Bagian Satu

4 2 1
                                    

Was it Love?

Hentakkan pintu yang disebabkan Abi tadi membuat karyawan yang melihatnya bertanya-tanya. Atasan mereka yang terkenal sangat hangat dan menyayangi Kala, tiba-tiba keluar dengan muka yang siap menerkam siapa saja.

Tentu saja hal tersebut menjadi topik hangat saat makan siang untuk para bawahan. Satu perusahaan kini mulai menebak-nebak inti dari permalasahan antara boss mereka dengan gadis kesayangannya.

"Menurut lo Pak Rabian sama Buk Kalani berantem hebat gak? Kata Puput yang liat langsung Pak Rabian keluar dari ruangan Buk Kala ngak kayak Pak Rabian yang biasanya." Salah satu Karyawan semakin panas.

"Gue rasa sih, kelahi hebat. Selama gue kerja disini baru kali ini dengar Pak Rabian marah sama Buk Kalani."

"Gue juga ngerasa gitu. Mobil mahalnya di bonyokin aja yang dimarahin mobilnya bukan Buk Kalani."

"Fix ini mereka kelahi besar."

"Kecilin suara lo, Buk Kalani tuh didepan."

Benar saja, Kala dengan paksaan kedua rekan kerja yang menyeretnya hingga berada dikantin. Ia dengan pasrah diseret tanpa perlawanan.

"Mau makan apa lo? Biar gue pesen." Tanya Fira salah satu rekan kerja Kala yang dulunya satu kuliah dengan Kala membuat mereka bertiga dekat.

"Steak." Jawab Kala tanpa pikir panjang.

Fira menahan geram. "Ini kantin perusahaan, Kal. Bukan tempat makan lo sama Pak Rabian!" Kata Fira tanpa sadar.

Sheila langsung menyikut lengan Fira. Membuat gadis tersebut sadar seketika.

"Maaf ya Kal, mulut gue ngak pakai rem tadi." Ujarnya.

"Yaudah sana gih lo pesanin apa kek, gue sama Kala cari tempat." Kata Sheila langsung menarik Kala untuk mencari tempat.

Kala yang hanya pasrah ditarik-tarik hanya diam, biasa dirinya jam segini masih duduk cantik dengan Abi disalah satu restoran favorit mereka.

Kala sudah memutuskan tetap menunggu Abi datang menjemputnya untuk mengajak makan siang.

Tapi setelah 20 menit berlalu batang hidung Abi sama sekali tidak terlihat, berakhir dua manusia bar-bar yang mengajak Kala untuk makan siang bareng.

"Bener ya kata anak-anak lo ada masalah sama Abi?" Tanya Sheila hati-hati.

Kala menatap Sheila lama. "Udah kesebar ya?"

"Tadi ada yang liat Abi keluar dari ruangan lo sambil ngebanting pintu, gue rasa Abi ngak pernah gitu deh sama lo." Kata Sheila mencoba mengingat lagi perlakuan Abi terhadap Kala.

"Tapi bener, Shel. Gue juga ngak nyangka Abi bakal marah segitunya sama gue."

"Dia ngak ada ngehubungin lo gitu Kal? Nanyain lo makan sama siapa?" Tanya Sheila heran.

Kala menggeleng. "Tumben amat dah. Biasanya lo kami bawa kabur ke salon aja hebohnya minta ampun. Neror gue sama Fira sabelum kami balikin lo dihadapannya baru deh diem." Sheila yang sudah hapal sifat Abi saja tidak menyangka semarah apa Abi kepada Kala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Was It Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang