Baby. 33

22.5K 1.8K 171
                                    

Barusaja Jazz hendak melangkah keluar, namun ternyata El sudah berdiri di depan pintu rumahnya.

"Tuan, ada disini?" Tanya Jazz terkejut.

"Kau akan pergi kemana Jazz?" El balik bertanya.

"Sa.sss.....sa.saya. saya akan ke rumah sakit. JJ mencoba bunuh diri." Sahut Jazz gugup.

🍼🍼🍼🍼🍼🍼

El hanya menghela napas panjang dan besar.
"Aku ikut denganmu." Ucap El dan Jazz semakin bingung karena baru kali ini El tidak langsung marah mendengar putra kesayangannya terluka bahkan nasibnya belum diketahui masih hidup atau tidak.

"Ayo Jazz! Apa yang kau pikirkan?!" Seru El yang sudah hendak masuk kembali ke mobilnya.

Jazz pun segera menyusul dan ikut dalam mobil El.

"Anda tidak marah tuan?" Tanya Jazz.

"Aku sudah merasakannya dari semalam. Aku merasa akan terjadi sesuatu yang buruk pada putraku. Aku bahkan berbohong pada Anabella supaya bisa segera kemari tanpa dirinya." Sahut El.

Mereka pun tiba di rumah sakit, dan ternyata JJ telah dipindahkan ke ruang ICU setelah dari ruang operasi. JJ masih tak sadarkan diri, dia kehilangan banyak darah, dan dinyatakan koma.

El hanya menghela napas panjang saat menatap putra kesayangannya itu.

"Ternyata kau memilih cara mamamu saat kehilangan orang yang sangat kau cintai. Semoga Tuhan memberikanmu jalan menuju pada orang yang kau cintai." Batin El mencoba berkomunikasi dengan batin JJ.

El merasakan jari-jari JJ bergerak dalam genggamannya.

"JJ, JJ, kau bisa mendengar papa? JJ, buka matamu JJ! JJ!" Panggil El namun pergerakan itu tak terjadi lagi, dan JJ juga tidak membuka matanya.

El menghela napas panjang lagi, mencoba bersabar.

"JJ, Kanza masih hidup. Anakmu masih hidup. Jadi kau harus segera hidup lagi untuk mencari mereka."  Batin El kembali mencoba berkomunikasi lagi dengan putranya. Namun kali ini JJ hanya diam tidak memberi reaksi apapun.

🍼🍼🍼🍼

Jazz akhirnya menjamin Dom keluar dari tahanan polisi. Keduanya langsung kembali ke rumah sakit.

"Uncle El." Sapa Dom dengan ragu pada El yang kini sedang duduk sendiri di ruang tunggu.

El pun berdiri di hadapan Dom yang menunduk. El menghela napas panjang.

BUGH!

EEGGHHH!!

Sebuah bogem langsung mendarat keras di rahang Dom membuatnya mengerang kesakitan sampai mundur ke belakang.

"Tuan." Panggil Jazz terkejut melihat El memukul Dom.

"Itu untuk ide gila yang selalu kau berikan pada putraku." Ucap El sambil berjalan mendekati Dom.

Barusaja Dom bisa berdiri tegak satu bogem lagi mendarat di perutnya.

BUGH!

AAAGHHH!!

Dom kembali meringkuk dan kini memegangi perutnya, bersandar pada tembok di belakangnya.

"Itu untuk bantuanmu yang telah menampung putraku kabur dari rumah." Ucap El lagi.

Baby ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang