langsung pecah, ia menangis keras tak peduli jika ia belum mengenal sosok lelaki yang sedang merengkuh dan mengusap rambutnya pelan, sambil sesekali menenangkannya. Entah bagaimana, Hyunjae merasa aman ketika Juyeon memeluknya, ia menggengam lengan Juyeon erat seolah tak ingin Juyeon pergi meninggalkannya. Tangisnya belum mereda, dan Juyeon tak ada niatan untuk melepaskan pelukannya. Biarlah, biar lelaki manis dalam pelukannya menangis sepuasnya, walau ia tak tahu apa yang lelaki ini tangisi.

Dibawah gemerlap bintang, takdir telah mempertemukan sepasang insan Tuhan, yang tanpa mereka ketahui sejak malam itu, takdir benang merah terikat diantara keduanya.

To be continued. . .

Hallo semuanyaa, hehe maaf ya bukannya lanjutin book sebelah malah bikin cerita baru!
Ah, aku sedang tergila-gila dengan kapal Jumil/Jujae ini. Jadi, mencoba buat ini cerita. Ah cerita klise based on true story dengan pengubahan seperlunya.

Tolong tinggalkan vote dan comment yang membangun untuk cerita ini ya. Agar penulis makin semangat untuk melanjutkan kisah romantis dari Baginda dan Paduka.

HOMEWhere stories live. Discover now