[1] awal sebuah kisah

19 2 8
                                    

"di dunia ini kita sama. Jika kau ingin lebih menghilang lah dari bumi"
.
.
.

Ini cerita pertama aku. Jadi kalau masih ada yang kurang bisa coment kok✌️

Jangan lupa tekan ⭐ buat aku jadi lebih semangat buat lanjutin cerita ini.

。◕‿◕。

Gadis itu tengah berjalan menyusuri jalanan yang ramai.
Banyak yang melihatnya iba ataupun menganggap gadis itu aneh.

Lihatlah gadis itu pakaian yang sedikit kusut, mata sembab, dan banyak memar ditubuhnya.

Gadis itu berjalan tanpa tujuan. Mengingat ia tak ingin lagi tinggal dirumahnya. Karena baginya rumahnya adalah neraka, bahkan lebih.

Dinginnya udara malam, dan terdengar sedikit guntur. Membuat suasana lebih menyedihkan untuknya.

"Gue sekarang harus kemana?" tanya gadis itu kepada diri sendiri. Menyewa kost? Ia pun tak membawa uang sepeserpun, ia hanya membawa baju yang melekat ditubuhnya dan kalung biasa yang harganya sepuluh ribuan yang ada di pasar.

Gadis itu menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri, dan pada akhirnya-

Brakkk

Tubuhnya sedikit terpental, dan tak sadarkan diri.

◉‿◉

"Awhhh" rintih gadis itu saat ia sadarkan diri.
Melihat sekeliling kamar yang didominasi oleh warna abu abu. Ruangannya terasa dingin dan sangat luas.

Gadis itu hendak beranjak dari ranjang, namun terhenti karena suara pintu yang terbuka.
Di ambang pintu masuk seorang laki laki tegap dan sangat tampan?.

"Lo udah bangun?" Tanya laki laki itu.

"I-iya. humm, l-lo siapa? Kenapa gue ada disini?" Tanya gadis itu gugup.

"Kenalin nama gue Axel Moiston, panggil aja Axel. Dan Lo?"

"Ah gue-nama gue Alexa Dromin, panggil aja Lexa atau Alexa-"
"-hmm k-kalau boleh tau kenapa gue bisa ada disini?"

"Lo gak inget?" Tanya Axel yang dijawab gelengan kepala dari gadis yang bernama Alexa itu.

"Kemarin Lo gak sengaja gue tabrak" terang Axel.

"Maaf udah ngerepotin. G-gue harus pergi sekarang" pamit Alexa namun ditahan oleh Axel.

"Rumah lo dimana, nanti biar bodyguard gue yang nganterin"

"Gak usah. Gue pergi sekarang. Terimakasih dan maaf udah ngerepotin" pamit Alexa lagi.

"Apa kau tahu nona? Tak mudah bagi orang yang sudah masuk rumah ini, dan keluar dengan aman. Kau mau aku buat menderita?" Tanya Axel dengan nada menyeramkan.

Alexa sangat terkejut dengan ucapan Axel tadi. Mengapa ia berubah? Tadi ia berbicara sangat lembut dan manis. Tapi sekarang? Ia terlihat menyeramkan.

"Ke-kenapa?" tanya Alexa gugup.

"Kau tahu siapa aku-" tanya Axel yang dijawab dengan gelengan kepala.
"-aku adalah penguasa negara New York" terang Axel.

"Tolong biarin gue pergi" mohon Alexa.

"Tidak sebelum kau mambayar karena aku telah menolong mu kemarin"

"Aku tidak punya uang"

"Tidak aku tidak butuh uang. Kau cukup menjadi asisten pribadi ku"

"Baiklah. Tapi sampai kapan?"

"Tak lama hanya setengah tahun saja. Bagaimana?"

"Baiklah"

"Tapi aku hanya punya baju ini. Aku tidak mempunyai baju yang sopan" jujur Alexa.

"Gue udah suruh art yang beli. So, ini kamar Lo dan gue. Yang artinya kita akan tidur satu ranjang" terang Axel, membuat Alexa terkejut.

"Sa-satu ranjang?-" di angguki oleh Axel.
"-apa tidak ada kamar lain? Atau aku bisa tidur bersama art disini"

"Big no! Disini Lo asisten pribadi gue. Jadi, Lo harus nurut terhadap gue. Paham?"

"Pa-paham"

Haiiii🖐🏽 every all. Ini cerita pertama gue loh. So, kalau masih ada yang kurang berkenan ya bilang aja di komen. Keluarkan dan curahkan tanggapan kalian di komen. Karena dipendam sendiri itu gak baik.

Oh iya gue juga mau bilang lagi buat tekan ⭐ or vote. Biar gue tambah hwaiting lah buat lanjutin ini cerita.

Dan satu lagi tugas kalian nih para readers yang baca, sebar juga ya link cerita ini buat temen, kakak, adik, keluarga, dan jangan lupa yang punya pacar kasih tau pacarnya.

Oke segitu aja bacotan dari gue see u next chapter 🖐🏻. Bubayyy🖐🏻:-)

Salam dari gue yuyututa I LOVE YOU READERS💚

Lanjut? Coment yang banyak ya😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[1] Story In New YorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang