🌻: Chapter 3

1.5K 120 145
                                    

🌻🌻🌻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌻🌻🌻

"Ibu, Chika pamit dulu ya, papah udah nyuruh pulang," ucap Chika pada Shania, ibu-nya Rafdel.

"Iya Chik, udah terlalu sore juga biar kamu gak pulang kemalaman."

"Padahal Chika masih kangen," rengek Chika, memeluk tubuh Shania erat.

Shania mengelus kepala Chika dengan penuh kasih sayang. Chika sudah dia anggap seperti anaknya sendiri, rasa sayangnya seperti Shania menyayangi Rafdel dan Cella. "Ibu juga masih kangen sama kamu. Lain kali main kesini lagi ya, nanti ibu bilang sama Rafdel untuk sering-sering ajak kamu kerumah," ucap Shania.

Rafdel yang kini berdiri di depan pintu rumah hanya tersenyum melihat keakraban Chika dan ibunya. Rafdel berharap Chika akan tetap menjadi bagian dari mereka, sampai kapanpun. Dan semua ini tentu berkaitan dengan perasaan yang dia miliki untuk Chika.

"Jadi pulang gak nih? Bosen loh nungguin nya," ucap Rafdel, mengeluh jengah.

"Hehehe iya jadi, Raf. Kita berangkat sekarang aja deh," kata Chika.

Chika meraih tangan Shania dan menyalimi nya. "Ibu, Chika pulang dulu ya. Nanti lain waktu Chika pasti main lagi, Chika janji," ucap Chika.

"Iya, nak. Ibu tunggu kamu datang."

Kini pandangannya beralih pada gadis berusia empat belas tahun yang berdiri tepat di belakang Shania. "Cella, Kak Chika pulang dulu ya. Nanti kita main bareng lagi," ucap Chika, pada gadis kecil bernama Cella. Gracella Arunika, adik perempuan Galang.

"Iya, kak. Cella tunggu ya."

"Ayo, Raf! Assalamu'alaikum," ucap Shella.

"Wa'alaikumsalam."

Rafdel kini pergi untuk mengantarkan Chika pulang kerumahnya lebih dulu. Karena rumah Chika lumayan jauh dari sini, Chika hanya meminta Rafdel mengantarnya sampai ke stasiun, Chika memutuskan untuk pulang dengan kereta, karena rumahnya tak jauh dari stasiun tujuannya nanti. Hingga tak lama berjalan, mereka kini sampai di sebuah stasiun. Karena kereta berikutnya masih agak lama, Rafdel memutuskan untuk menunggu Chika di sini. Padahal Chika sudah memintanya pulang sejak tadi.

"Pulang aja, Raf. Gue sendiri gak apa-apa kok," ujar Chika.

"Masa gue biarin lo sendirian di sini, Chik?"

"Ya gak apa-apa. Gue udah sering kok naik kereta sendirian. Kalo lagi main ke rumah temen yang deket-deket sini pasti pulangnya naik kereta."

365.Where stories live. Discover now