Sepulang sekolah seperti biasa, Ataya tak langsung pulang ke rumah. Dirinya dan Ghina pergi ke Cafe Garden yang letaknya tak jauh dari sekolah. Hari ini adalah jadwal Ghina mentraktir Ataya.
"Gin, biasa ya, gua pesen dua porsi," ucap Ataya sambil menunjuk menu andalannya.
"Ish ... dasar sapi liar," dumel Ghina.
Setiap akhir bulan, Ghina selalu saja dapat jatah uang jajan dari ketiga kakaknya yang baru saja gajian. Setiap uang yang diberikan oleh kakaknya memiliki kegunaannya masing-masing. Uang dari kakak pertama dan kedua akan ia gabungkan untuk membeli make-up, baju dan keperluan lainnya, termasuk cemilan sehari-hari. Dan uang dari kakaknya yang ketiga, sudah ia khususkan untuk mentraktir mahluk Tuhan paling merepotkan bernama Ataya.
"Mbak ... steak sapinya tiga porsi ya. Kentang goreng yang big box satu, teh lemonnya satu, milkshake stroberinya satu, sama air meneralnya dua," pesan Ghina.
Pelayan tersebut segera menuliskan semua makanan dan minuman yang tadi Ghina sebutkan satu persatu. "Untuk Steaknya tiga, langsung saja dimakan di sini, atau ada yang dibungkus, nona? tanya pelayan tersebut memastikan kembali pesanan Ghina. Dirinya sedikit merasa ragu karena yang ia lihat hanya ada dua orang di meja Ghina.
"Iya, tiga-tiganya makan di sini," balas Ghina.
Pelayan langsung menulisnya. "Baiklah kalau begitu, apa ada yang bisa saya bantu lagi?" tanyanya.
"Gak, makasih."
Ataya merasa sangat merdeka sekali hari ini, akhirnya ia bisa menikmati makanan luar dengan gratis lagi.
"Gin ... di sini ada wifi, gak? gua butuh nih," bisik Ataya agar harga dirinya tidak ternoda.
"Gak tau, kalau mau lo tanya aja sendiri," ucap Ghina.
Bukan itu jawaban yang Ataya harapkan dari Ghina, andai saja kuotanya masih adapun, ia takkan pernah mempertaruhkan harga dirinya hanya demi mendapatkan wifi gratis.
Ini semua gara-gara youtube! (Ataya)
"Gin ... beliin gua kuota ya ..." rengek Ataya manja.
"Yaampun! lo kuota setiap bulan lima puluh gb, masih juga kurang?!" balas Ghina merasa geregetan dengan sahabatnya yang satu itu.
"Iya gua suka lupa matiin pembaruan aplikasi, sama itu youtube ... susahlah dijelasinnya! gua juga gak tau kenapa kuota gua bisa kesedot banyak begitu," jelas Ataya mengeles.
Apalah Daya, Ataya sendiri selalu merasa kesal denga kuotanya yang tiba-tiba saja habis sebelum jangka waktu yang ditentukan. Dan sayangnya lagi, karena dompet Ataya yang semakin menipis, dirinya sudah tidak bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli kuota lagi.
"Alah ... banyak alesan aja lo!" Walaupun kesal, tetap saja Ghina selalu tidak tega melihat sahabatnya. "Yaudah nanti gua beliin, tapi cuma yang seminggu, ya!" ucap Ghina.
Ghina memang sahabat terbaik di dunia, Ataya sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya.
"Uch ... maicih cuayang." Ataya memberikan kiss pada Ghina.
Ghina hanya bergidik geli melihat tingkah sahabatnya yang sangat kekanak-kanakan sekali.
Tak lama makanan yang sudah mereka pesanpun datang. Tentu saja hal tersebut membuat kesenangan Ataya menjadi berlipat ganda. Kini meja yang tadinya kosong telah terisi penuh oleh semua makanan yang Ghina pesan.
"Pelan-pelan makannya, lo sedang jalan sama gua, jangan rusak harga diri gua dengan kelakuan lo yang kaya babi rakus," ucap Ghina sebelum memulai makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe Me
Teen FictionLDRan? itu sudah biasa. Pacaran beda usia? itu juga sudah biasa. Tapi bagaimana jika berpacaran tanpa pernah mengetahui wajah satu sama lain? Berawal dari sebuah aplikasi surat menyurat, Ataya dipertemukan dengan Canavaro di dalam aplikasi tersebu...