PROLOG

15 0 0
                                    

23 April 2020

Daun daun kembali mengguyur saat fajar menyapa kota Incheon . Pagi di Minggu ini datang dengan suasana yang cukup rimbun dan menyeruak agar orang orang enggan keluar dari bawah selimut . Aroma khas musim ini merubah sirkuit kehidupan di beberapa rumah kecil kota itu.
Begitupun dengan seorang gadis yang bermarga park , dan dengan nama belakang Haneul . Iya park Haneul .
Gadis sentimentil dengan rambut pirangnya yang menjuntai sepunggung . Sekaligus seorang salah satu senior designer terkenal di tempat nya bekerja .

                                  ~~~

Dua tahun belakangan ini ia selalu disibukkan dengan kerja sampingannya . Bahkan tak pernah ingin menyerah satupun untuk yang satu ini . Hanya mencatat beberapa daftar kode alamat telepon negara negara asing dari laptop nya . Lalu menyalinnya di sebuah kertas kecil dan menempelkannya di sisi laptop nya yang kosong . Terus seperti ini setiap hari , Minggu , bulan dan tahun .

" Sebentar lagi aku akan pulang , iya "
Jawab Haneul sedikit sibuk dengan kertasnya itu .

" Jangan lupakan pesananku . Dua iced americano , sepertinya mark akan datang sebentar lagi "

komunikasi dimatikan sepihak . Siapa lagi kalau bukan temannya kang Hyori . Tamu yang selalu tak diundang bahkan ketika Haneul di luar seperti ini . Meminta ini itu kepada Haneul karna memang menurut Hyori , Haneul punya banyak uang .

Kendati apa yang bisa dilakukan Haneul ? Beruntung dia bukan teman yang memiliki sifat realistis dan politikus . Asalkan untuk teman ia akan lakukan selagi niatnya tak pernah goyah hanya untuk membahagiakan . Semudah itu kan pemikirannya ?

Selagi menunggu pesanan , Haneul mencoba menghubungi tiap nomor ponsel yang sudah ia lacak dari berbagai penjuru negara asing . Yang menurutnya semua nomor itu pasti milik seseorang dulu sampai sekarang masih enggan pergi dari hati Haneul .

Persetan dan masa bodoh dengan pulsa yang harus ia keluarkan berapa banyak untuk menjangkau setiap negara . Seketika ada satu hal yang menurut Haneul ini adalah sebuah peluang ia memulai kembali bersama orang itu . Salah satu nomor dari negara  Amerika , menunjukan adanya keaktifan ponsel di seberang benua tersebut . Tetapi tak kunjung diangkat . Ia hanya bisa merapal kata kata agar kunjung diterima oleh pemiliknya dan Sesekali mengigit ujung kukunya .

Ya aku tau itu kau , tolong angkat sekali untukku . Walaupun durasi nya hanya lima detik . Apa kau tidak pernah diajarkan mengangkat telepon untuk orang ha ? . Kau terlalu bodoh menelantarkan gadismu ini selama dua tahun tanpa kabar ..

Bersamaan dengan itu , waiter menyebut namanya . Dari kejauhan netra Haneul panik , lalu meninggalkan ponsel tersebut .

" Halo ..? Dengan siapa ? "
Panggil seseorang dibalik ponsel Haneul .

Durasi nya hanya bertahan empat detik lamanya setelah itu tak ada tanda terhubungnya komunikasi lagi . Haneul yang kembali dengan pesanannya hanya memerhatikan ponsel tersebut lalu membuang nafasnya kasar .

Ingin rasanya melempar tanya pada orang yang dahulu menjemput cintanya , seperti apa rasanya kehilangan sebelah sayapnya terlebih dahulu . Setelah puluhan bahkan ratusan panggilan tak kunjung membuka suara . Namun bukannya merasa dicampakkan atau menggeram . Haneul hanya tersenyum manis memandangi daftar nomor ponsel dari berbagai  penjuru negara masuk ke list nomor tidak terdaftar .  kemudian Haneul menggumam.

SaudadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang