the scenario that goes around his circle head

68 14 1
                                    

"Tunggu! Tunggu sebentar! Jungkook!"

Ini aneh. 896 persen Luanne pastikan ini aneh, ia dengan heels tiga sentinya mengejar laki-laki bersepatu hitam, seperti goth, berukuran semata kaki, sol tambahan setinggi satu senti, dengan kaos kaki putih-Luanne kesusahan sekali mengejarnya, barusan betisnya berdenyut sehingga wanita itu harus berhenti di tengah-tengah pengejarannya.

"Aduh!"

Luanne juga baru mempelajari bahwa Jungkook adalah tipe lelaki yang akan kembali kepadanya yang mengaduh kesakitan di belakangnya.

"Anne!" jeritnya, langsung memegang sisi lengannya dan memeriksa kakinya dengan tatapan panik-mata super bulat dan bibir komat-kamit, "aku bilang jangan kejar aku! Lihat akibatnya sekarang!"

Luanne menyeringai. "Yeah, lihat akibatnya sekarang."

"Apa maksudmu dengan nada seperti itu!" Jungkook membopongnya dan mencari kursi taman terdekat untuk mendudukkan Luanne, "tidak ada yang bilang aku akan menerimamu-tidak ada yang akan menerima ajakan pacaran seorang wanita yang sudah menikah."

Luanne menghela napasnya, menyelipkan anak rambutnya di belakang telinganya lalu melihat Jungkook yang berlutut di depan kakinya. "Sekali lagi, aku dan Hoseok terjebak pada pernikahan kontrak dan dengan kata kontrak, Tuan Jeon, kami membuat perjanjian yang harus dipenuhi, memiliki tanggal kadaluarsa, terutama jika tujuan kami sudah sama-sama terpenuhi-intinya, hubungan ini tidak lebih dari bisnis, simbiosis mutualisme, dan ditandatangani dengan kondisi sadar."

Menurut Jungkook, semuanya tidak masuk akal. Bagaimana seorang wanita yang baru ia jumpai tiga bulan yang lalu mencuri hatinya dengan kepribadian menyenangkannya, pintar, cantik itu relatif tapi goddammit, Jungkook tidak bisa menjauhkan pandangannya dari Luanne, semua tentangnya terdengar seperti zing untuk Jungkook, dan hampir sempurna jika Luanne mau bersabar sedikit lagi-tapi untuk apa, wanita ini sudah menikah. Tidak masuk akal, Jungkook baru tahu 20 menit yang lalu kalau dirinya adalah simpanan istri orang, tiga bulan lamanya, besok malam seharusnya ia menyatakan perasaannya.

"Nonsense," Jungkook menggumam, memijat betis Luanne yang tegang. "How are you not develop The Feelings?"

Ada waktunya Jungkook membaca fanfiksi. Menikah kontrak adalah sebuah tren yang tak pernah mati di website yang ia kunjungi. Jungkook membaca semuanya. Jika Luanne berpikir mengajaknya jatuh ke lubang yang sama adalah hal yang mudah, maka Jungkook akan membanting setirnya, Jungkook knew better.

"Perkembangan yang kita miliki adalah titel teman, saham, dan feedback besar dari klien," Luanne menjawab. "Dengar, kau tidak sempat mendengarkanku, tapi Hoseok punya kekasih juga, kami tidak jauh beda."

Klise, Jungkook membatin, "Dia akan mencampakkan kekasihnya."

"Tidak akan."

"Dia akan obsesi ingin memiliki kekasihnya dan juga dirimu," lidahnya mendecak karena betapa klise dan ketebak jalan ceritanya, "poly."

"Poly relationship require an agreement with each person who's involved, I also have to be bisexual to enter the relationship, and I'm deadass straight who loves big dick."

"Hamil. Kau akan hamil."

"What? Satu-satunya kegiatan seksual yang kami lakukan adalah ciuman di atas altar-apa itu ciuman? Itu kecupan! Dan itu sudah tiga tahun yang lalu!"

"Kenapa?"

"Apa."

"Kenapa belum hamil?"

"Sekarang kau terdengar seperti Ibuku."

"Hoseok's name sounds like he has that big dick energy, there must be a sexual tension in there, waiting for massive explosion."

"And your name sounds like a bag full of insecurities, I mean, have you see yourself? Menurutmu apa yang membuatku bertahan saat ini kalau bukan karena ... itu, kau."

"Gee, thanks, I guess?"

Luanne mengerang, "Baby."

Jungkook benci respon hatinya yang berdesir akibat panggilannya, "Luanne."

"Jungkook, kontrak kami akan berakhir dalam dua bulan. Sekarang kami tengah memproses surat perceraian dan merancang rencana untuk berhadapan dengan orang tua kami. Aku harusnya mengatakan ini saat semua sudah selesai, tapi, kau tahu, aku mau memulai semuanya dengan baik, you deserve to know this," Luanne membawa dua tangan Jungkook untuk beristirahat di pahanya. "I always wanted a relationship that based on honesty, Hoseok and I obviously can't do that, its never there to begin with. Aku ingin melakukannya denganmu. Aku menyukaimu, oke, sangat, sangat, menyukaimu. I meant it, I have genuine feelings for you and I really, really, wanna be your girlfriend."

Jungkook mendongak, tanpa berkedip, bergumam impulsif, "aku juga."

"Be my girlfriend?"

Jungkook berdiri. "Terserah."

"Eh! Jangan!" beruntungnya Luanne bisa menggunakan refleksnya untuk menarik tangan Jungkook agar ia tak jadi pergi, untuk kedua kalinya. Lelaki itu menurut saat Luanne mengarahkannya untuk duduk disampingnya, "jadi, jadi, jadi? Mau menungguku?"

"Dua bulan lagi?"

Luanne mengangguk antusias. "Dua bulan."

"Tidak lebih?"

"Sudah termasuk kalkulasi menunggu Ayah mertuaku di rumah sakit."

"Hah? Kenapa?"

"Well, you see," Luanne menyengir, Jungkook tiba-tiba ingin meninggalkan konversasi yang mereka akan tuju, "for some reason, he really loves me as his daughter in law. Hoseok juga tahu ini, maka dari itu dia memiliki banyak kesulitan jika suatu hari ia mengenalkan pacarnya kepada beliau. Omong-omong, Ayah mertuaku itu punya penyakit, tidak serius, hanya penyakit orang tua saja, jadi, aku dan Hoseok sedikit takut kalau berita perceraian kami akan sangat mengejutkannya."

"Oh," yup, Jungkook merasa ada tekanan sekarang. "Bagaimana denganku?"

"Kau? Ada apa dengan calon pacarku yang tampan?"

"Bagaimana kau mengenalkanku kepada orang tuamu nanti? Apa Ibu dan Ayahmu sangat menyukai Hoseok? Bagaimana denganku? Apa aku akan baik-baik saja?"

Luanne terkikik setelahnya. "Kurasa Ibuku tidak akan berkomentar banyak jika aku membawa pria tampan dan luar biasa ke rumah," lalu ia mengusap dagunya dengan mata memicing kepada Jungkook. "Tapi Ayahku ... kalau kau bisa menang catur darinya, kurasa tidak ada masalah."

"Yang benar?"

"Benar."

"Oke."

"Oke?"

Jungkook menyender ke kursi taman yang mereka duduki selama beberapa menit terakhir. "I have to push back the schedule."

"What schedule?"

"I don't know, find out in two months, maybe." [ ]

🎉 Kamu telah selesai membaca the scenario that goes around his circle head 🎉
the scenario that goes around his circle headTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang