Gazebo Tengah Taman

303 45 2
                                    




Menurut kalian, apakah warna yang tepat untuk melambangkan cinta?

Pink? 💘


Merah? ❤️


Atau mungkin, putih? 🤍


Sebagian berkata, pink adalah warna yang tepat. Romantis, lucu, imut, lembut. Seperti cinta.

Merah layaknya api membara, itu juga tepat. Cinta itu intens, meneror diri kalian tanpa kalian sadari. Selain itu warna jantung, warna organ hati pun merah pula. Mawar yang merupakan bunga paling sering diberikan di hari kasih sayang juga berwarna merah. Maka merah merupakan warna paling melekat apabila kita membicarakan perihal cinta.

Tak sedikit pula yang menganggap cinta itu putih. Murni, polos, tidak menuntut. Seperti cinta orangtua pada anaknya, cinta dalam keluarga, cinta di masa kanak-kanak, dan cinta pertama.

Kalian bisa memberikan berbagai pendapat serta filosofi kalian, tapi bagi Ohm Pawat Chittsawangdee, cinta itu abu-abu.

Abu-abu adalah cinta.


Memang membingungkan. Di saat orang-orang mengasosiasikan warna-warna cerah nan lembut untuk cinta, namun tidak untuk Ohm. Meski begitu, abu-abu memang punya kisahnya tersendiri.

🖤🤍🖤

Semua berawal dari Ohm yang menjalankan aktivitas rutinnya, berjalan kaki untuk berangkat ke sekolah. Tempat itu memang dekat dengan rumah, jadi Ohm memutuskan tidak menggunakan kendaraan apapun untuk sampai ke sana. Bahkan tidak pula dengan sepeda. Ia bilang, sekalian saja supaya berolahraga setiap pagi.

Ohm selalu mengambil rute memutar dengan melewati taman komplek dekat rumahnya. Ia suka menghirup udara sejuk pagi hari, dan taman komplek selalu sepi pada jam-jam tersebut. Kadangkala kalau ia malas untuk sarapan di rumah, Ohm akan membeli beberapa jajanan di dekat sana, lalu menikmati hidangannya dikelilingi bunga dan tanaman hijau di taman.

Hari itu langit mendung, dan sialnya Ohm lupa membawa payung. Baru setengah perjalanan menuju sekolah, hujan sudah lebih dulu turun membasahi bumi. Mau tidak mau ia terpaksa berteduh di tempat terdekat yang dapat dicapainya.

Gazebo tengah taman.

Di sana pula, Ohm bertemu dengan pemuda itu.

Nanon Korapat Kirdpan. Artis muda Thailand yang tengah naik daun.

Yang pertama kali terbersit dalam pikiran Ohm adalah; ah, betapa manisnya lelaki itu. Kulitnya bersih, seperti buah zaitun yang matang dengan bagus. Rambutnya, meski setengah basah namun terlihat lembut dan halus. Wajahnya bulat dengan pipi chubby yang menggemaskan. Meski begitu, ia sama sekali tidak gemuk seperti yang biasa dikatakan oleh orang-orang di televisi. Malahan tubuhnya terlihat ideal, mengingat tinggi lelaki itu tak jauh berbeda dengannya.

Tapi yang paling menarik perhatian Ohm adalah lesung pipinya.

Kala pemuda itu tersenyum sedikit, atau saat ia bergumam pelan, lesung itu akan langsung nampak. Membuat Nanon terlihat sekian kali lipat lebih manis dan lucu.

Nanon mengenakan hoodie lusuh berwarna abu-abu. Hoodie itu longgar, sedikit kebesaran di tubuhnya yang tinggi semampai. Sepertinya sedang berjalan-jalan pagi. Apakah ia tidak sekolah? Ohm menyimpan pertanyaan itu untuk dirinya sendiri.

Lelaki manis itu duduk diam di pojok dengan kepala tertutup lidah hoodie, sedikit menunduk.  Bersandar pada kaca-kaca gazebo yang berembun. Melamun menatap buliran air yang turun.

― pirau ―Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang