Hamparan langit membentang luas. Dipenuhi segerombolan awan putih selembut kapas. Mata seseorang mengerjap pelan, nampak sedang berusaha menyesuaikan bias. Terik, ini menganggu.
Gadis cantik dengan kulit putih pucat terbangun perlahan. Astaga benar, dia tertidur. Dia putri kebanggaan kerajaan Snatiagho, Sabina Lavena Seisqia. Begitu cantik dengan paras bak malaikat. Beralis tebal dengan bulu mata lentik yang memikat.
Sabina mengeliat, hal pertama yang ia rasakan adalah pegal. Tidur dengan posisi duduk memang bukan pilihan yang benar. Dirasakan lengan kirinya kebas karena ia jadikan bantalan tidur. Tapi saat matanya melihat pemandangan sekitar, rasa damai seketika pula menyelimuti benaknya.
Pemandangan danau buatan di taman kerajaan begitu indah, terbentang luas di tengah taman. Sabina melihatnya dari kejauhan, duduk begitu anggun di gazebo dengan tangan memangku dagu dan sebelah pipinya. Indra pembaunya mencium aroma sedap dari arah utara. Di sana terletak sebuah dapur besar dengan empat koki dan lusinan pelayan wanita. Sabina bangkit dari tempatnya. Kakinya mulai melangkah mendekati dapur sebab perutnya mulai memberontak ingin segera diisi.
Sesampainya di pintu dapur, dia menghentikan langkah, menutup mata, meresapi aroma sedap yang semakin membuat perutnya lapar. Tak lama setelah itu, Salah seorang pelayan berjalan mendekat, pelayan itu menundukkan kepalanya, memberikan salam hormat pada sang putri.
"Tuan putri ingin makan apa?"
Kedua mata Sabina menjelajahi loyang loyang berisi ratusan kue kering, tanpa diperintah kakinya melangkah menuju salah satu loyang, tangannya terjulur mencomot kue kering dengan taburan gula halus. Mata Sabina kembali terpejam, menikmati gula halus yang mulai lebur dalam mulutnya. Manis. Rasanya enak sekali.
"Aku mau ini!" Seru Sabina begitu antusias.
Pelayan di belakang Sabina tersenyum. Kepalanya mengangguk, lalu tangannya mulai cekatan memindahkan beberapa kue kering dalam piring cantik berukuran kecil. Setelah mendapat yang diinginkan, Sabina melenggang pergi.
Di gazebo, seorang bocah terlihat berlarian di kejar pelayan pengasuhnya. Dia Husain, pengeran paling bungsu kerajaan Snatiagho. Sabina melangkah mendekat ke arah Husain--lebih tepatnya ke arah gazebo, setelah sampai dia kembali duduk di tempat yang sebelumnya ia gunakan untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia LOTUS biru
FantasyJika saja saat itu Sabina tidak tenggelam dalam pesona Abidzar, kehidupannya akan tetap tertata rapi, hatinya tidak akan terusik. Karena... Abidzar bagaikan cahaya terang yang membuat Sabina bersinar di tengah kegelapan. Tapi Sabina lupa, cahaya ter...