02 Sebuah Kesendirian

544 94 2
                                    

Langkah kaki terdengar jelas dari sebuah gang yang sempit dan gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki terdengar jelas dari sebuah gang yang sempit dan gelap. Seorang pemuda keluar dari gang tersebut sambil berdecak malas dan sesekali memegangi wajahnya.

"Oh sialan. Dasar berandal kelas rendah, beraninya menyerang disaat lengah dan sendiri. Bagaimana rupa wajah ku sekarang ya. Ah lupakan, pasti masih tampan," gumam pemuda itu sambil berjalan menjauhi gang tadi.

Pemuda tadi terus berjalan, sampai akhirnya ia berada dikerumunan orang ramai. Dengan tidak memperhatikan sekitar, ia hanya berjalan lurus sambil sesekali berdecak memikirkan wajahnya.

Brukk

"Hei!/Yak!"

Sahut pemuda tadi bersamaan dengan pemuda yang ia tabrak. Sedikit meringis karena luka yang dimilikinya tertekan.

Mulutnya mengeluarkan umpatan pelan sambil perlahan bangun dan siap meneriakkan nama-nama binatang kepada siapapun yang sudah menabraknya, bahkan sampai terjatuh. Tapi semua umpatan itu hilang begitu saja setelah melihat siapa di depannya.

"Rendy?" tanya pemuda itu bingung ketika melihat seseorang yang dikenal nya, Rendy berada di depannya. Berdiri sambil mengusap bokongnya yang lumayan sakit.

Pemuda yang di panggil Rendy tadi sontak menolehkan kepalanya disaat urusannya dengan bokongnya sudah selesai.

"Yak! Akhirnya aku menemukan mu! Juan bodoh!" seru Rendy setengah kesal.

Juan menatap bingung Rendy, "Kau? Ada apa mencari? Ku kira kita tidak saling memiliki hutang lagi."

"Bodoh. Bukan seperti itu, aku membawakan mu makan siang yang sebenarnya sudah hampir sore," ujar Rendy sambil mengangkat plastik di tangan kanan nya.

Terlihat dua buah bungkusan nasi yang Juan duga pasti isinya adalah nasi ayam. Memang pengertian sekali teman kecilnya ini, tau saja Juan sedang kelaparan.

"Hahaha kau ini pengertian sekali," tawa riang dari Juan terdengar dengan tangan yang terayun hendak mengambil plastik makanan itu.

"Eits tidak bisa," ejek Rendy sambil menarik kembali plastik nya, "Ayo ke kost, biar sekalian ku obati wajah mu. Baru setelahnya kau bisa makan dengan tenang."

"Yang benar saja? Aku sudah lapar sekarang, tolong biarkan aku makan sekarang."

"Tidak. Pergi ke kost milik mu, atau tidak makan sama sekali?"

"Ck baiklah ayo."

Akhirnya setelah perdebatan kecil tadi, Juan membawa Rendy pergi ke kost miliknya.

Bukan benar-benar miliknya, yah kalian tau bukan sekedar menempati rumah lalu membayar tiap bulannya.

Juan benar-benar malas untuk memasuki kost miliknya, bukan karena terlalu lapar. Tetapi lebih menghindari ibu-ibu gemuk dengan wajah yang sangat seram melebihi para berandal yang tadi menyerangnya.

LengkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang