Title : Painkiller | Cast : Kim Dahyun, Jeon Jungkook | Genre : Semi-Fantasy | Length : Oneshot (Unused Prompt)
—
Gadis itu membereskan beberapa peralatan yang ia pakai untuk mengobati luka memarnya setelah selesai mengobati dan menutupi luka-luka di tubuhnya dengan perban. Ia memandangi kaca yang ada di atas meja, melihat wajahnya yang terdapat bercak memar bekas pukulan dan tamparan yang dilakukan oleh Ibu tiri dan adik laki-laki tirinya. Begitulah kehidupannya setelah Ayahnya memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita penyihir itu, dia bahkan ikut tidak mempedulikan anak gadisnya itu.
Gadis bernama Dahyun Kim itu melirik ke arah jam weker di sampingnya. Matanya mengerjap dan seketika ia langsung membereskan beberapa barang bawaannya ke dalam tas.
"Aku baru ingat, hari ini akan ada festival musik di kampus. Aku harus datang lebih awal agar dapat spot yang bagus untuk melihat penampilannya." gumam Dahyun lalu dengan cepat melangkahkan kakinya menuju pergi kampus tanpa tahu apa yang akan menimpanya ketika dia pulang ke rumah nanti.
Sesampainya disana, senyumnya mengembang sempurna. Ia berhasil mendapat spot yang bagus untuk melihat pertunjukan itu. Alasan Dahyun bersemangat dengan festival musik itu karena dia menunggu penampilan seseorang yang sudah dapat ia pastikan akan ikut tampil di acara itu. Benar saja, di pertengahan acara wajah Dahyun terlihat sumringah saat melihat sosok yang ia tunggu telah berdiri di atas panggung dan bersiap untuk tampil.
Sosok itu adalah Jungkook Jeon, mahasiswa jurusan seni yang sangat terkenal karena tampang dan suaranya yang sangat menawan. Terlepas dari tampangnya yang memang tampan, alasan Dahyun sangat mengaguminya karena suaranya yang sangat indah ketika bernyanyi. Ketika mendengarnya bernyanyi, luka-luka yang ada di tubuh Dahyun seketika tidak terasa sakit sama sekali. Suara Jungkook sudah seperti penyembuh tersendiri bagi rasa sakitnya. Hari ini dia sangat beruntung ditengah banyaknya fans Jungkook yang juga ingin melihat penampilannya, Dahyun yang memang mendapat spot yang bagus sesekali berhasil beradu pandang Jungkook dan hal itu tentunya membuat pipi Dahyun memanas dan sedikit salah tingkah.
—
Dahyun melangkahkan kakinya pulang dari kampus dengan senyuman lebarnya, rasa sakit di tubuhnya seketika benar-benar terasa seperti menghilang usai mendengar mendapatkan penyembuhnya. Namun saat dirinya membuka pintu rumah, raut wajahnya langsung kembali berubah datar ketika melihat Ibu dan adik laki-lakinya menatapnya dengan tajam. Dengan cepat Ibunya menjambak rambut Dahyun untuk meluapkan kekesalan yang dia rasakan tanpa mempedulikan Dahyun yang merintih kesakitan.
"Kau sudah bosan hidup, hah? Ingin menyusul Ibumu? Kenapa kau tidak membuatkan sarapan untukku dan anakku? Kau sengaja ingin membuat kami mati kelaparan!!" murkanya sambil mengencangkan jambakannya pada rambut Dahyun.
"Ti—tidak, aku lupa. Maaf.. Aku benar-benar lupa..." ringis Dahyun sambil berusaha melepaskan diri dari jambakan Ibunya.
"Kau memang selalu pintar beralasan! Tidak ada kata maaf untukmu, anak sialan!!"
"AAKKHHH...."
Dahyun berteriak kesakitan setelah botol soju yang ada di tangan kanan Ibu tirinya itu melayang mengenai kepalanya. Perlahan darah segar mulai menetes dari pelipisnya, Dahyun mengatur deru nafasnya menahan sakit dan amarah sambil menatap Ibu tirinya tak kalah tajam. Dengan cepat ia merampas botol soju yang ada di tangan kirinya dan berlari kencang sejauh mungkin meninggalkan rumah itu. Dirinya benar-benar sudah tidak kuat menahan semua siksaan yang kembali diberikan oleh Ibu tirinya itu.