feeling 2.

107 62 53
                                    

"Setiap pertemanan pasti ada perasaan tersimpan meskipun untuk waktu yang singkat"

--------------------------------------


SUHAA

Udara dingin pagi hari memasuki jendela kamarku, aku membolak-balikkan badan. Tidak bisa melupakan kejadian tadi malam. Tatapan Haikal saat itu benar-benar merusak konsentrasiku apalagi hidung mancung Haikal yang saat itu bersenggolan dengan hidungku. Bibirnya yang seolah mendekat seakan-akan akan menciumku.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa...!!!!!!!!Nggk mungkin!!!!!!!!!!" Aku berteriak sambil mengacak-ngacak rambutku. Lalu tiba-tiba teringat tentang permintaan Haikal yang akan dia katakan hari ini.

Tokk...tokk..tokk "Suhaa ada masalah apa?!!! Bukain pintunya,tolong!!"Ucap kak Lisna sambil terus mengetuk.

Aku segera membuka pintu dengan senyum manis. Kak Lisna yang tampak kawatir, melihatku sambil bertanya "Kamu kenapa??? apa yg salah??" Ucap Kak Lisna sangat perhatian, seperti Sosok Ibu dahulu.

Aku mencoba tertawa lepas "Ahahahahhahaha....., Kak Lisna kesambet apa sih kak?? Tumben-tumbenan perhatian! Nggk biasanya kayak gini"Jawabku sambil menggoda kak Lisna.

Dia menepuk kepalaku keras "Dasar!! Kamu pikir aku nggk tau!! Setiap kali kamu ada masalah, Kepala mu selalu seperti ini ni. Obrak abrik!! Lagian ini rambut kenapa kaku amat! Belom keramas berapa hari!!! Sana cepet mandi!!!" Ucap kak Lisna yang tiba-tiba merubah nadanya menjadi sangat ketus.

"Cihh, seminggu nih! Seminggu" Ucapku mengalihkan perhatian sambil mencoba mengusapkan rambut ke arah kak Lisna.

Kak Lisna segera menghindar dengan cepat, "Dasar jorok!!! Mandi cepet!!" Ucap kak lisna sambil menuruni tangga dengan cepat.

Aku terus mengejarnya sambil tertawa lepas, dan untuk pertama kalinya kami tertawa bersama setelah kematian Ibu.

........

HAIKAL

Suasana dapur sedang sangan ricuh saat ini, karena 3 orang laki-laki sedang memasak sarapan.

"Masukin telurnya dulu baru sayur Bang!!" Teriak Kak Rizki kepada Kak Agung yang memegang Panci sambil mengaduk dengan sotel.

"Iya-iya" sahut Kak Agung

"Kak Agung!!! Kak Rizki!! Kak Haikal!!! Aku pulangg!!!" Tiba-tiba masuk Anak kecil berumur 5 tahun sambil berjalan manja sambil menenteng boneka Barbie.

"Loh, Kok udah pulang?" Tanyaku sambil berhenti memotong Wortel.

"Gatau tanya aja sama Mama" Sahut Andin sambil berjalan mendekatiku.

"Kak Agung sama Kak Rizki masak apa?" Tanya Andin sambil duduk di meja makan.

"Nasgor, dah sarapan blm kamu?" Tanya Kak Rizki sambil mengambil sayur yang aku potong.

"Udah kak!! Oiya, Kak kemarin pas di jalan pulang Ayah bilang mau pisah sama Mama, tapi Mama nggk mau. Terus di pukul sama Ayah pake tangan"Ucap Andin sambil Menunduk, tiba-tiba meneteskan air mata.

Aku tertegun, Kak Rizki langsung mendekat. Begitupun kak Agung yang langsung mematikan Kompor dan langsung duduk di sebelah Andin.

Pyarr.....!!!!! suara pot jatuh dari luar terdengar begitu keras.

"Nggk ada orang ketiga!! Aku cuma udah muak sama kamu!!! Lebih mentingin Karir daripada Anak-anak!!!"

"Mas, kalo aku nggk kerja gimana sekolah anak-anak??? Bentar lagi Haikal juga udah mau masuk Kuliah. Tolong jangan kayak gini. Ini semua juga demi anak-anak!!"

ADD STORY [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang