Tiga Enam🦋

104 6 0
                                    

~🍁~

Keshya merasa cemas dengan keadaan Kenzo, dia tau Kenzo juga bersalah terhadapnya tapi mau gimana pun juga Kenzo tak sepenuhnya salah, dia sangat cemas Kenzo belum balik.

Keshya memandangi langit yang penuh bintang dibalkon kamar yang dia tempati, entah lah seakan bintang-bintang pun merasakan kecemasan yang Keshya rasakan dan pada akhirnya para bintang pun ikut menemani Keshya.

Ketukan pintu, tak membuat Keshya buyar dari lamunannya. Mama Vidia terpaksa harus masuk ke kamar yang ditempati Keshya tanpa ijin.

Mamanya Kenzo menghampiri Keshya yang tengah berdiri dibalkon, memandang langit penuh bintang. Mama Vidia ikut berdiri disebelah Keshya, namun Keshya tak sadar ada seseorang yang turut ikut memandang bintang.

Mama Vidia menghela nafas panjang, "Hah... Malam ini bintangnya sangat banyak menghiasi langit malam."

Barulah Keshya sadar ada mamanya Kenzo disebelahnya " Mama?"

Mama Vidia tersenyum simpul, "Kamu mirip dengan Kenzo saat merasa cemas, khawatir, sedih dia selalu memandang langit malam." Mama bercerita sambil merasakan hembusan angin malam yang menerpa mereka.

~🍁~

Keshya POV

Hening, gua ga ada kata-kata buat bales omongan mama, yang bisa gue perbuat cuman diem.

Mama Vidia berucap kembali, "Mama tau kamu cemas karna Kenzo, tapi kamu perlu tau satu hal. Kenzo anak yang pintar, tidak mungkin dan tidak segampang itu terbodohi seseorang"

Gue yang tadinya menoleh ke arah mama karna mama sedang bicara, kini pandangan gue kembali ke arah bintang-bintang dan berucap, "Meskipun itu orang yang dia percaya?"

Mama Vidia meraih tangan gue, "Sayang kamu tenang aja, Kenzo bukan anak seperti apa yang kamu bayangkan saat ini, Mama tau karna Mama adalah Mama kandungnya, kamu percaya sama Mama kan?"

Gue cuman nganggukin kepala, tidak tau betul gue harus percaya atau tidak. Karna gue yakin Kenzo benar-benar benci gue.

Tiba-tiba tersirat dalam pikiran, gue pengen banget ketemu Kenzo, namun gue ga tau harus nyari dia kemana.

Akhirnya sebuah hal konyol terlintas dipikiran gue, "Mama, Keshya boleh minta ijin sama mama?". Mama Vidia terlihat bingung, "Apa sayang?". Gue menarik nafas panjang, "Sekali aja, Keshya ingin banget tidur dikamar Kenzo, boleh kan Ma?"

Mama Vidia tersenyum simpul, "Boleh dong sayang, Kenzo juga pasti ga akan keberatan kamu tidur dikamarnya. Mama tau kamu pasti rindu sekali sama dia, kamu ingin mengobati rindumu itu dengan tidur dikamarnya kan?."

Gue ga tau apa yang ada dalam pikiran gue, mungkin benar kata mama. Gue sangat rindu sekali sama Kenzo, gue juga ga bisa bohongin diri gue sendiri.

Mama Vidia megang pundak gue, "Mau Mama temenin dikamar Kenzo?"

Gue menggeleng kepala, sudah di ijinkan untuk di kamar anaknya itu sudah lebih dari cukup, mau apa lagi gue? Emang gue siapa? "Ga usah Ma, Mama tidur cepet aja, Mama pasti capek. Lagian Om Aksa besok pulangkan? Kalo tau Mama kecapean pasti khawatir banget"

Mama Vidia ngelus rambut gue dengan sayang, "Ya udah, kalo gitu Mama tinggal ke kamar ya. Kamu juga jangan larut-larut tidurnya". Gue mengguk mengiyakan, "Iya Ma"

***

Sekarang gue tepat didepan kamarnya Kenzo, gue perlahan membuka kamar Kenzo. Ruangannya sangat menggambarkan kepribadiannya, entah kenapa gue ngerasa nyaman dengan kamar ini, seperti Kenzo juga ada dalam kamar ini.

King Tengil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang