Ketika si aku benar-benar merasa hidup
Dan menyelam dalam imajinasi
Kiranya titik tertinggi jadi pemantik
Memandang ulang hidup yang samar ketika ditilikBukan Cholil yang setia menunggu hujan reda,
Bukan Dialog Senja yang bisa menghapus tinta,
Bukan Ghafur yang bisa bersemesta,
Bukan Iga yang bisa nyalakan api dan lentera,
Lantas hamba siapa?
Berkelahi dengan diri sendiri saja kalah
Pecundang? pengecut?Satu titik harapan sebuah kontemplasi
Hanya harap kembali,
Evaluasi relasi manusia dengan manusia,
Manusia dengan tuhan penciptanya,
Manusia dengan alam semestaMt. Sagara 2132, 17 Agustus 2020
@yasamiduana_