PROLOG

331 67 9
                                    

Sasha sedang berjalan kaki menuju rumahnya. Matanya dibasahi air mata sejak pulang dari sekolah. Pacarnya, lelaki yang disayanginya dengan tulus, tiba-tiba saja mengakhiri hubungan mereka dengan alasan yang tidak jelas.

Padahal hubungan ini sudah berjalan selama hampir 3 tahun, sejak hari pertama MOS SMP hingga menjelang kelulusan saat ini. Parahnya lagi, sahabatnya sendiri ternyata adalah pelaku dari kandasnya hubungan cinta mereka.

Sasha benar-benar dibuat patah hati.

Ia terlalu banyak melamun hingga tidak menyadari kemana arah langkah kaki menuntunnya sejak tadi. Saat tersadar, ia sudah berada di tempat asing yang belum pernah ia kunjungi. Padahal hari sudah mulai sore, dia harus segera pulang agar keluarganya tidak khawatir.

Sasha membuka lockscreen ponselnya, berniat mencari lokasinya saat ini dan arah pulang lewat GPS. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara ribut yang datang dari gang di sampingnya.

Sasha takut, tapi ia juga penasaran. Dan rasa penasarannya itu, akhirnya mengalahkan ketakutannya.

Sasha mengintip dari balik pagar, dilihatnya sekelompok pelajar yang sepertinya sedang tawuran. Mereka masih menggunakan seragam sekolah, meskipun membawa banyak senjata. Dilihatnya lagi satu anak yang mungkin berasal dari sekolah lawan mereka, sedang dikeroyok ramai-ramai.

Sasha merasa tidak tega, ia harus membantu pria itu, tapi bagaimana caranya?

Aaa, Sasha dapat ide!

Sasha membuka aplikasi youtube dari ponselnya, mencari video sirine mobil polisi, dan memutar video itu. Tak lupa volume ponselnya ia besarkan hingga maksimum sehingga terdengar suara sirine yang memekakkan telinga. Memang ponsel Sasha ini memiliki volume suara yang dahsyat, tidak heran teman-temannya selalu meminjam ponselnya ketika ingin memutar lagu atau menonton film di kelas.

"Pak polisi, itu tawurannya di sebelah sana pak!" Sasha berteriak seolah sedang berbicara dengan polisi, sehingga para pelajar itu panik dan menghentikan aksinya.

Mereka langsung pergi meninggalkan pria itu sendiri. Senakal-nakalnya, mereka tetap tidak ingin dijebloskan ke penjara. Jadi menurut mereka lebih baik cari aman saja, meskipun belum tentu itu benar-benar bunyi sirine polisi yang datang. Setelah mereka pergi, Sasha langsung menghampiri pria itu, menanyakan kondisinya.

"Kamu gapapa?" Tanya Sasha kepada pria yang sedang selonjoran di jalanan.

Pria itu tidak menjawab dan hanya menatapnya tajam, mengisyaratkan Sasha untuk menjauh darinya. Dia adalah Wayan, preman dari SMP Pelita yang terkenal sadis.

"Ih kok mereka jahat banget sih? Sasha ga suka deh!" Lanjut gadis itu, benar-benar tidak peka dengan aura hitam yang dikeluarkan Wayan.

"Ini berdarah, tapi aku ga bawa plester luka, gimana dong?"

Plester luka terakhir yang ia punya sudah dia berikan kepada sahabatnya yang terjatuh pagi ini. Sasha dengan baik hatinya menolong gadis itu, tanpa tahu bahwa sahabatnya sudah mengkhianatinya. Gadis itu berselingkuh dengan pacar Sasha, yang menjadi alasan pria itu memutuskan hubungan mereka.

Mengingat kejadian pagi tadi, Sasha jadi sedih lagi.

"Eh, tapi aku bawa sapu tangan sih," Sasha teringat dengan benda yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.

Gadis itu lalu membuka tasnya, mencari-cari sapu tangan kesayangannya. Neneknya memberikan sapu tangan itu sebagai hadiah ulang tahun Sasha yang ke-5, sekaligus menjadi hadiah terakhirnya sebelum meninggal 10 tahun yang lalu. Karena itu, sapu tangan berwarna merah jambu ini sangat berharga bagi Sasha.

"Nah, bener kan ada. Lukanya ditutup pakai ini dulu ya, sampai rumah lukanya dibersihin pakai air mengalir, atau pake alkohol juga boleh. Tapi perih banget, waktu itu Sasha pernah nyoba soalnya." Penjelasan Sasha malah merembet ke pengalaman pertamanya mengoleskan alkohol di atas lukanya.

"Abis itu dilap biar ga basah, terakhir tutup pake plester luka deh, hehehe." Sasha mengakhiri sesi 'kiat-kiat untuk mengobati luka' darinya.

Pria itu hanya memandangnya takjub, bagaimana mungkin seorang gadis yang tampak lugu dan polos di depannya ini ternyata secerewet itu?

Namun, tak dipungkiri ocehan gadis itu mampu membawa kembali senyuman di wajahnya, untuk pertama kali sejak beberapa tahun yang lalu.

Tanpa ia sadari, Wayan si preman paling ditakuti itu sudah terpesona dengan gadis polos bernama Sasha.

Tanpa ia sadari, Wayan si preman paling ditakuti itu sudah terpesona dengan gadis polos bernama Sasha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Introduce:

Introduce:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[A/N] Hi semua yang baru membaca cerita ini, selamat datang heheh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[A/N] Hi semua yang baru membaca cerita ini, selamat datang heheh. Thanks ya udah baca cerita ini, kalian bisa banget loh baca cerita Sasha dan Wayan juga di Bobrok Classmate, ada lumayan banyak momen mereka di sana.

🧡

(PHS)Innocent Girl and Her LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang