s a t u

1.8K 184 30
                                    


Mark berjalan tergesa-gesa menghiraukan bulir keringat yang membasahi keningnya. Kaki nya tetap melangkah membelah jalanan bersama belasan pejalan kaki lainnya disaat lampu biru untuk pejalan kaki menyala.

Mark mengembuskan napas berat. Panas. Berjalan kaki dibawah terik matahari di musim panas memang bisa membuat Mark kelelahan.

Namun ia harus lakukan. Demi sang pujaan yang sepertinya beberapa menit lagi akan pergi dari tempat pekerjaan.

Mark tak mau terlambat.

Ban sepeda motor bocor dan lupa membawa penutup kepala tak menjadi penghalang bagi Mark.




Mark bernafas lega saat toserba yang buka 24jam itu terlihat.

Mengelap sedikit keringat.

Memperbaiki penampilan.

Siap.

Mark melangkah sambil merapalkan doa supaya sang pujaan masih berada didalam sana, jika tidak, sia-sia sudah perjuangannya yang bermandikan keringat.






Didalam sana Mark melangkah pelan sambil melihat kanan kiri. Mencari sosok yang ia cari.


Mark menarik senyum simpul saat dilihat orang yang dicarinya tengah menebar senyum pada anak kecil yang terlihat kesulitan mengambil barang di rak.

Mark memperhatikan...

Bagaimana suara cempreng yang selalu ia rekam terdengar bersahabat,

Bagaimana sepasang mata teduh yang selalu menyorot hangat terlihat,

Dan jangan lupakan bagaimana senyum cantik itu terbentuk sempurna.

Deg!

Mark langsung berbalik arah saat mata mereka bertemu pandang.


Berjalan dengan kikuk ke arah lemari pendingin. Berharap sang pujaan tak melihat ke arahnya yang terlalu fokus memerhatikan. Oh ayolah! Jangan sampai sang pujaan mendapat pemikiran yang buruk tentang dirinya.

Mark mengambil asal botol minuman yang berjejeran dalam lemari pendingin itu. Berjalan cepat ke arah kasir sebelum melambatkan langkah karena melihat siapa yang menjaga tempat pembayaran sekarang.

Sang pujaan.

Iya. Sang pujaan tiba-tiba berdiri dengan senyum manis dibelakang meja kasir. Melayani pembeli yang hendak melakukan pembayaran.

Kaki Mark melangkah pelan, bersama debaran yang dibawanya.

Jantung Mark seolah memompa darah lebih cepat dari biasanya. Mata nya bergerak liar. Menatap kemana saja yang penting tak menabrak sepasang mata berbinar cerah itu.

"Sepertinya anda sangat menyukai minuman isotonik ini ya?"

Mark mematung.

Tak salahkah pendengaran nya sekarang?
Pujaan hati nya berbicara pada nya. Ah ralat. Memberinya sebuah pertanyaan. Kau tau? Setiap ada pertanyaan berarti harus ada jawaban bukan? Dan artinya..

"I-iya"

Mark merutuki dirinya dalam hati karena hanya bisa menjawab dengan kata singkat. 
Memang apalagi yang harus ia jawab selain 'iya'? Kerja otak Mark benar-benar terganggu sekarang. Seolah menjadi anak bahasa selama tiga tahun ini adalah hal yang sia-sia.

"Wahh.. pantesan sunbae selalu membeli ini "

Sunbae?

Mata Mark mengerjap.
Melihat raut wajah semangat serta pergantian nama panggilan dari 'anda' menjadi 'sunbae' berhasil membuat Mark ambyar ditempat.

Sepertinya perjuangannya kali ini tidak sia-sia. Mark bersorak girang dalam hati.

Tunggu.

Selalu?

Setahu Mark dalam Kamus Besar Bahasa, 'selalu' berarti 'sering' adalah pekerjaan yang terus-menerus di lakukan. Berarti sang pujaan sering memperhatikan dirinya? Atau apa ini? Otak Mark tidak bekerja baik untuk saat ini.

"Semuanya 500 won"

"Sunbae!"

"Hello! Mochi-mochi!"

Mark mengerjap kala melihat kertas putih mengayun didepan wajahnya. Ah, Mark melamun. Saking bingungnya dirinya mengartikan ucapan sang pujaan, dirinya sampai termenung di depan kasir.

"A-ah iya?"

Mark lagi-lagi merutuki dirinya yang seperti orang bodoh dalam berbahasa. Kenapa dari tadi Mark selalu menjawab singkat? Efek cinta? Maybe.

"Hehe sunbae lucu,

Blush.

Pipi Mark bersemu.

"aku hanya menyebutkan nominal uang yang harus sunbae bayar"

Mark lagi-lagi dibuat takjub dengan senyuman manis itu, suara tawa bak bunyi lonceng.

Ternyata memerhatikan dari dekat keindahannya bisa bertambah berkali-kali lipat.

Mark segera memberi uang, guna membayar minumannya. Mark tak mau tampang bodohnya terlihat kembali.

"Ini uang kembalian nya, dan ini minuman isotonik nya, semoga sunbae menikmatinya"

Mark ingin berlari saja sekarang. Ini kali pertama mereka berkomunikasi. Walaupun hanya berbekal minuman isotonik. Setidaknya Mark benar-benar bahagia.

"Te-terima kasih"

Mark berjalan kikuk keluar, sambil lagi-lagi merutuki dirinya yang tiba-tiba gagap didepan sang pujaan. Namun tak apa, pujaan hatinya membalasnya dengan anggukan kepala dan senyuman membentuk kurva indah.

Manis dan hangat.

Loser


_______________

Vote, follow dan coment jangan lupa!^^

With love
—istri kedua marklee:*

[8]Loser [Markmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang