"kita langsung pulang nih?"
"Males ,,, di rumah gue sepi"
"Gue juga, lagi males di rumah! Kita main aja gimana?"
"Bentar..."
Jam sekolah memang sudah berakhir sejak 10 menit yang lalu, namun entah kenapa empat gadis ini masih betah di dalam kelas.
"Apaan si Gia? Ayolah, kita main kemana ke gitu. Cari hiburan sedikit" ujar Zahra.
"Gue ga bisa" ujar Gia menatap sendu teman-temannya.
"Kenapa?" Ujar Meyra.
"Gu-gue ada, ada urusan di luar. Ahh ya gue mau ketemu temen gue di sekolah yamg lama" ujar Gia merasa kikuk.
"Lo bohong Gia!" Telak, jawaban Zahra membuat Gia terdiam.
Zahra kampret, punya temen pekanya minta di kasarin! Batin Gia, Kenapa juga dia bisa punya teman seperti Zahra. Jadi susah bohong kan!
"Iya! Gue mau ke rumah sakit" ujar Gia membuat mereka Mengerutkan keningnya bingung. Mau apa ke rumah sakit? Begitulah pertanyaan yang ada.
"Mau ketemu bang Jimy, lo semua kenal kan? Gue mau ketemu Bunda, udah kangen banget soalnya" ujar Gia santai. Aslinya? Dia harap-harap cemas, semoga saja sahabatnya percaya. Agar tidak ada lagi pertanyaan berikutnya.
"Ohh,,, yang dokter itu kan? Temennya ka Ken?" Ujar Siti memastikan.
"Yups, benar sekali Siti sayang" ujar Gia, "jadi sory banget, asli gue padahal pengen banget ikut kalian. Tapi kan kalian tau sendiri bang Jimy sibuknya gimana? Dan lagi Bunda bakalan ke luar kota! Ga tau sampe kapan" Gia menduduk sedih, dia akan sangat merindukan Bunda nya itu. Pasti!
"Ya udah lo temuin Bunda, nanti malem gue ke rumah ya? Ka Ken sama ka Rie ga bisa pulang kan malem ini? Ujar Zahra lembut.
"Iya! Mereka sibuk banget kaya Papah"
"Ya udah nanti gue nginep, lo berdua ikut ga?" Ujar Zahra.
"Siti kayanya kaga dah, mau ada acara makan malem keluarga"
"Gue juga, ga ada yang jaga Mila. Nyokap Bokap sibuk" Mila itu adik bungsunnya Meyra yang masih tiga tahun, karna kesibukan orang tuanya membuatnya mau tidak mau harus menjaga adiknya.
"Gapapa, yang penting gue ga sendirian. Kalo gitu gue cabut duluan ya? Sekali lagi sory banget ya" Ujar Gia merasa bersalah, karna ini sudah kesekian kalinya dia tidak bisa ikut keluar bersama ketiga sahabatnya itu.
"Santai, kita ngerti posisi lo ko" ujar Meyra lagi.
"Okee,,, byee byeee cabe-cabe kuhh" ujar Gia mengecup pipi-pipi sahabatnya, kemudian pergi dari sanah dengan perasaan yang? Tidak karuan.
"Jadi kita mau kemana?" Ujar Siti
"Cabut dulu aja, nanti di jalan kita omongin" ujar Meyra.
***
Disinilah sekarang Gia, sebuah tempat berjuta rasa sakit. Bagaimana tidak? Jika semua yang merasakan sakit berada disinih, dari hanya sakit biasa sampai yang sakit luar biasa seperti dirinya. Semua berteduh di tempat yang sama dengan harapan sama yaitu sembuh! pergi dari tempat itu dengan rasa sakit yang sudah tidak ada lagi.
Rumah Sakit Kasih Bunda.
Gia tersenyum pilu, kasih bunda? Slalu menjadi hal yang sensitif baginya.
"Bang Jimy, Gia bisa sembuhkan?" Ujar Gia menatap sahabat kakaknya itu.
"Kita akan berusaha sayang, sekarang kita cek kondisi kamu dulu ya?" Ujar dokter Jimy mengajak Gia masuk ke dalam ruangan.
15 menit berlalu, Gia duduk tapat di hadapan dokter Jimy. Dengan harapan bahwa hasil cekup kali ini akan lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Nostra Storia (REVISI)
Teen FictionLuce Della Pioggia, gadis cantik mungil yang memiliki kehidupan hampir sempurna hingga pertemuannya dengan Adia Thunder Wijaya membuat cerita baru di hidupnya dan di saat dia harus memilih antara sahabat atau cintanya?, keduanya sangat berarti dalam...